Dua Pidato Satu Tujuan

Pertemuan saya dengan Bapak Prabowo Subianto pada pagi hari ini adalah pertemuan seorang sahabat. Pertemuan seorang saudara, yang sebetulnya ini sudah kita rencanakan lama.

Sabtu, 13 Juli 2019 | 17:42 WIB
0
393
Dua Pidato Satu Tujuan
Saya dan Pak Prabowo

Pertemuan di Stasiun MRT Lebakbulus, Jakarta Selatan, 13 Juli 2019.

Presiden Joko Widodo:

Bismilahirohmanirohim, asalamualaikum warohmatulohi wabarokatuh...

Bapak ibu dan saudara sekalian, seluruh rakyat Indonesia yang saya cintai.

Pertemuan saya dengan Bapak Prabowo Subianto pada pagi hari ini adalah pertemuan seorang sahabat. Pertemuan seorang kawan. Pertemuan seorang saudara, yang sebetulnya ini sudah kita rencanakan lama.

Tetapi Pak Prabowo juga sibuk, kemarin mondar-mandir ke luar negeri. Saya pun juga begitu. Perga-pergi dari Jakarta ke daerah, dan ada juga yang keluar, sehingga pertemuan yang telah lama kita rencanakan itu belum bisa terlaksana dan alhamdulilah pada pagi hari ini kita bisa bertemu dan mencoba MRT. Karena saya tahu Pak Prabowo belum pernah mencoba MRT.

Yang kedua, setelah kontestasi kompetisi di Pilpres, kita tahu, kompetisi di Pilpres adalah kompetisi yang harus ngomong apa adanya, kompetisi yang sangat keras.

Baik di antara kami maupun di antara para pendukung. Oleh sebab itu, setelah pilpres usai, silaturahmi antara saya dengan Bapak Prabowo Subianto bisa kita satukan pada hari ini. Alhamdulillah.

Sekali lagi sebagai sahabat, sebagai kawan, sebagai saudara, saya sangat berterima kasih sekali atas pengaturan, sehingga kami bisa bertemu dengan Bapak Prabowo Subianto.

Dan kita juga berharap agar para pendukung juga melakukan hal yang sama. Karena kita adalah saudara sebangsa dan setanah air.

Tidak ada lagi yang namanya 01. Tidak ada lagi yang namanya 02. Tidak ada lagi yang namanya cebong. Tidak ada lagi yang namanya kampret. Yang ada, yang ada adalah Garuda Pancasila.

Kita rajut, kita rajut, kita gerakkan kembali, persatuan kita sebagai sebuah bangsa, karena kompetisi global, kompetisi antarnergara sekarang ini semakin ketat, sehingga memerlukan sebuah kebersamaan dalam memajukan negara ini, dalam membangun negara yang kita cintai.

Saya rasa itu sedikit yang bisa saya sampaikan. Assalamualaikum warohmatulohi wabarokatuh.

Prabowo Subianto:

Bismilahirohmanirohim. Assalamualaikum warohmatulohi wabarokatu, salam sejahtera untuk kita sekalian, Shalom, Om Swastiastu.

Yang saya hormati Bapak Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia, saudara-saudara sekalian, sebangsa dan setanah air.

Hari ini, sebagaimana saudara-saudara saksikan, saya dan Pak Joko Widodo bertemu di atas MRT. Ini juga gagasan beliau. Beliau tahu bahwa saya belum pernah naik MRT. Jadi saya terima kasih Pak. Luar biasa. Kita bangga bahwa Indonesia akhirnya punya MRT, yang bisa membantu kepentingan rakyat.

Walaupun pertemuan ini seolah-olah tidak formal, tetapi saya kira memiliki suatu dimensi dan arti yang sangat penting.

Ada yang bertanya kenapa Pak Prabowo belum mengucapkan selamat atas ditetapkannya Pak Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia untuk 2019-2024.

Saya katakan, saya ini bagaimanapun ada ewuh pakewuh, ada tata krama. Jadi kalau ucapan selamat, maunya langsung, tatap muka.

Jadi.... jangan sedikit-sedikit....

Jadi... saudara-saudara....

Tadi dikatakan oleh beliau, bahwa kita bersahabat, dan kita berkawan. Memang kenyataannya seperti itu. Jadi kalau kita kadang-kadang kita bersaing, kadang-kadang saling mengkritik, itu tuntutan politik, itu tuntutan demokrasi. Demikian kan?

Tetapi sesudah kompetisi, sesudah bertarung dengan keras, kadang-kadang, tapi kita tetap dalam kerangka keluarga besar Republik Indonesia. Kita sama-sama anak bangsa, kita sama-sama patriot, kita sama-sama ingin berbuat terbaik untuk rakyat dan bangsa Indonesia.

Saya mengerti banyak yang mungkin masih emosional, dan kita mengerti banyak hal yang kita harus perbaiki, tapi intinya, saya berpendapat, bahwa antara pemimpin kalau hubungannya baik, kita saling mengingatkan.

Kalau beliau mau ketemu saya, ya saya juga akan memanfaatkan untuk menyampaikan hal-hal demi kebaikan bersama. Saya ucapkan selamat bekerja.

Saya juga ucapkan selamat, tambah rambut putih, Pak.

Saudara-saudara, menjadi Presiden itu adalah mengabdi. Jadi masalah yang beliau pikul besar. Kami siap membantu kalau diperlukan, Pak. Untuk kepentingan rakyat.

Tapi kalau kami, juga minta maaf Pak, kalau kami mengkritisi Bapak, sekali-sekali. Kan demokrasi butuh checks and balances. Saya kira demikian dari saya.

***