Ada beberapa juga yang tak punya peran, mungkin hanya penonton, tapi berusaha melompat ke haluan. Mereka ingin ikut berlayar.
Kapal baru itu menarik jangkar dan menjauh dari dermaga. Dari bibir pantai, ia terlihat meriah. Nahkodanya kurus tapi sentosa.
Ia hanya membawa serta 34 awak kabin, dari mualim sampai koki, dari kerani sampai jurumudi.
Saat kapal telah meniti gelombang, nun di pelataran pelabuhan, tak sedikit yang memandang dengan mata buram berselaput kabut.
Mereka merasa punya peran mengecat lambung kapal, menghaluskan lunasnya, menjahit layar, bahkan sekadar menguatkan pasak-pasak dan memilin tali-temali. Mereka tak habis pikir mengapa gerangan tak terangkut sebagai awak?
Sebagian lain menganggap sudah begitulah lumrahnya orang bahari: ikut membangun kapal, tak perlu berharap nahkoda mengangkatnya jadi kelasi.
Mereka semua punya peran, dan peran itu tak harus berbalas pangkat. Mereka sudah cukup senang jika nahkoda itu tampak legam dipanggang sinar matahari, awaknya terlatih dan mau bekerja keras. Kapal ini akan melayarkan harapan-harapan ke samudera yang tak bertepian.
Ada beberapa juga yang tak punya peran, mungkin hanya penonton, tapi berusaha melompat ke haluan. Mereka ingin ikut berlayar. Tapi khalayak riuh meneriakkan nama orang-orang tiada guna itu untuk turun ke daratan. Sebagian jumpalitan keluar lewat buritan, sebagian selamat dan tetap menjadi awak kapal.
Begitulah kehidupan ...
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews