Indonesia pasca Jokowi harus lebih baik lagi, kalaul belum siap rakyat bisa memohon kepada Jokowi agar masih mau bertahan, karena kalau dilepas Indonesia bisa berantakan.
Indonesia sudah mencetak 7 presiden dengan reputasi masing-masing, namun sejatinya yang berkiprah terukur hanya 4, karena zaman Habibie, Gus Dur dan Megawati, mereka hanya di jadikan presiden antara. 6,5 thn masa pemerintahan untuk 3 presiden tidak bisa jadi ukuran sebuah keberhasilan. Hanya spot prestasi yg tercatat.
Soekarno, proklamator Flamboyan berkuasa 20 tahun menjadikan Indonesia negara yang baru merdeka disegani dunia, dengan konsep Non Block, Indonesia bebas aktif ikut membangun tataan dunia. Sayang Soekarno dihabisi Amerika dibantu pengkhianatan dari dalam.
Soeharto, berkuasa 32 tahun karena diturunkan, kalau tidak dia akan menjadi presiden seumur hidup dari sebuah politik utak atik yang licik.
Soeharto-lah yang membangun pondasi hukum nepotisme, koncoisme, dan korupsi yang seolah dilegalkan. Budaya itu yang mengendap di dasar akhlak dan membuat permukaannya rusak. Ingat orba itu perusak Indonesia.
Jeda 6,5 tahunn Indonesia ketiban pulung, masuk lagi murid jeniusnya Soeharto. SBY adalah presiden yang gayanya copy paste dengan Soeharto, dia menghidupkan orba jilid 2.
SBY adalah presiden tanpa konsep, infrastruktur dan ketimpangan Indonesia Barat dan Timur seolah dibakukan, subsidi BBM Dan BLT hanya menyenangkan orang di pulau Jawa saja.
Subsidi BBM selama pemerintahannya menghabiskan dana Rp1.300 T, namun harga BBM di Papua tetap saja Rp50-75 ribu per liter bensin. Baru Jokowilah yang bisa membuat harga sama seperti daerah lainnya.
Jokowi yang melakukan pemerataan, kok bisa, ya tergantung political will nya, kalau untuk pencintraan ya memang enak di Jawa, karena jumlah penduduknya dihuni oleh 60% populasi Indonesia.Tapi sebagai pemimpin jauh dari keadilan, terus ngapai punya Pancasila.
Jadi begitu terang benderangnya kehadiran Jokowi yang membawa perubahan mendasar, hal-hal yang seharusnya sudah sejak lama dilakukan tapi diabaikan.
Jokowi membereskan pembangunan Jalan, Bendungan, Ketertiban Harga Pangan, dan Infrastruktur yang bisa diakses rakyat, termasuk Kesehatan.
Jokowi Pemimpin, iya Jokowi itu pemimpin, yang lalu itu Chaplin. Bukan meratakan pembangunan malah kemaruk rekaman.
Soeharto dan SBY adalah contoh buruk pemimpin Indonesia, semoga tidak lagi terulang dalam waktu mendatang.
Memasuki tahun ke 7 masa jabatannya Jokowi makin memberi rasa aman rakyatnya, inilah yang membuat sebagian besar warga menjadi tanda tanya siapa yagg bisa menggantikannya. Apakah penerusnya akan sama pemikiran dan etos kerjanya, dst.
Ada beberapa isu yang sudah dicoba dilempar walau tidak berani terang-terangan, ada PS dan Puan, ada Anis dan Susi, ada Ganjar, RK, dsb.
Dari sekian nama ada pemain lama langganan gagal nyapres yaitu PS, kita yakin dia tetap kemecer mau ikut lagi, dia adalah sosok yang begitu gilanya ingin jadi kepala negara.
Sosok yang gagal di tentara, gagal berumah tangga, gagal nyapres, tapi masih terus ngences.
Patut di waspadai karena track recordnya, walau sekarang tak bersuara, dia bak macan yang mengendap mengintip mangsa, dia akan mencabik Indonesia dengan caranya.
Bagaimana mungkin dia bisa meneruskan cara kerja Jokowi yang nyaris sempurna khususnya dari niat rakus memperkaya diri dan membesarkan kroni tanpa henti.
PS bisa dipercaya, Wallahu a'lam. Tapi kan ada Puan sebagai pasangan yang digaungkan, emang Puan bisa menahannya, di kepret iya.
Ingat PS itu manusia yang lahir di atas karpet merah, tak pernah hidup berdarah-darah, dan susah. Lain dengan Jokowi yang lahir di bantaran kali sehingga dia bisa berempati bagi rakyat kecil yang selalu terkucil.
Jadi seperti analisa kita sebelumnya bahwa PS hanya bisa ditahan oleh Jokowi dan Ahok bila memungkinkan. Andai PS maju, Jokowi harus lanjut atau Ahok bisa menohok kalau tak mau Indonesia tercerabut.
Andai Jokowi sekali lagi, atau Ahok hadir dan PS masih tetap menunggu usianya saat itu sudah masuk 78 tahun, atau 83 tahun.
Dan saat itu anak muda yang punya potensi semakin banyak dengan ln kematangan yanh meyakinkan, sehingga Indonesia makin banyak pilihan menggantikan pemimpin yang meninggalkan pondasi kebenaran, bukan pemimpin kayak preman, apalagi yang baperan.
Kita harus ekstra hati-hati memilih ganti Jokowi, jangan seperti Jakarta, terkecoh oleh drama agama, sekarang malah celaka, karena pemimpinnya lebih jelek dan punya Rai gedek.
Indonesia pasca Jokowi harus lebih baik lagi, kalaul belum siap rakyat bisa memohon kepada Jokowi agar dia masih mau bertahan, karena kalau dilepas Indonesia bisa berantakan.
Semuanya tergantung suka dan tidaknya Tuhan kepada Indonesia. Semoga Tuhan masih suka. Insyaallah..
**"
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews