Menikmati kopi di coffee shop tentunya sudah biasa, namun bagaimana jika kopi tersebut dijajakan di pinggir jalan??
Berikut karya seorang mantan sopir travel, Ketut Astika atau yang akrab disapa Ketut Mayong yang berjualan kopi bermerk di pinggir jalan menggunakan sepeda gayung yang dimodifikasi sedemikian rupa.
Ketut Mayong mengatakan, bahwa tempat nongkrong di setiap Pagi banyak sekali masyarakat yang hadir, dari semua kalangan pebisnis hingga politisi yang di Bali.
"Saya bersyukur sekali kedai kopi mayong jadi tempat silaturahmi warga Bali, saya mangajak kepada warga Bali dan Indonesia. Mari coba Kopi Mayong pasti kamu akan mendapat pengalaman yang berbeda saat minum Kopi Mayong," jelas Ketut Mayong kepada media di Bali, Selasa (6/8).
Hadir juga saat ngopi pagi di Kopi Mayong, Made Muliawan Arya atau dikenal De Gadjah, dirinya mengatakan membangun Bali tidak bisa hanya seorang dan kelompok.
"Saya senang sekali ngopi pagi di Kopi Mayong. Tempat ini menjadi tempat nongkrong dan tempat tukar pikiran antara warga Bali.
Saya mengajak teman- teman mari kita gandengan tangan untuk membangun Bali bersama, semua itu kita lakukan untuk kemajuan Bali," jelas De Gadjah.
Sementara Dendi Satrio owner Bikini Garage mengungkapkan, bahwa wisatawan yang datang ke Bali kurang afdol kalau belum minum kopi di Kopi Mayong.
"Ada taste tersendiri ketika wisatawan datang ke Bali jika mencoba Kopi Mayong, tempat ini bakal terkenal di Indonesia dan Dunia. Jadi saat datang Ke Bali wajib sekali mencicipi Kopi Mayong," ungkap Dendi Satrio.
Ke Hadiran De Gadjah di dampingi oleh senior yang juga pengusaha di Bali antara lain Bapak Dino Dinata, Ajik Dewa dan masih banyak lagi Semeton Kopi Mayong lainnya.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews