Kecebong dan Ahoker yang Kecewa Berat kepada Surya Paloh

Bagi kecebong dan Ahoker, Anies adalah produk politik identitas yang tidak pantas mendapat dukungan dari mereka yang selama ini menjauhi politisasi agama.

Kamis, 25 Juli 2019 | 12:05 WIB
0
746
Kecebong dan Ahoker yang Kecewa Berat kepada Surya Paloh
Anies Baswedan dan Surya Paloh (Foto: Merdeka.com)

Tidak ada angin tidak ada hujan, Kecebong dan Ahoker –sebutan untuk pendukung Joko Widodo dan Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama dikejutkan oleh “petir”. Petir itu adalah pernyataan Surya Paloh, Ketua Umum Partai Nasdem pada Rabu (24/7/2019) siang.

Surya Paloh bilang mendukung Anies Baswedan untuk pilpres 2024!

Bagi kecebong dan Ahoker, pernyataan Paloh sungguh tidak bisa diterima, menyakitkan, serta memantik kemarahan mereka. Lihatlah di setiap sudut media sosial maupun media berita, kecebong dan Ahoker menyerang Paloh dan Nasdem. Bahkan sampai Metro TV yang tidak tahu apa-apa juga akan mereka boikot.

Bagi mereka, mendukung Anies Baswedan untuk pilkada 2022 di DKI Jakarta saja adalah “haram”, apalagi mendukung untuk pilpres yang skala politiknya lebih luas karena menyangkut masa depan negara dan bangsa.

Kecebong dan Ahoker tidak bisa menerima figur Anies, karena dia dianggap representasi dari kelompok garis keras yang memenangkan kursi gubernur DKI pada pilkada 2017 dengan membuat politisasi agama yang luar biasa horornya.

Ditambah lagi, Anies juga sering membuat pernyataan yang kontroversial dengan mengangkat sentimen identitas. Dia pernah membuat pernyataan kembalinya pribumi dalam kekuasaan di DKI ketika baru saja dilantik menjadi Gubernur.

Lalu yang terkini, Anies menyebut impor besi dari Tiongkok ketika dia membela diri pada saat karya seni tumpukan bambu di Jalan MH Thamrin yang dia gagas rusak lalu mendapat kritik di media.

Bagi kecebong dan Ahoker, Anies adalah produk politik identitas yang tidak pantas mendapat dukungan dari mereka yang selama ini menjauhi politisasi agama.

Dan, Paloh telah mengambil risiko besar dalam pernyataannya mendukung Anies untuk 2024. Bagi kecebong dan Ahoker, Paloh telah membuka ruang pertempuran dengan mereka. Mereka beramai-ramai akan memberi hukuman kepada Paloh dan Nasdem.

“Apapun alasannya pernyataan Pak Surya Paloh mendukung Anies sungguh menyakitkan saya,” ujar Anto (52 tahun), salah seorang kecebong sekaligus Ahoker garis keras.

Baca Juga: Meja Makan Surya Paloh

Surya Paloh mereka anggap telah berubah menjadi figur pragmatis yang mencari keuntungan sesaat untuk tujuan politik jangka pendek di tengah-tengah upaya Presiden Joko Widodo menyusun kabinet baru sekaligus membuat kerukunan politik nasional.

Meskipun beberapa pengamat melihat Paloh hanya bermanuver untuk menaikkan tawar politiknya dalam penyusunan kabinet Joko Widodo, Kecebong dan Ahoker tidak bisa menerimanya.

Kecebong dan Ahoker melihat Paloh sudah terlalu dalam bermanuver. Pernyataanya mendukung Anies 2024 tidak bisa dimaknai sebagai pernyataan biasa tapi sangat menyakitkan.

Jangankan pernyataan mendukung, bertemu dengan Anies saja sudah sesuatu yang menyakitkan, karena tidak ada cantolan politik sebagai pembenarnya.

Berbeda dengan Jokowi atau Megawati bertemu Prabowo Subianto yang punya cantolan politik kuat. Pertemuan Jokowi dan Prabowo jelas untuk menurunkan tensi politik nasional agar tidak memanas, walaupun itu juga tidak disukai oleh Kecebong. Pertemuan Megawati dan Prabowo meskipun ditujukan untuk menjaga kerukunan politik, Kecebong dan Ahoker juga tetap kurang respek.

Tapi pertemuan Paloh dan Anies yang tidak ada cantolan politiknya dan dibumbui dukungan politik untuk 2014, benar-benar membuat Kecebong dan Ahoker sesak di dada.

“Apa-apaan Pak Surya Paloh ini!” demikian komentar salah seorang kecebong usai membaca berita.

Dan, sampai siang ini, diskusi Kecebong dan Ahoker lewat pesan WA masih ramai membahas kemarahan mereka atas langkah Surya Paloh mendukung Anies untuk 2014.

Mereka menganggap Surya Paloh dan Nadem terlalu percaya diri dengan perolehan suara mereka pada Pemilu 2019 yang mencapai 12.661.792 suara (9,05 persen), padahal pada 2014 hanya memperoleh 8.02.812 suara (6,72 persen).

Paloh dan Nadem lupa bahwa dukungan yang mereka dapat bukan berdiri sendiri tetapi juga karena ada faktor Joko Widodo di dalamnya.

Kelompok antiradikalisme yang berkumpul di kubu Joko Widodo dengan sukarela memilih partai apa saja asal bukan partai pendukung Prabowo yang mereka identikan berdekatan dengan kelompok yang sering membuat politisasi agama.

Sekarang banyak Kecebong dan Ahoker melihat bahwa Nasdem gagal mengelola suara mereka. Mereka merasa dikecewakan dengan sikap Surya Paloh.

Kemarahan Kecebong dan Ahoker ini rupanya dicium oleh petinggi Nasdem lainnya. Petinggi Nasdem melihat dukungan Paloh kepada Anies itu menjadi bola panas di kalangan akar rumput. Sekjen Nasdem Johnny G. Plate pun buru-buru membuat bantahan.

Menurutnya yang dimaksud Surya Paloh adalah meminta Anies lebih baik lagi dalam bekerja.

"Ada yang bilang Nasdem akan usung Anies, yang ada minta Anies minta kerja hebat lagi, sesuai dengan kemampuan dia, yang dinilai masih ada yang belum dikerjakan sepenuhnya," ujar Johnny.

Bantahan Johnny ini tidak bermakna apa-apa bagi Kecebong dan Ahoker. Mereka yakin Nasdem telah membuat dukungan politik kepada Anies sedini mungkin agar mereka kebagian tempat lebih besar jika mereka berhasil.

Apalagi sebagian Kecebong dan Ahoker juga menduga-duga bahwa kemungkinan batal tayangnya BTP –panggilan terkini Basuki Tjahaja Purnama di Metro TV berkait dengan dukungan Surya Paloh kepada Anies.

“Terjawab sudah kenapa acara Ahok batal tayang di Metro TV,” demikian komentar netizen di media sosial. 

Krista Riyanto, penulis dan mantan jurnalis.

***