Masyarakat Indonesia diberi kesempatan untuk memilih kembali pemimpin negara dalam gelaran pesta demokrasi, yakni Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.
Namun, ternyata ajang tersebut berpotensi rusaknya keberlanjutan pembangunan Indonesia karena maraknya hoax dan gencarnya ajakan golput serta intimidasi kepada masyarakat agar tidak berani memilih pilhannya.
Dua hal utama yang menjadi penyebabnya adalah maraknya peredaran berita bohong atau hoax di dunia maya dan masifnya gerakan untuk mengajak orang lain untuk Golput. Hal ini tentunya sangat meresahkan bagi kemajuan bangsa Indonesia.
Jika tidak segera ditanggulangi perihal maraknya berita hoax dan masifnya gerakan golput ini, maka pemilu 2019 yang damai, adil, dan bermartabat hanya sekedar wacana saja. Bisa-bisa Indonesia yang damai ini menjadi lahan untuk saling berselisih satu sama lain dan Pancasila hanya tinggal kenangan karena adanya oknum-oknum yang ingin Indoensia Hancur.
Jika pemilu 2019 tidak terlaksana dengan damai dan bermartabat maka program keberlanjutan pembangunan nasional tentunya sulit untuk diwujudkan. Itulah mengapa semua orang harus bersatu dalam melawan berita palsu atau hoax yang kini mudah menyebar di sekitar kita dan juga jangan takut dengan intimidasi karena momentum pemilu 2019 ini sangat menentukan wajah Indonesia kedepan.
Tidak hanya bersatu dalam melawan berita hoax, kita juga harus bersatu untuk mencegah gerakan yang mengajak orang lain untuk golput sebab jika dibiarkan mereka akan benar-benar merugikan negara Indonesia. Mari kita lawan Hoax dan Tolak Golput serta Jangan Takut Memilih untuk Indonesia yang semakin Maju.
Jangan takut melawan hoax dan jangan takut memilih demi tercapainya kesuksesan keberlanjutan kepemimpinan dan pembangunan di Indonesia.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews