Karena oposisi semacam ini akan melanjutkan kebodohan yang lebih parah apabila mendapat kesempatan berkuasa suatu saat
Sebagai warga DKI Jakarta yang memegang KTP DKI Jakarta.
Dan sebagai salah satu warga DKI yang memilih pak Anies dalam pilkada DKI kemarin.
Saya berhak bersuara meluruskan kebodohan orang-orang yang menyerang pak Anies di luar nalar.
Partai partai omong kosong yang hanya modal lipstik dan lips service begini yang merusak tatanan demokrasi yang sedang kita upayakan sehat.
Partai partai yang kehilangan orientasi berpolitik dengan narasi Narasi sehat yang mendidik. Partai partai yang modal nyaring tapi tong kosong.
Beroposisi pada dasarnya adalah hak setiap warga negara walaupun ybs tidak punya partai politik sekalipun.
Tapi beroposisi dengan cara cara bodoh adalah salah satu faktor kegaduhan dan keberisikan negara.
Oposisi yang cerdas adalah mereka yang mampu meyakinkan rakyat bahwa mereka adalah pilihan alternatif yang lebih baik daripada penguasa untuk melanjutkan pengabdian kepada rakyat.
Sedangkan oposisi bodoh adalah yang modal nyaring bunyi dan modal tausiyah tidak berguna hanya untuk terlihat kritis semata tanpa isi yang bisa dipelajari.
Oposisi bodoh adalah oposisi yang modal dengkul asal bunyi. Modal asal berteriak tapi tanpa ada ide dan gagasan yang cerdas yang bisa ditawarkan kepada rakyat yang tangible dan Narrative.Semua oposisi yang punya ciri-ciri begitu adalah oposisi bodoh yang jauh lebih berbahaya daripada penguasa bodoh.
Karena oposisi semacam ini akan melanjutkan kebodohan yang lebih parah apabila mendapat kesempatan berkuasa suatu saat.
Bukan hanya PSI, apapun partai yang ngaku oposisi tapi punya kriteria seperti diatas adalah oposisi bodoh. Apapun haluan ideologinya.
Baik dia berhaluan nasionalis maupun haluan agamis, baik dia ada di kebun sirih atau di Senayan. Idiot is idiot.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews