Transisi Energi Cepat Jadi Komitmen Pemerintah Wujudkan Pilar Swasembada Energi Nasional

Rabu, 5 November 2025 | 15:13 WIB
0
0
Transisi Energi Cepat Jadi Komitmen Pemerintah Wujudkan Pilar Swasembada Energi Nasional
Presiden Prabowo Subianto

Jakarta – Pemerintah mempertegas komitmennya untuk mempercepat transisi energi dalam rangka mewujudkan pilar kemandirian energi nasional. Upaya ini menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi menuju Swasembada Energi Nasional.

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Eddy Soeparno mengatakan pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dengan memaksimalkan potensi energi yang bersumber dari kekayaan alam Indonesia, baik melalui pengembangan energi baru terbarukan maupun optimalisasi sumber daya domestik yang berkelanjutan.

 

"Presiden Prabowo berkomitmen untuk memperbesar bauran energi terbarukan sebagai upaya mencapai target Net Zero Emmision di tahun 2060 atau lebih cepat. Dalam berbagai kesempatan Presiden Prabowo menyampaikan bahwa untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% dengan memaksimalkan potensi energi dari sumber daya alam yang ada di Indonesia," ungkap Eddy.

 

Eddy juga mengatakan Indonesia berupaya untuk melakukan deregulasi di berbagai sektor termasuk energi terbarukan sekaligus melakukan reformasi struktural untuk menarik lebih banyak investor.

 

"Saya memahami bahwa di antara masalah dalam pengembangan energi terbarukan adalah mengenai biaya yang mahal dan juga potensi keekonomian dalam menanamkan modal untuk membiayai proyek ini," lanjutnya.

 

Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengajak perguruan tinggi di Indonesia dapat berperan aktif dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan adaptif terhadap transisi energi dan ekonomi hijau (green energy and economy).

 

Pemerintah berkomitmen menerapkan prinsip transisi yang berkeadilan (just transition) dengan memastikan tidak ada pihak yang tertinggal (no one left behind).

 

“Kebijakan-kebijakan kita, baik yang terkait pelatihan maupun pembangunan ekosistem ketenagakerjaan, diarahkan agar semua pihak dapat beradaptasi dengan perubahan. Tidak boleh ada yang tertinggal,” ujar Menaker.

 

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa transisi menuju ekonomi hijau yang berkeadilan dan inklusif, membuka peluang besar bagi penciptaan lapangan kerja baru, sekaligus menjadi tantangan bagi kesiapan tenaga kerja nasional.

 

“Green jobs bukan lagi pilihan, melainkan kewajiban bagi kita untuk mempersiapkan SDM yang mampu menjawab kebutuhan tersebut,” ujar Menaker.

 

Dengan momentum yang semakin kuat ini, pemerintah mengajak seluruh pemangku kepentingan, pemerintah daerah, pelaku industri, akademisi, hingga generasi muda untuk bersinergi mendukung pilar swasembada energi. Karena, swasembada energi bukan hanya target, melainkan tanggung jawab bersama.

 

 

 

[edRW]