Sampai malam ini 2 Februari 2019, masih ramai di TV bahwa KPU akan mengumumkan ex koruptor dalam daftar nama caleg. Dan bersamaan dgn itu UU Pemilu terus jadi kemayu kepada manusia-manusia rendah akhlak, ex koruptor ngotot mau jadi legislator.
Dirinya saja kotor mau bekerja di tempat sakral mewakili rakyat. Mana ada bangsat bersahabat, yang pasti rakyat diembat. Laporan harta kekayaan saja mereka enggan melaporkannya. Kan ketauan rencana jahatnya atau kelakuan jahat sebelumnya.
Sudah lama kita mendengar nama Prabowo Subianto dan Sandiago Uno ada dalam daftar Paradise Papers yang menggemparkan dunia. Di sana diwilayah tak tersentuh hukum negara asal siempunya dana, telah lama dana disimpan dan dikelola untuk diluputkan dari pajak yang harusnya mereka bayar karena pajak adalah hak negara.
Persoalan itu tidak bisa dianggap angin lalu, karena selain hukum penggelapan pajaknya ada, juga uang itu harus ditanya hasil dari usaha apa. Selanjutnya kenapa mereka simpan di luar, dan bagaimana pajaknya, berapa besar dan berapa lama mereka tak membayar.
Prabowo dan Sandi harus bisa menjelaskan. Kalau itu bukan uang ilegal, harus secara jelas dapat diberi keterangan, jangan main umpet-umpetan, karena rakyat menyimpan penasaran. Kok ada capres dan cawapres yang tampil full akhlak, tak taunya gak bayar pajak. Cilaka dua belas kita semua.
Kenapa harus dijelaskan. Kita sedang ribut bicara soal ex napi koruptor tak diberi hak politik, sementara capres dan cawapresnya namanya ada di Paradise Papers. Apakah hal ini bukan maling teriak maling.
Bekas koruptor gak bisa jadi legislator, dan kodok akan ketawa kalau capres dan cawapresnya masih menyimpan uang kotor. Yang lucu bin ajaib, mereka lolos sebagai capres cawapres. Gimana kalau jadi, maka sudah pasti, korupsi boleh dijalani asal tidak besar. Yang kecil boleh dikorupsi rakyat kecil. Dan yang besar untuk porsi pejabat yang lebih tinggi.
Kelakuan seperti ini kok bisa mau jadi presiden, dan memberi janji macam-macam. Ini sama saja kita disuruh menyaksikan muka lembam yang katanya dikeroyok preman, gak taunya operasi plastik yang gak pakai jahitan.
Tidak ada alasan kita untuk tidak memilih Jokowi, selain dia tak punya bakat mencuri, dia juga gak pintar ingkar janji. Kita yang waras harus memilih Jokowi, yang tak waras biarkan kenduri makan janji.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews