Khofifah Alihkan Dukungan Melalui Barkod Jokowi

Selasa, 13 November 2018 | 17:43 WIB
0
2091
Khofifah Alihkan Dukungan Melalui Barkod Jokowi
Gubernur Jatim Terpilih Khofifah Indar Parawansa Deklarasi Barkod Jokowi di Surabaya, Jum'at (9/11/2018). (Foto: Istimewa).

Paslon Joko Widodo – Ma’ruf Amin kembali mendapatkan energi baru dari Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jatim Terpilih. Pada Jum’at (9/11/2018), mendeklarasikan dukungan melalui Barisan Komunitas Pendukung Jokowi (Barkod).

Rupanya, Khofifah benar-benar all out mendukung paslon Jokowi – Ma'ruf. Setelah Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN), elemen lain kini digalang untuk Jokowi 2 periode. Sama halnya dengan JKSN, Barkod berisi pendukung Khofifah pada Pilkada Jatim 2018 lalu.

Pada Pilkada Jatim lalu, Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) ini berhasil meraih suara dan terpilih sebagai Gubernur Jatim. Barkod tersebut terdiri dari beberapa komunitas,  diantaranya elemen pengusaha. Mereka ini di luar tim parpol pengusung.

Ada nama Arum Sabil, pengusaha yang juga mantan Ketua Umum APTRI dan Ketua Dewan Tebu Nasional. Selama ini Arum Sabil dikenal dekat dengan Meneg BUMN Rini Soemarno. Ada juga nama KH Zahrul Azhar As’ad alias Gus Hans.

Salah seorang pengasuh Ponpes Darul Ulum, Jombang, ini juga tercatat sebagai Sekjen JKSN yang selama Pilkada Jatim 2018 menjadi jubir paslon Khofifah Indar Parawansa – Emil Elestianto Dardak. Nama Revindia Carina juga ada di sini.

Ada juga nama Gianto Wijaya. Mereka tergabung dalam Presidium Barkot Jokowi sebagai anggota dengan Ketua Presidium Harun Al Rasyid, Wakil Ketua DPD Partai Golkar Jatim yang juga seorang pengusaha asal Bangkalan.  

Sejumlah tokoh pendukung Khofifah – Emil juga turut hadir. Selain Arum Sabil, ada juga Haji Masnuh, KHM Roziqi hingga Ketua Bara JP (Barisan Jokowi Presiden) Jatim, Gianto Wijaya yang kini menjadi salah satu anggota Presidium Barkod Jokowi.

Deklarasi dibacakan Ketua Umum Barkod Jokowi, KH Zahrul Azhar As’ad alias Gus Hans. “Saya menambah jaringan hari ini, dapat tambahan sangat banyak kawan. Ini sebagian besar kawan-kawan yang dulu berjejaring sebagai relawan saat Pilkada,” katanya.

"Sayap gerakan politiknya digerakkan kepemimpinan Presidium,” ungkap Harun Al Rasyid kepada Pepnews.com. Ketua Presidium Barkod Jokowi adalah Harun Al-Rasyid dengan Anggota Arum Sabil (Barkodpreneur), Gus Hans (Barkodekualitas), Gianto Wijaya (Barkodberkarya), dan Revindia Carina (Barkodmilenial).

Saat Barkod dideklarasikan di Jatim EXpo International Surabaya pada Jumat (9/11/2018), Khofifah hadir sebagai undangan. Arum Sabil, salah satu deklarator yang juga pengusaha mengaku langsung bergabung ketika tahu ada nama Khofifah di dalamnya. 

Khofifah mengatakan, relawan Barkod adalah energi baru bagi pemenangan Jokowi – Ma'ruf Amin di Pilpres 2019. Barkod, lanjut dia, nantinya akan berkolaborasi dengan relawan JKSN yang sudah dideklarasikan dan terbentuk di hampir seluruh provinsi di negeri ini.

“Kita melihat banyak elemen di negeri ini yang punya minat dan komitmen yang sama,” katanya kepada wartawan. Lalu, seberapa besarkah pengaruh Khofifah untuk kemenangan Jokowi – Ma'ruf? 

Menurut Direktur Surabaya Survey Center (SSC) Mochtar W. Oetomo, Pilpres pada prinsipnya adalah pertarungan figur capres-cawapres. Selebihnya adalah tergantung pada kecakapan tim sukses dalam membangun narasi dan opini. 

Karena yang dominan faktor figur calon, maka dukungan dari kepala daerah tidak begitu besar pengaruhnya. Khofifah menyadari itu karenanya memilih bergerak di jalur kultural, bukan struktural, baik sebagai gubernur terpilih, maupun melalui tim kampanye daerah (TKD).

“Khofifah memilih melalui jalur kultural lewat Jaringan Kiai Santri Nasional bersama Kiai Asep (Asep Saifuddin Chalim), karena sadar betul pembangunan dan pengembangan narasi akan lebih natural dan efektif melalui jalur kultural daripada jalur struktural,” kata Mochtar, seperti dilansir Viva.co.id, Minggu (11/11/2018). 

“Nah, besar tidaknya pengaruh Khofifah pada elektabilitas Jokowi nanti menjadi sangat tergantung seefektif dan sestrategik apa Khofifah mampu membangun dan mengembangkan narasi melalui jalur kulturalnya, sebagaimana yang telah ia buktikan sendiri waktu Pilkada Jatim,” tandas Mochtar. 

Menurut Gus Hans, Barkod Jokowi ini merupakan rangkuman dari 80 relawan yang support Khofifah saat Pilkada Jatim 2018. Barkod Jokowi, memiliki lahan garapan yang berbeda dengan JKSN yang pendekatannya kultural religius.

Sementara di Barkod lebih ke arah dunia professional . “Jika JKSN fokus ke santri dan kiai. Barkod ini akan fokus pada pemilih millenial dan akan menyapu swing vooters. Pemilih millenial dan pengusaha serta karyawannya juga menjadi target garapan kami,” katanya.

Gus Hans menambahkan, deklarasi ini juga nantinya akan menyasar ke beberapa daerah di Indonesia. “Kita akan declare ke beberapa daerah juga,” jelasnya.

Dukungan Honorer

Sementara pendukung khofifah menumpahkan dukungannya pada Jokowi melalui Barkod, sekelompok honorer K2 di Jatim deklarasi untuk mendukung paslon Prabowo Subianto – Sandiaga Salahuddin Uno pada Pilpres 2019. Mereka mengalihkan dukungannya karena kecewa pada Jokowi.

Menurut Pengurus Forum Honorer K2 Persatuan Guru Republik Indonesia (FHK2 PGRI) Riyanto Agung Subekti alias Itong yang juga salah satu deklarator, gerakan dari tingkat provinsi (Jatim) mulai mewabah ke wilayah lainnya.

“Alhamdulillah. Setelah kemarin (10/11) kami deklarasi di Surabaya, hari ini dari kab/kota juga mulai bergerak,” kata Itong, seperti dikutip JPNN.com, Senin (12/11/2018).

Ia menyebutkan, daerah-daerah yang pada Senin (12/11/2018) melakukan deklarasi Relawan Ganti Presiden (RGP) se-Jatim adalah Madura Raya, Malang Raya, Tuban, Magetan, Kota Surabaya, Kabupaten Madiun, dan Kabupaten Probolinggo.

‘Kabupaten/kota lainnya menunggu informasi dari Pengurus Daerah RGP se-Jatim. Usai deklarasi semua pengurus daerah RGP wajib membuat video,” tandasnya. Menurut Itong, seluruh honorer K2 dan non-K2 bertekad untuk memenangkan Prabowo – Sandi.

Karena paslon itu dinilai bisa mengantarkan honorer menjadi PNS. Sementara di Kalimantan Barat, Koordinator Honorer Syarif Feriansyah juga menyatakan, pihaknya terus menggalang kekuatan untuk mendukung paslon Prabowo – Sandi.

Banyak yang awalnya masih berharap akan kebijakan Presiden Jokowi kini berpindah hati. “Sudah malas menunggu. Setiap tahun diberikan harapan palsu. Jadi ya pilih ganti presiden saja,” tandasnya, seperti dilansir JPNN.com.

Seorang praktisi pendidikan mengatakan, seorang guru itu bisa membawa 100 suara untuk paslon. Dan, yang perlu dicatat, untuk daerah pelosok, seperti halnya birokrat, sosok guru itu masih menjadi rujukan bagi masyarakat dalam memilih.

Dua kali kemenangan Soekarwo atas Khofifah pada Pilkada Jatim sebelumnya membuktikan bahwa suara guru itu sangat menentukan terpilihnya Soekarwo pada Pilkada Jatim 2008 dan 2013 yang memenangkan pertarungan pilkada atas Khofifah.

Begitu pula kemenangan Khofifah atas Saifullah Yusuf pada Pilkada Jatim 2018 lalu, itu juga lebih karena faktor dukungan dari guru yang dialihkan ke Khofifah. Selain itu, faktor siapa yang mengusung juga menjadi penentu keterpilihan paslon.

Paslon Saifullah Yusuf – Puti Guntur Soekarno yang diusung PDIP sangat berpengaruh pada kekalahan dari paslon Khofifah – Emil Dardak, meski di koalisi ini PDIP juga didukung oleh PKB, Gerindra, dan PKS. Faktor PDIP menjadi penyebabnya.

Akankah faktor PDIP sebagai pengusung utama koalisi pendukung Jokowi – Ma’ruf juga bisa mengurangi tingkat keterpilihannya pada Pilpres 2019 nanti? “Dari survei di lapangan, kedua paslon ini masih imbang,” ungkap sumber Pepnews.com.

***