Blunder Viral Pertanyaan, Prabowo Sholat Jum’at Dimana?

Jumat, 15 Februari 2019 | 10:58 WIB
0
750
Blunder Viral Pertanyaan, Prabowo Sholat Jum’at Dimana?
Irono

Akhirnya, KH Hanief Ismail, Ketua Takmir Masjid Agung Semarang (MAS) atau Masjid Kauman Semarang mengklarifikasi “larangan” Capres Prabowo Subianto sholat Jum’at di Masjid Kauman, Jum’at (15/2/2019), seperti dilansir Detik.com.

Ketua PCNU Kota Semarang itu memberikan penjelasan tentang informasi tersebut. “Kami tidak pernah melarang siapapun salat di Masjid Agung Semarang,” ujarnya saat dikonfirmasi Detik.com, Kamis (14 Februari 2019, 12:02 WIB).

Sebelumnya beredar kabar, Kiai Hanief keberatan adanya rencana Prabowo yang akan sholat Jum’at di MAS, Jum'at (15/2/2019). Alasannya sholat Jum’at yang dilakukan oleh Prabowo itu dinilai mempolitisir ibadah dan memakai masjid untuk kepentingan politik.

Menurut Kiai Hanief, politisasi itu bisa dilihat dari upaya mengerahkan massa dan menyebar pamlfet ke masyarakat agar ikut sholah Jum’at bersama Prabowo di masjid tersebut. Namun informasi mengenai larangan itu dibantah oleh Kiai Hanief.

Ia menegaskan, pihaknya memang keberatan dengan penyebaran pamfet untuk ajakan sholat Jum’at bersama capres tersebut. “Kami hanya merasa keberatan adanya pamflet ajakan sholat Jum’at bersama Prabowo di Masjid Kauman,” ungkap Kiai Hanief.

“Artinya keberatan kami sholat dijadikan ajang kampanye atau dipolitisasi,” lanjutnya. Ia pun membuat pernyataan rilis yang meminta agar Bawaslu melarang Prabowo sholat Jum’at di Masjid Kauman tersebut. Ia menilai sholat itu mempunyai tujuan politis.

Reaksi atas “pelarangan” sholat Jum’at Prabowo di Masjid Kauman itu pun mendapat reaksi dari berbagai pihak. Termasuk dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) paslon 02 Prabowo Subianto – Sandiaga Uno yang menyayangkan sikap tersebut.

Berbeda pilihan politik seharusnya tidak menghalangi orang lain dalam beribadah. Direktur Materi dan Debat BPN Sudirman Said mengatakan, dirinya tidak yakin pengurus masjid setempat bersikap sama.

Pasalnya saat menjadi Calon Gubernur pada Pilkada Jateng 2018, ia pernah dua kali sholat Jum’at di masjid tersebut. “Saya mau duduk di barisan tengah karena masuk terlambat, oleh pengurusnya malah dibawa ke mihrab, duduk sebelahan dengan imam,” katanya.

Usai sholat bahkan dirinya diajak makan siang oleh seluruh takmir. Tak hanya itu, sambutan warga juga sangat luar biasa. Mantan Menteri ESDM ini pun kembali menyayangkan sikap dari Kiai Hanief yang sampai meminta larangan sholat Jum’at terhadap Prabowo.

“Saya kok menduga ini justru ada pihak lain yang mempolitisasi sholat Jum’atnya Pak Prabowo,” ujar Sudirman. Sebelumnya, Sudirman menyebut pelarangan sholat di wilayah tersebut terakhir terjadi pada era tahun 1960-an.

“Saya prihatin dengan kejadian ini, mengingatkan pada masa kecil. Terakhir kali saya mendengar orang sholat dilarang-larang waktu kecil tahun 60an. Ada kelompok yang melarang mushalanya dipakai karena beda aliran,” ungkap Sudirman.

Jadi, “Ada kelompok yang menghalangi rombongan mau sholat ied di lapangan,” lanjutnya. Reaksi juga datang dari Dewan Pimpinan Pusat Badan Komunikasi Pemuda Remaja Mesjid Indonesia (DPP BKPRMI).

Ketua Umum DPP BKPRMI Said Aldi Al Idrus menyayangkan sikap Ketua masjid Agung Semarang, Kiai Hanief yang menyatakan keberatan adanya rencana sholat Jum’at Capres 02 Prabowo di MAS, Jumat (15/2/2019).

Menurutnya, takmir itu seharusnya menyediakan tempat ibadah kepada siapapun yang ingin menunaikan ibadah di masjid tanpa membeda-bedakan, bukan malah melarangnya. Pasalnya, masjid adalah tempat bagi semua orang yang mendekatkan diri kepada Allah SWT.

“Takmir itu menyediakan tempat ibadah, bukan malah melarang. Takmir harus ijinkan siapa saja umat Islam yang ingin beribadah ke mesjid,” ujar Said. Sebelumnya, Hanief mengontak mantan Komisioner Panwaslu Semarang Mohamad Ichwan.

Ia diminta untuk menulis keberatannya terhadap rencana sholat Jum’at yang akan dilakukan Prabowo dan meminta agar diberitahukan kepada Bawaslu Kota Semarang untuk mengambil tindakan yang diperlukan.

Keberatan itu dilayangkan karena Kiai Hanief menuding Jum’atan yang akan diadakan oleh Prabowo itu merupakan perbuatan mempolitisir ibadah sholat Jum’at sekaligus memakai masjid untuk kepentingan politik.

Namun, menurut Ketum DPP BKPRMI itu, tidak ada hamba Allah yg melaksanakan sholat untuk kepentingan politik. Said meminta kepada takmir masjid Agung Semarang untuk tidak diintervensi timses Capres dan Cawapres untuk kepentingan sesaat.

“Sebaiknya seluruh masjid di Indonesia tidak melarang Capres dan Cawapres untuk sholat di masjid,” tuturnya. Said menambahkan, takmir masjid seharusnya menjadi Perekat umat dan juga tak memiliki hak untuk melarang Ummat islam  yang ingin beribadah di masjid.

“Tidak ada hak takmir untuk melarang umat Islam beribadah ke masjid,” tegasnya. Mengapa sholat Jum’at Prabowo ini disoal Kiai Hanief? Padahal, pada 19 Oktober 2018, Presiden Joko Widodo yang sudah “nyapres” dibolehkan sholat di Masjid Kauman.

Bahkan, jauh sebelum rencana sholat Jum’at Jokowi itu, sudah beredar iklan yang mengajak umat Islam untuk sholat Jum’at bersama Jokowi di Masjid Kauman juga. Mengapa ini tidak dilarang Kiai Hanief, seperti ia melarang Jum’at Prabowo?

Kalau Jokowi boleh sholat Jum’at di Masjid Kauman, mengapa Prabowo “ditolak” dan harus izin segala? Sejak kapan ada orang mau sholat Jum’at harus lapor? Apakah Kiai Hanief salah satu pendukung capres petahana sehingga perlu “tegas” menolaknya?

Ingatlah, sholat itu urusan ibadah antara manusia (umat Islam) dengan penciptanya (Allah SWT). Bukan urusan dengan KPU dan Bawaslu. Sholat di masjid tidak perlu disorot dan diatur seperti shooting sehingga perlu ada kamera untuk merekamnya.

Prabowo beda dengan Jokowi yang setiap sholat perlu ada kamera segala dan direkam serta disebarluaskan. Karena, dalam Islam, sholat itu urusan antara pribadi manusia dengan sang Khalik (pencipta). Dan, Prabowo tahu dan paham soal itu.

Sholat Jum’at Dimana

Sholat Jum’at Prabowo di Masjid Kauman itu sebenarnya merupakan rangkaian safari capres 02 itu di Jawa Tengah. Sebelum Jum’at, Prabowo berada di Jateng. Foto dan videonya ketika di Purbalingga yang digendong-gendong pendukungnya viral di medsos.

Hari Jum’at (15/2/2019) rencananya akan menggelar Pidato Kebangsaan di sebuah hotel di Semarang. Sehingga, wajar dong kalau harus sholat Jum’at di Semarang sebelum pidato itu. Mungkin, inilah jawaban dari pertanyaan, “Prabowo Sholat Jum’at Dimana?”

Barangkali Kiai Hanief lupa atau salah orang. Menduga Prabowo itu sama dengan Jokowi. Kalau sholat harus ada kamera. Sehingga akan sangat mengganggu konsentrasi jamaahnya. Apalagi sampai posisi sholat para jamaah sampai harus diatur-atur.

Saya rasa Prabowo dan BPN paslon 02 Prabowo Subianto – Sandiaga Uno paham dan pasti mengerti soal ini. Sejauh keterangan guru ngajinya, Ustadz Sambo, Prabowo tak pernah mau dipotret setiap sholat. Apalagi, sampai direkam kamera segala.

Tapi, karena pendukung Jokowi selalu mempertanyakan “dimana Prabowo sholat Jum’at”, hingga #Prabowosalatjumatdimana jadi trending topic di medsos, Ustadz Sambo sampai nekad foto candid.

Menurut Ustadz Sambo, itu hanya sebagai bentuk tabayun saja. Jangan sampai terjadi lagi fitnah yang terus berkembang. Ini bukan pamer. Tapi itupun digoreng lagi. Katanya bukan sholat Jum’at. Tapi seminar. Prabowo tukang bohong. Tukang hoax.

Perlu dicatat, sholat itu urusan pribadi, berhubungan langsung dengan Allah SWT. Prabowo tahu itu. Kalau dipamer-pamerkan jadinya riya’. Hangus semua amalan ibadah sholatnya. Prabowo sangat tahu itu. Ia juga tahu diri dan tahu tata cara sholat yang benar.

Bahwa untuk menjadi imam itu harus dipilih orang yang paling fasih bacaannya. Tinggi juga ilmu agamanya. Kalau ada imam yang tidak fasih bacaannya, sholatnya bisa batal. Kalau ada orang yang tidak fasih bacaannya, tetap memaksa menjadi imam.

Sebagai sesama Muslim, semoga saja Prabowo masih bisa sholat Jum’at di Masjid Kauman, Semarang. Jangan sampai terjadi lagi “larangan” serupa di Semarang. Karena, pertanyaan di mana Prabowo sholat Jum’at ini justru merugikan Jokowi sendiri.

Nama Prabowo semakin viral karena mendapat simpati umat (Islam). Bahkan, takmir masjid lainnya di Semarang malah mengundang Prabowo sholat di masjid yang diurusnya. Komentar datang dari Bambang Sulistomo, putra Pahlawan Nasional Bung Tomo.

“Apakah ini bukti bahwa mengurus rumah ibadah itu seperti mengurus rumahnya sendiri atau mengurus  bioskop? Di mana pun juga pemilik masjid sebagai rumah ibadah itu adalah umat Islam,” tegas Ketua Umum Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IP-KI) ini.

“Jika tidak ada umatnya, silakan saja dibuat rumah hiburan, sehingga pengurusnya berhak menentukan aturan dan tarif masuknya. Ini negeri semakin aneh tapi nyata,” ujar Bambang Sulistomo kepada Pepnews.com, Jum’at (15/2/2019).

***