Oleh : Kurnia Sandi
Pemerintah melalui Badan Intelijen Negara (BIN) terus mengoptimalkan vaksinasi door to door untuk menjangkau masyarakat. Vaksinasi model ini adalah bentuk pelayanan terhadap rakyat agar mereka mendapatkan perlindungan dari Covid-19 secara cepat.
Apakah Anda sudah divaksin? Saat ini banyak sekali yang menyelenggarakan vaksinasi. Jika dulu hanya ada di Puskesmas dan Rumah Sakit, maka sekarang ada juga di aula universitas, lapangan, dll. Vaksinasi massal memang digalakkan karena berpacu dengan waktu. Makin cepat vaksinasi dilakukan maka makin banyak yang terproteksi dari corona, dan kita bisa bebas dari masa pandemi secepatnya.
Salah satu upaya untuk mendukung program vaksinasi nasional adalah dengan vaksinasi door to door. Vaksinasi yang digagas oleh BIN ini dilakukan langsung ke tengah masyarakat, dan nakes yang akan mendatangi mereka. Vaksinasi door to door sudah dilaksanakan di banyak provinsi di Indonesia dan diusahakan agar lebih luas lagi cakupannya, sehingga semua WNI, walau yang ada di pelosok sekalipun, sudah divaksin.
Presiden Jokowi menyatakan bahwa vaksinasi dor to door yang dilaksanakan secara jemput bola, mendatangi masyarakat, mendatangi rakyat, petugas datang dari rumah ke rumah, adalah bentu peyananan negara terhadap rakyat. Beliau juga memastikan vaksinasi door to door dilaksanakan dengan baik, dan semoga pemberian vaksin dilakukan di seluruh kota/kabupaten di Indonesia.
Vaksinasi door to door adalah metode baru dalam penyampaian vaksinasi, dan diinisiasi oleh BIN. Vaksinasi model ini amat dipuji karena bisa melayani masyarakat, karena mereka tinggal duduk manis di rumahnya dan mengantri untuk mendapatkan injeksi. Model vaksinasi ini sangat menolong karena tidak usah mengantri lama, seperti saat ada vaksinasi massal yang dilakukan di tanah lapang.
Selain itu, vaksinasi door to door adalah bentuk pelayanan pada masyarakat karena mereka tidak usah keluar biaya transportasi. Mereka hanya perlu berjalan kaki untuk menemui nakes dan diinjeksi vaksin. Hal ini amat menolong masyarakat golongan menengah ke bawah atau yang lokasi rumahnya ada di pelosok, sehingga tidak usah mengeluarkan uang bensin saat akan vaksinasi.
Vaksinasi door to door juga diberikan kepada ibu hamil, karena vaksin corona terbukti aman bagi mereka. Para ibu hamil yang agak kesulitan untuk menuju aula vaksinasi sangat diuntungkan, karena mereka tinggal menunggu kedatangan nakes ke kampungnya. Bahkan di Polres Pekalongan para ibu hamil dijemput oleh petugas lalu diinjesi vaksin, dan mereka mendapatkan haknya untuk sehat.
Selain kepada ibu hamil, vaksinasi door to door juga diberikan kepada para pelajar. Mereka yang berusia 12 tahun ke atas juga berhak untuk mendapatkan vaksinasi. Vaksinasi door to door yang diadakan di sekolah sangat menguntungkan, karena rata-rata vaksinasi massal hanya untuk yang memiliki KTP. Padahal sebagian besar pelajar belum punya KTP karena masih di bawah umur.
Keberadaan petugas yang membantu dalam vaksinasi door to door amat diapresiasi karena mereka rela untuk blusukan sampai ke tengah kampung dan daerah yang terpencil. Meski harus berlama-lama di jalan dan kepanasan, tetapi melihat senyum masyarakat amat melegakan. Mereka adalah pahlawan vaksinasi karena bisa menjauhkan banyak orang dari bahaya corona.
Vaksinasi door to door wajib dilakukan agar masyarakat memperoleh manfaatnya dan bisa bebas corona secepatnya. Program ini tidak hanya dilakukan untuk warga biasa, tetapi juga untuk penyandang disabilitas dan ibu hamil, karena rata-rata mereka agak kesulitan untuk melakukan mobilitas. Cakupan vaksinasi juga akan diperluas agar makin banyak yang diinjeksi oleh petugas.
Penulis adalah kontributor Forum Literasi Banyumas
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews