Kepalanya menunduk ketika ditanya apa yang akan dilakukan bila kelak semua proses hukum selesai dilalui. Akhirnya ia menyahut lirih. Mencari kerja. Mungkin di Freeport, mungkin kerja apa saja di Jayapura.
Ko tahu apa itu merdeka?
Laki-laki yang mengaku tak tahu berapa umurnya itu menjawab pendek. Merdeka itu berarti punya negara sendiri, presiden sendiri, panglima sendiri.
Apa artinya Papua merdeka bagi dirimu?
Sampai tiga kali pertanyaan yang sama diucapkan dalam kalimat yang berbeda-beda. Ia tetap diam. Sampai akhirnya ia mengaku tak tahu apa artinya.
Ia mengatakan, Purom Wenda yang menjadi pimpinannya, hanya menugasinya untuk menembak dan merampas senjata dari aparat. Polisi dan tentara boleh ditembak, dirampas senjatanya. Untuk apa? Untuk Papua merdeka. Papua merdeka perlu banyak senjata. Caranya merampas dari polisi dan tentara.
Tier yang menurut catatan dinas kependudukan berusia 25 tahun, sudah yatim-piatu sejak masuk kelas satu sekolah menengah pertama (SMP) di Distrik Kuyawage, Lanny Jaya. Sejak itu ia berhenti sekolah, diajak Purom Wenda masuk hutan.
Interaksi dan pemahamannya atas dunia yang lain diperoleh dari Purom. Apa yang dikatakan Purom, itulah yang ia mengerti. Menembak kata Purom, itu yang dilakukannya. Berdoa kata Purom, itu juga yang dilakukannya.
Ia keheranan ketika melihat kota Jayapura, sekalipun hanya dari celah mobil tahanan. Lebih terheran-heran lagi ketika ia bertemu dengan para polisi yang menangkap dan memeriksanya.
Ko dipukulkah sama bapa polisi?
Ah tidak... ujarnya mantap. Matanya mengerling, garis bibir yang membentuk senyum seperti mengirim pesan bahwa dirinya baik-baik saja.
Ia memperoleh kesadaran baru, polisi yang selama ini ia jadikan sasaran tembak ternyata terdiri dari orang-orang yang peduli pada dirinya. Kadang-kadang mereka membawa makanan, minuman, atau benda lain yang dibutuhkan.
“Saya mau tinggal di sini,” katanya kemudian. Selepas menjalani hukuman, ia tak mau lagi tinggal di hutan. Ia beralasan, Purom dan kawan-kawannya pasti akan membunuhnya.
Tier dikenal sebagai penembak jitu dari kelompok Purom Wenda yang mempunyai daerah operasi di Kabupaten Puncak Jaya, Jayawijaya, Tolikara, Puncak dan Lanny Jaya.
Ia mengakui empat kejahatan yang dipersangkakan kepadanya. Tier melakukan pembunuhan atas anggota Polri di Jalan Poros Tolikara-Wamena. Ia juga terlibat penyerangan Polsek Pirime sehingga menyebabkan tiga polisi termasuk Kapolsek Pirime, meninggal dunia. Mereka merampas dua pucuk senjata laras panjang yaitu SS 1 dan M16.
Di tahun yang sama, November 2012, Tier melakukan penembakan terhadap rombongan Kapolda Papua, Tito Karnavian saat melakukan kunjungan di Kabupaten Lanny Jaya. Tier juga merampas empat pucuk senjata api milik anggota Polri saat penyerangan di Distrik Indawa.
Kristin Samah
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews