Pada 22 Mei 2019 yang lalu Pengumuman Pemenang Hasil Pemilu 2019 telah dilewati dan KPU menetapkan Presiden dan wakil presiden terpilih yaitu Joko Widodo dan Maruf Amin yang telah mengantongi legitimasi rakyat melalui pemungutan suara pada 17 April 2019 kemarin.
Pada 20 Oktober 2019, sesuai amanat dan ketetapan KPU, Jokowi dan Maruf Amin akan dilantik sebagai presiden dan wakil presiden terpilih sesuai demokrasi konstitusional.
Sebagai bangsa yang demokratis, kita harus menjunjung tinggi kedaulatan rakyat yang konstitusional. Namun sayangnya sejak pengumuman pemenang Pemilu oleh KPU sampai menjelang pelantikan masih saja banyak kelompok gerakan masyarakat masih melakukan provokasi dengan berbagai cara seperti peredaran hoax maupun fitnah, serta serangkaian ujaran kebencian hingga pada akhirnya isu SARA juga turut mewarnai peristiwa jelang pelantikan yang berdampak mempengaruhi persatuan dan perdamaian bangsa.
Berita hoax nyatanya tidak hanya menjadi berita saja, jika berita tersebut di share ke publik, maka tak sedikit pula yang mempercayainya. Padahal Indonesia telah lama hidup dalam perbedaan dan keberagaman, derasnya arus berita hoax terutama di media sosial tentu amat sangat meresahkan dan dapat berakibat fatal seperti munculnya konflik yang menimbulkan korban jiwa.
Salah satu kebiasaan masyarakat Indonesia adalah, senang memviralkan sesuatu yang cenderung memberitakan hal yang negatif, baik berupa foto ataupun video. Jika video atau foto itu disebarkan, maka dalang kerusuhan tersebut akan semakin senang, karena keinginan untuk membuat ketakutan di tengah masyarakat telah berhasil.
Akibatnya polarisasi rakyat terbentuk dengan tajam. Dalam kaitan tersebut penegakan hukum diuji untuk tegas bertindak. Kita semua harus memiliki sifat hormat terhadap asas demokrasi dan supremasi hukum . Di era sekarang, dimana media mempunyai peranan besar mengawal segala proses demokrasi yang konstitusional dan beradab harus tampil terdepan memberikan literasi dan pencerahan kepada masyarakat agar ruang partisipasi demokrasi masyarakat dapat dilakukan secara konstitusional damai dan bermartabat
Media seharusnya dapat dimanfaatkan sebagai mata dan telinga masyarakat dalam mengambil kesimpulan berdasarkan informasi dari sumber yang kredible, yang betul-betul objektif dan bukan informasi yang manipulatif bahkan fitnah. Untuk itu, disinilah pentingnya peran media sebagai salah satu instrumen pendidikan politik kewarganegaraan untuk konsisten memberitakan dan memberikan literasi kepada masyarakat dengan menyajikan pemberitaan yang mendorong akal sehat masyarakat agar menolak dan tidak terprovokasi berbagai upaya disinformasi yang bertujuan salah satunya menghambat agenda nasioanal seperti pelantikan Presiden yang terpilih secara demokratis dan konstotusional melalui proses demokrasi yang sudah berjalan dengan baik dan dipuji oleh bangsa lain.
Media harus memainkan peran pentingnya dalam rangka mencegah berbagai upaya provokasi yang memecah belah bangsa yang bertujuan menghambat agenda nasional serta jalannya proses demokrasi yang konstitusional dengan konsisten serta optimal memberitakan konten-konten dan narasi yang menumbuhkan optimisme dengan mengajak semua komponen bangsa untuk merajut persatuan dan mensukseskan agenda nasional yaitu dengan suksesnya jalannya pelantikan presiden demi suksesnya keberlamjutan pembamgunan nasional dan kemajuan bangsa.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews