Lalu uang tak-seberapa-besarnya pun menjadi pembuka jalan penegak hukum meringkus mereka, mengungkap kasusnya, dan menyita segenap uang dan kemewahan itu.
Satu demi satu kejahatan korupsi dan suap-menyuap terungkap. Setiap kali satu kejahatan tersibak, saya – mungkin juga Anda -- terhenyak oleh kenyataan: betapa tak terukur keserakahan dan ketamakan manusia. Tak puas-puas, tak cukup-cukup.
Akil Mochtar punya duit di rekening perusahaan miliknya, CV Ratu Samagat sebesar 155 Miliar Rupiah, 33 mobil dan 31 sepeda motor, beberapa rumah mewah dan tanah yang tersebar luas di Kalimantan dan Jawa. Dan jabatannya pun begitu tinggi, Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.
Lalu ia tertangkap oleh KPK gara-gara mengejar duit beberapa miliar rupiah dari perkara Pilkada Kabupaten Lebak dan Gunung Mas yang ditangani MK. Perkara ini membawa Akil Mochtar menjalani hukuman seumur hidup di penjara dan seluruh hartanya disita.
Isi rekening Bahasyim Assafie sebesar 64 Miliar Rupiah dengan pergerakan uang dalam beberapa tahun sebesar 932 Miliar, punya dua rumah di kawasan elit Menteng, Jakarta Pusat, dan karir yang cemerlang sebagai pejabat Direktorat Jenderal Pajak, lalu menjadi seorang inspektur di Kantor Bappenas.
Ia tertangkap KPK dengan bukti pemerasan uang nasabah pajak sebesar satu miliar. Kini, Bahasyim menjalani 12 tahun penjara. Duitnya disita.
Gayus Tambunan hanyalah pegawai kantor pajak dengan pangkat rendah. Tapi hartanya sungguh berlimpah: uang tunai dengan total Rp 74 Miliar, emas dan permata, rumah dan apartemen. Ia diterungku puluhan tahun setelah terungkap oleh PPATK memiliki rekening dengan isi tak wajar – Rp 25 Miliar – tapi dengan gaji sebagai pegawai negeri hanya enam juta rupiah per bulan. Duit-duit itu dikumpulkannya dari suap-suap para pengemplang pajak.
Gayus kini menjalani hukuman penjara untuk beberapa kasus berbeda. Saya sampai kesulitan menghitung total masa hukumannya ...
Jenderal Polisi Djoko Susilo juga sudah punya harta senilai lebih dari 100 Miliar Rupiah, 20 rumah mewah dan ... eh, beberapa istri, ketika KPK menangkapnya karena menggelembungkan anggaran proyek pengadaan simulator SIM. Kepala Korps Lalu Lintas Polri ini pun dihukum penjara 18 tahun lamanya, segenap hartanya disita.
Kiai Fuad Amin bahkan sudah punya uang tunai Rp 234 Miliar dan 560 Ribu Dolar di beberapa rekening ketika kakek sepuh yang bekas Bupati Bangkalan ini ditangkap KPK seusai menerima uang dari pengusaha migas di kampungnya sebesar beberapa ratus juta saja.
Fuad kini menghitung hari di penjara, menjalani hukuman 13 tahun lamanya.
Dan banyak contoh kasus lainnya.... Apa yang menyamakan semua kisah yang saya tulis ini? Keserakahan yang tiada tara: uang tunai sudah ratusan miliar rupiah, rumah dan mobil mewah, jabatan mentereng -- tapi tak puas-puas juga.
Lalu uang tak-seberapa-besarnya pun menjadi pembuka jalan penegak hukum meringkus mereka, mengungkap kasusnya, dan menyita segenap uang dan kemewahan itu.
Hanya kerikil kecillah memang yang bisa menjadi batu sandungan. Bukan batu besar yang menutup pandangan.
Selamat malam Indonesia....
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews