KPU dan Bawaslu yang Ngomong Melulu

Minggu, 3 Februari 2019 | 08:03 WIB
0
305
KPU dan Bawaslu yang Ngomong Melulu
Ilustrasi Panama Papers (Foto: ICIJ.org)

Sampai malam ini 2 Februari 2019, masih ramai di TV bahwa KPU akan mengumumkan ex koruptor dalam daftar nama caleg. Dan bersamaan dgn itu UU Pemilu terus jadi kemayu kepada manusia-manusia rendah akhlak, ex koruptor ngotot mau jadi legislator.

Dirinya saja kotor mau bekerja di tempat sakral mewakili rakyat. Mana ada bangsat bersahabat, yang pasti rakyat diembat. Laporan harta kekayaan saja mereka enggan melaporkannya. Kan ketauan rencana jahatnya atau kelakuan jahat sebelumnya.

Sudah lama kita mendengar nama Prabowo Subianto dan Sandiago Uno ada dalam daftar Paradise Papers yang menggemparkan dunia. Di sana diwilayah tak tersentuh hukum negara asal siempunya dana, telah lama dana disimpan dan dikelola untuk diluputkan dari pajak yang harusnya mereka bayar karena pajak adalah hak negara.

Persoalan itu tidak bisa dianggap angin lalu, karena selain hukum penggelapan pajaknya ada, juga uang itu harus ditanya hasil dari usaha apa. Selanjutnya kenapa mereka simpan di luar, dan bagaimana pajaknya, berapa besar dan berapa lama mereka tak membayar.

Prabowo dan Sandi harus bisa menjelaskan. Kalau itu bukan uang ilegal, harus secara jelas dapat diberi keterangan, jangan main umpet-umpetan, karena rakyat menyimpan penasaran. Kok ada capres dan cawapres yang tampil full akhlak, tak taunya gak bayar pajak. Cilaka dua belas kita semua.

Kenapa harus dijelaskan. Kita sedang ribut bicara soal ex napi koruptor tak diberi hak politik, sementara capres dan cawapresnya namanya ada di Paradise Papers. Apakah hal ini bukan maling teriak maling.

Bekas koruptor gak bisa jadi legislator, dan kodok akan ketawa kalau capres dan cawapresnya masih menyimpan uang kotor. Yang lucu bin ajaib, mereka lolos sebagai capres cawapres. Gimana kalau jadi, maka sudah pasti, korupsi boleh dijalani asal tidak besar. Yang kecil boleh dikorupsi rakyat kecil. Dan yang besar untuk porsi pejabat yang lebih tinggi.

Kelakuan seperti ini kok bisa mau jadi presiden, dan memberi janji macam-macam. Ini sama saja kita disuruh menyaksikan muka lembam yang katanya dikeroyok preman, gak taunya operasi plastik yang gak pakai jahitan.

Tidak ada alasan kita untuk tidak memilih Jokowi, selain dia tak punya bakat mencuri, dia juga gak pintar ingkar janji. Kita yang waras harus memilih Jokowi, yang tak waras biarkan kenduri makan janji.

***