Jakarta Harus Hancur Lebur Dulu

Entah apa motifnya: kelihatan banget dia itu memang SENGAJA menjadikan DKI seperti ini. Terhadap dampaknya, dia gak peduli.

Kamis, 26 Maret 2020 | 07:44 WIB
0
339
Jakarta Harus Hancur Lebur Dulu
Banjir Jakarta (Foto: bisnis.com)

Jakarta yang banjir parah sejak tahun tahun lalu membuatku berpikir, apakah memang Jakarta harus hancur lebur dulu ya, sebelum warganya mau belajar?

"Sadis banget sih, Fi perkataanmu? Kamu gak punya empati, ya?"

Kalau aku gak berempati, sejak awal aku udah ninggalin FB dengan segala keabsurdannnya, gak akan nulis, gak akan susah payah mengedukasi orang agar punya POLA PIKIR YANG BENAR, dengan risiko aku dibully gak karuan, bahkan diancam akan dibunuh oleh kelompok yang seideologi dengan ISIS, Taliban, dan Al-Qaeda.

Kalau gak berempati, aku gak bakal nulis WARISAN beserta puluhan tulisan lain yang konsisten dengan tema itu, sejak 3 tahun lalu.

Buat apaaa?

Aku tetap menulis kala itu, sebab aku sudah memprediksi betapa bahayanya jika DKI dikuasai orang-orang yang pola pikir dan mentalitasnya jadi antitesis 180° dari Ahok.

Pemimpin yang kalian pilih karena alasan AGAMA pun, ternyata dia sendiri melanggar BANYAK prinsip agama yang paling dasar: dengan sengaja membuat orang menderita, membahayakan nyawa pasien kanker karena alat di RSCM rusak terendam banjir, dan menebang ratusan pohon alias menghancurkan sisa-sisa harapan yang tertinggal agar Jakarta tak makin tenggelam.

Ironis sekali, bukan?

Itulah risiko memilih pemimpin dengan prinsip YANG PENTING ISLAM, perkara dia waras atau gak, kalian pikir belakangan.

Aku lihat postingan teman-teman yang tinggal di DKI, mereka baru nyadar kalau kotanya hancur, kacau balau...

Eh cuyyy, aku dong udah nyadar dari 3 tahun yang lalu: pokoknya kalau sampai orang ini kepilih... Kehancuran tidak akan terelakkan  itulah kenapa aku tetap MENULIS. Eh, ternyata, udah diedukasi mati-matian pun... Kalian tetap milih dia  (ya sudah, sekarang rasakan akibatnya).

Dia punya rekam jejak menghalalkan segala cara, sering bohong, memanipulasi, sikut sana-sini, pendeknya: dia GAK PUNYA EMPATI... Bahkan terhadap teman-temannya sendiri.

Kok sekarang dituntut untuk punya empati sama rakyatnya yang notabene bukan siapa-siapa dia? Ya gak bisa lah! 

Cuy, orangtua si gubernur yang puluhan tahun membesarkan dia aja gak mampu ngubah dia loh, kamu tuh siapaaaaa kok berharap bisa ngubah dia?! 

Makanya jangan beli kucing dalam karung. Kamu beli celana satu biji aja selektif banget, dibela-belain muterin mall sampe kaki gempor...

Tapi anehnya giliran milih gubernur kok asal-asalan kayak gituuu.

Itulah kelemahan dan risiko sistem demokrasi: rakyat yang mayoritas kualitasnya "begini", diberi kekuasaan penuh untuk memilih.

Dia itu bukannya GAK BISA mengatasi banjir, tapi GAK MAU. Sebab, dia itu sangat cerdas, teori tersebar di mana-mana, dan contoh real dari gubernur terdahulu, maupun contoh real mitigasi negara tetangga pun, semua tersedia di depan mata.

Jadi, dengan resource hampir tak terbatas itu, MUSTAHIL kalau dia gak bisa.

Entah apa motifnya: kelihatan banget dia itu memang SENGAJA menjadikan DKI seperti ini. Terhadap dampaknya, dia gak peduli.

Aku mencium bau-bau "orang jahat" atau psikopat di sini. Jahat sekali.

Asa Firda Inayah

***