Pengambil alihan TMII semata menyelamatkan asset negara. Tidak ada alasan lain.
Langkah pemerintah mengambil alih TMII dari tangan keluarga Cendana, adalah langkah awal yang menutup kemungkinan pusat rekreasi itu dibegal.
Maklum kan, sekarang ini zamannya begal-begalan. Gak hanya motor. Partai politik aja dibegal.
Kenapa kita berprasangka demikian?
Sebab yang menggugat anak-anak Soeharto itu Mitora Pte.Ltd yang jualannya apa tidak jelas.
Dalam laman www.sgpbusiness.com disebutkan bahwa Mitora itu sebuah PT bergerak dalam bidang layanan konsultan manajemen dan didirikan pada tanggal 13 Maret 2002.
Siapa pemiliknya tidak diketahui. Hingga besar kemungkinan Mitora sebenarnya perusahaan cangkang.
Yang kemungkinan besar juga dimiliki oleh orang-orang Indonesia juga.
Atau boleh juga kita berspekulasi bahwa sebenarnya Mitora itu milik keluarga Cendana juga.
Jadi gugatan itu jika menang, keluarga Cendana secara legal memiliki TMII lewat kepemilikan tidak langsung.
Sekali lagi ini spekulasi yang harus dibuktikan kebenarannya.
Namun dilihat aksi pemerintah yang sejak Januari bahkan mungkin tahun kemarin merencanakan pengambil-alihan, agaknya masalah TMII menjadi serius.
Bisa jadi pemerintah khawatir, TMII dibegal melalui cara-cara legal dan asset ratusan hektar milik negara beralih ke swasta.
Jadi harus diantisipasi sejak awal.
Dan pastinya, pemerintah tahu benar siapa pemilik Mitora dan latar belakang gugatannya. Hanya saja, data kepemilikan Mitora tidak disebarkan ke publik.
Dari sini jelas bahwa pengambil alihan TMII semata menyelamatkan asset negara.
Tidak ada alasan lain.
Bukan alasan dari analisa mbelgedes para influencret yang cuma bisa teriak kodran kadrun yang kemudian diamini para budak cintanya, yang mengatakan pengambil-alihan TMII adalah langkah catur Jokowi mematikan keluarga Cendana. Di saat organisasi Islam radikalis dipreteli dan dilarang.
Sebab jika memang itu agenda pak Jokowi, keluarga Cendana sekarang ini hidupnya cuma tinggal kolor doang.
***
.
.
.
.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews