"Logika Kampret": Hasil Pilpres Ditolak, tetapi Hasil Pileg Diterima

Jadi kalau berani dan konsisten harusnya baik pilres dan pileg ditolak semua karena pemilu diadakan serentak dan satu paket.

Rabu, 15 Mei 2019 | 13:11 WIB
0
679
"Logika Kampret": Hasil Pilpres Ditolak, tetapi Hasil Pileg Diterima
Prabowo dan koalisi (Foto: Detik.com)

Capres Prabowo Subianto dalam acara simposium dengan para pendukungnya di Hotel Grand Sahid Jaya 14 Mei 2019 menolak hasil perhitungan yang dilakukan oleh KPU. Karena  pemilu dianggap penuh kecurangan yang sangat masif. Dengan kata lain, Prabowo menolak hasil pilpres 2019. Tetapi aneh bin ajaib, ia tidak menolak hasil pileg atau pemilihan legislatif.

Bahkan untuk meyakinkan prasangka kalau pemilu penuh kecurangan, pihak Badan Pemenangan Nasional atau BPN memberi instruksi atau perintah kepada saksi-saksi di provinsi seperti di Jawa Tengah dan Jabar untuk tidak menandatangani hasil rekapitulsi KPU tingkat provinsi atau kabupaten/kota tersebut. Sekalipun tanpa tangan saksi hasil rekapitulasi tetap sah.

Mengapa Probowo menolak hasil pilres tetapi tidak menolak hasil pileg? Bukankan pemilu dilakukan secara serentak dan satu paket antara pilpres, pileg dan DPD? Mengapa menolak sebagaian tetapi juga menerima sebagian yang lain, yaitu pileg? Disinilah letak tidak konsisten atau ambigu Prabowo atau kubu pasangan nomor 02 dalam menanggapi hasil pemilu 2019.Hasil pilres ditolak dan hasil pileg diterima.

Harusnya konsisten atau berbanding lurus. Yaitu baik hasil pilpres dan pileg ditolak. Bukan diambil sebagian dan dibuang sebagian. Karena baik pilpres dan pileg pihak penyelanggaranya sama, yaitu KPU. Dan sebagai pihak pengawas yaitu Bawaslu.

Alasan penolakan yang sering digembar-gemborkan yaitu karena "curang".

Justru antara pilpres dan pileg, kecurangan banyak terjadi dalam pileg. Mengapa? Karena setiap caleg punya kepentingan sendiri-sendiri. Bahkan ada yang menggelembungkan suara di tingkat Kecamatan. Atau mengambil suara dari caleg satu partai atau terjadi kanibal. Dan lamanya proses rekapitulasi ditingkat Kecamatan karena banyak suara yang tiba-tiba berkurang dan hilang. Dan ini terjadi di pileg bukan di pilres.

Baca Juga: Kabais Pernah Akan Tangkap Prabowo Kalau Macam-macam

Dalam pileg juga marak politik uang yang dilakukan oleh para caleg supaya terpilih atau mendapat suara. Dan ini dibuktikan oleh banyaknya pelanggaran yang ditangani Bawaslu dalam operasi tangkap tangan kepada tim sukses para caleg.

Jadi kalau berani dan konsisten harusnya baik pilpres dan pileg ditolak semua karena pemilu diadakan serentak dan satu paket.

***