Meskipun hitungan KPU masih proses, Prabowo sudah tersungkur sujud syukur. Gak cuma sekali. Tapi beberapa kali. Apa yang disyukuri, terserah dia.
Jadi Prabowo itu enak. Dia bisa berbuat apapun. Mau masuk akal, atau keluar akal, gak masalah. Pendukungnya akan selalu menyambutnya dengan gegap gempita.
Traktir!
Sore setelah pencoblosan, ketika orang masih selonjoran sehabis ke TPS, Prabowo sudah menyatakan kemenangan. Angkanya 52%. Sehari berikutnya sudah naik jadi 55%. Lalu melompat jadi 62%. Dan malam ini, ketika acara di TMII, angka itu mencapai 80%.
Traktir!
Dari mana angka itu? Gak usah nanya. Dia bisa memetik dari langit. Atau dari pohon jati.
Traktir!
Asyiknya, angka itu bisa gak usah ada hubungannya dengan hitungan KPU. Kalau UU berkata pemenang pemilu ditentukan oleh hitungan KPU, itu gak berlaku bagi Prabowo. KPU silakan jalan menghitung suara. Prabowo juga punya jalan lain. Terserah dia. Gak ada yang bisa cegah.
Traktir!
Meskipun hitungan KPU masih proses, Prabowo sudah tersungkur sujud syukur. Gak cuma sekali. Tapi beberapa kali. Apa yang disyukuri, terserah dia. Apa yang disujud-i terserah dia juga. Kita hanya bisa nonton.
Traktir!
Dia juga bebas mau ngomong Indonesia bubar kalau dirinya gak jadi Presiden. Gak usah ditanggapi. Biarin saja. Kalau dia mau bubar, bubar aja sendiri. Kita-kita mah, tetap mau bernegara. Tetap mau Indonesia yang asyik ini.
Traktir!
Jadi Prabowo itu enak. Dia menguasai tanah ratusan ribu hektar. Menikmati hasilnya. Tapi dia tinggal nuding Jokowi yang salah. Kenapa dia bisa menguasai tanah itu.
Traktir!
Dia juga bilang, ada satu persen elit di Indonesia bajingan. Hartanya segudang. Bersenang-senang di atas penderitaan rakyat. Kata Sandiaga, Prabowo dan dirinya termasuk yang satu persen itu.
Siapa yang salah? Jokowi.
Traktir!
Jadi Prabowo itu enak. Dia ikut Pemilu. Tapi gak mau mengikuti mekanismenya. Kalau kalah, katanya pasti dicurangi. Sudah itu maunya people power. Rakyat mungkin akan diadu di jalan.
Apa gunanaya Bawaslu, polisi, sampai MK? Itu hanya untuk WNI lain.
Tratktir.
Jadi Prabowo itu enak. Kalau meninggal nanti ada ustad yang akan menuntunnya ke surga. Kayak orang dituntun masuk ke rumah. Nyeplos begitu saja. Maklum, VVIP.
Jadi dia gak perlu ribet-ribet ibadah. Surga sudah di tangan.
Jika adzan, orang lain boleh sibuk ambil wudhu dan sholat. Prabowo memilih minum kopi.
Traktir.
Jadi Prabowo itu enak. Apapun omongannya orang akan selalu memaklumi.
"Dalam agama orang terkena kewajiban apabila sudah baligh dan waras, mas. Tuhan kan, maha pemaklum," ujar Abu Kumkum.
Maksud loh?
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews