Upaya menjaga stabilitas nasional tidak pernah terlepas dari peran vital Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). Dalam situasi pasca demonstrasi yang sempat merebak di sejumlah wilayah tanah air, sinergi kedua institusi ini kembali menegaskan perannya sebagai pilar utama penjaga keamanan, persatuan, dan kedaulatan bangsa.
Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah, menegaskan bahwa hingga saat ini TNI dan Polri tetap solid dalam menjaga stabilitas serta keamanan nasional. Menurutnya, konsistensi dan kesetiaan kedua lembaga ini dalam menjalankan amanat konstitusi menjadi bukti nyata bahwa pertahanan dan keamanan negara berada di jalur yang tepat. Soliditas ini, kata Freddy, bukan hanya simbol kerjasama institusional, melainkan sebuah ikatan yang lahir dari kesadaran bersama akan pentingnya menjaga kedamaian rakyat dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hal senada disampaikan oleh Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, S.I.K., yang menegaskan bahwa Polri berkomitmen memperkuat sinergi dengan TNI dalam mengawal stabilitas pasca aksi demonstrasi. Ia menekankan bahwa setiap langkah pengamanan yang dilakukan aparat selalu dijalankan dengan prinsip profesionalisme dan humanisme, mengutamakan perlindungan warga sipil, menjaga fasilitas umum, serta mencegah potensi tindakan anarkis yang dapat merugikan masyarakat luas.
Brigjen Trunoyudo juga menambahkan bahwa kerja sama yang terjalin bukan sebatas retorika, melainkan diwujudkan dalam aksi nyata di lapangan. Patroli gabungan skala besar, pengawasan pos keamanan terpadu, hingga koordinasi cepat dalam menghadapi situasi darurat menjadi bagian integral dari sinergi tersebut. Melalui langkah-langkah ini, masyarakat di berbagai daerah dapat kembali merasakan ketenangan dan keyakinan bahwa negara hadir di tengah-tengah mereka.
Sementara itu, Brigjen Pol Naek Pamen Simanjuntak, selaku Karoprovos Divpropam Polri, menekankan pentingnya koordinasi yang erat antara TNI dan Polri dalam mengawal aktivitas warga. Ia menilai, kolaborasi ini menjadi benteng pertahanan yang mampu mencegah eskalasi konflik pasca demonstrasi. Dengan adanya patroli gabungan dan pos pengawasan yang terintegrasi, potensi kerusuhan dapat ditekan seminimal mungkin, sehingga hak masyarakat untuk hidup tenang, aman, dan nyaman tetap terjamin.
Lebih jauh, Naek Pamen menggarisbawahi bahwa kehadiran aparat di lapangan bukan sekadar untuk mengamankan wilayah, melainkan juga menjadi simbol perlindungan bagi rakyat. Menurutnya, masyarakat harus merasa terlindungi oleh aparat negara, bukan justru merasa terancam. Karena itu, TNI dan Polri senantiasa berupaya untuk menampilkan wajah yang humanis, dekat dengan rakyat, serta tegas terhadap pihak-pihak yang mencoba mengganggu stabilitas.
Sinergi TNI dan Polri memiliki dimensi strategis yang lebih luas, tidak hanya sebatas meredam potensi kerusuhan. Kerja sama ini juga memainkan peran penting dalam menjaga keutuhan bangsa di tengah arus globalisasi, perkembangan teknologi informasi, serta ancaman infiltrasi ideologi transnasional yang berpotensi memecah belah persatua9n nasional. Dengan soliditas yang kokoh, kedua institusi ini menjadi garda terdepan dalam menangkal segala bentuk ancaman yang bisa melemahkan NKRI dari dalam maupun luar.
Keberhasilan menjaga stabilitas tidak terlepas dari dukungan masyarakat. Kesadaran kolektif untuk menghormati aturan hukum, menyalurkan aspirasi dengan damai, serta tidak mudah terprovokasi isu-isu menyesatkan di media sosial menjadi bagian penting dalam membangun keamanan nasional. TNI dan Polri selalu membuka ruang dialog dengan masyarakat, terutama dalam memberikan pemahaman mengenai pentingnya ketertiban umum. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk menjaga keseimbangan antara kebebasan demokratis dengan tanggung jawab menjaga keamanan bersama.
Dalam konteks global, sinergi TNI-Polri juga memperlihatkan bahwa Indonesia memiliki sistem pertahanan dan keamanan yang tangguh. Ketika banyak negara lain menghadapi instabilitas akibat konflik internal, Indonesia justru mampu menunjukkan stabilitas yang relatif terjaga. Kondisi ini pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan dunia internasional terhadap iklim investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Tidak dapat dipungkiri, demonstrasi adalah bagian dari dinamika demokrasi. Namun, ketika aksi tersebut berubah menjadi anarkis, maka yang paling dirugikan adalah masyarakat itu sendiri. Fasilitas umum yang rusak, pelayanan publik yang terganggu, hingga keresahan sosial yang tercipta hanyalah sebagian kecil dari dampak negatif aksi yang tidak terkendali. Di titik inilah peran TNI dan Polri menjadi krusial, yaitu memastikan bahwa aspirasi tetap dapat tersampaikan, tetapi tanpa harus mengorbankan stabilitas nasional.
Ke depan, sinergi TNI-Polri diyakini akan terus diperkuat. Kolaborasi lintas sektor, penggunaan teknologi keamanan modern, hingga pendekatan persuasif kepada masyarakat akan menjadi strategi utama dalam menghadapi ancaman kerusuhan. Dengan kombinasi ketegasan dan humanisme, TNI dan Polri akan tetap menjadi perekat persatuan bangsa, yang memastikan Indonesia tetap berdiri tegak menghadapi berbagai tantangan zaman.
Dengan demikian, stabilitas nasional bukan hanya menjadi jargon, melainkan sebuah kenyataan yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Di tengah dinamika politik, sosial, dan ekonomi yang terus berubah, sinergi TNI-Polri menjadi pilar kokoh yang menjaga agar NKRI tetap aman, damai, dan berdaulat.
*) Pemerhati sosial
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews