Debat Capres dan Cawapres Paslon satu dan dua akan dimulai hari Kamis (17/1/2019). Saya sambil ngopi berpikir, dalam debat masalah korupsi, jawaban sebaiknya, simpel, karena waktu pendek dan harus diperkuat dengan data. Di sini paslon-01 sepertinya akan lebih unggul, datanya lebih lengkap.
Menurut anggtota BPN Paslon-02, Habiburokhman, salah satu kisi-kisi pertanyaannya, terkait pencegahan dan penindakan dalam konteks pemberantasan korupsi.
Menurut dia, Prabowo-Sandi nantinya akan menguatkan kedua aspek baik pencegahan dan penindakan dalam pemberantasan korupsi. Sebab, kedua aspek pemberantasan korupsi itu harus berjalan beriringan.
Dalam debat Kamis nanti, perlu dipahami bahwa korupsi di sini complicated sudah bukan budaya lagi tetapi komoditas. Saya dalam beberapa artikel pernah menulis masalah korupsi. Karena itu paham, prioritasnya, preventif atau represif yang didahulukan, menurut saya belum tentu harus beriringan seperti teori BPN itu. Banyak faktor-faktor yang memengaruhinya.
Nah, tanpa data yang akurat, maka Paslon-02 tidak akan bisa menjelaskan secara sederhana, ini berarti nanti dinilai oleh pemirsa mereka tidak memahami inti masalah.
Petahana sudah satu periode menangani masalah korupsi yang bak gurita, belalainya menyentuh eksekutif, legislatif dan bahkan yudikatif.
Saya jadi teringat kata-kata bijak dari Albert Einstein, "If you can’t explain it simply, you don’t understand it well enough."
Tidak usah muluk-muluk, sederhana, tapi realistis, lagi pula waktunya terbatas.
Kira-kira begitu, salam...
***
Marsda Pur Prayitno Ramelan, Pengamat Intelijen
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews