YALIMO – Papua adalah tanah damai yang hanya bisa maju bila masyarakatnya bersatu. Situasi keamanan di Elelim, Kabupaten Yalimo, yang sempat memanas kini berangsur kondusif. Pemerintah daerah bersama aparat TNI-Polri bergerak cepat melakukan langkah pencegahan agar kerusuhan tidak semakin meluas, sekaligus mengimbau masyarakat tetap menjaga persatuan dan tidak termakan isu provokatif.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Cahyo Sukarnito, menyampaikan bahwa dua pleton Brimob telah dikerahkan untuk memperkuat pengamanan di wilayah tersebut. Selain itu, penegakan hukum akan dilakukan secara tegas sebagai wujud negara hadir untuk memberikan rasa aman.
“Kami mengimbau masyarakat menahan diri, tidak main hakim sendiri, serta tidak terprovokasi isu yang tidak bertanggung jawab,” ujar Cahyo.
Keributan di Yalimo berawal dari perselisihan kecil antar dua siswa yang kemudian meluas menjadi aksi anarkis, menyebabkan kerusakan dan pembakaran fasilitas di sekitar sekolah. Aparat kepolisian yang merespons situasi sempat mendapat serangan dari massa hingga harus bertahan di Mapolres Yalimo. Meski demikian, aparat bersama pemerintah daerah terus melakukan langkah pencegahan agar peristiwa serupa tidak berulang.
Terkait kabar dugaan rasis yang beredar di media sosial, polisi menegaskan hal tersebut masih dalam penyelidikan. Polda Papua meminta masyarakat tidak mudah mempercayai informasi yang belum terverifikasi karena dapat memperkeruh keadaan.
Tokoh adat Elelim di Kabupaten Jayawijaya, Musa Yare, juga menyerukan agar masyarakat tidak mudah terhasut oleh isu provokatif. Ia menekankan pentingnya solidaritas untuk menjaga keamanan di wilayah Papua. “Mari kita menahan diri dan mengambil hikmah dari kejadian ini. Jangan terpengaruh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Persatuan dan perdamaian adalah fondasi membangun Papua yang lebih baik,” tegas Musa.
Sementara itu, Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Candra Kurniawan, membantah keras isu yang menyebut adanya penembakan oleh aparat TNI di Yalimo. Ia menegaskan kabar tersebut adalah hoaks yang disebarkan oleh kelompok separatis OPM untuk mengadu domba masyarakat dengan aparat.
“Jangan terhasut berita bohong. TNI bersama seluruh elemen pemerintah daerah bekerja menjaga keamanan dengan mengedepankan komunikasi dan pendekatan damai,” katanya.
Pemerintah, tokoh adat, dan aparat keamanan kompak mengingatkan bahwa menjaga persatuan adalah kunci utama menciptakan Papua yang aman dan damai. Masyarakat diimbau tidak terprovokasi hoaks rasis maupun propaganda yang bertujuan merusak kerukunan.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews