Pemerintah Komitmen Percepat Pembangunan Sektor Pangan di Papua
Oleh: Maria Wanggai
Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan Kabupaten Merauke, Prov. Papua Selatan menjadi penyedia pangan skala luas melalui modernisasi pertanian optimasi lahan (opla). Kebijakan Pemerintah Pusat ini menjadikan Merauke sebagai lumbung pangan di Kawasan Timur Indonesia dengan Program Optimasi Lahan (Opla) yang luasnya sekitar 40.000 Ha.
Sebelumnya, pada pertengahan Mei 2024 lalu, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman diketahui telah mengirim 330 unit alat mesin pertanian (Alsintan) dari Surabaya ke Merauke dengan menggunakan KRI Soeharso. Ratusan unit tersebut di antaranya terdiri dari pompa, alat tanam, alat panen, drone, alat pemupukan, dan benih unggul. Pengiriman sejumlah alsintan tersebut ditujukan untuk meningkatkan produksi dan Perluasan Areal Tanam (PAT) sehingga pengembangan Merauke sebagai lumbung pangan khususnya padi dapat berjalan maksimal.
Andi Amran Sulaiman juga optimis bahwa modernisasi pertanian akan mempercepat pengembangan Merauke sebagai lumbung pangan Kawasan Timur Indonesia. Untuk tahap awal, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa terdapat 40.000 hektar lahan di Kab. Merauke yang siap dioptimasi. Angka ini akan terus dikembangkan hingga 1.000.000 hektar. Jika tercapai, Pemerintah bisa menghasilkan 15 juta ton gabah atau sekitar 8 juta ton padi.
Andi Amran memastikan bahwa pembangunan pertanian di Kab. Merauke ini dilakukan dengan prinsip berkeadilan, memperhatikan hak-hak masyarakat lokal, serta mendukung pengembangan ekonomi berkelanjutan dan inklusif bagi semua petani di daerah tersebut. Hal ini dinilai merupakan momentum terbaik untuk membangun pertanian di Merauke.
Lebih lanjut, Andi Amran Sulaiman menekankan bahwa pengembangan lahan pertanian di Merauke ini akan dibangun secara maksimal melalui konsep modernisasi pertanian. Hal ini dilakukan agar ke depannya konsep pertanian Merauke seperti ini akan menjadi percontohan untuk dikembangkan di sejumlah wilayah lainnya di Indonesia.
Andri Amran merinci bahwa 40.000 hektar ini merupakan cluster pertanian modern di mana semua kebutuhan menggunakan teknologi. Nantinya, hal ini bisa dijadikan contoh di tempat lain mulai dari tanam, panen, hingga proses pengolahannya menggunakan alat modern.
Sementara itu, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Ali Jamil menambahkan bahwa selain melakukan perbaikan infrastruktur dari kegiatan opla, juga dialokasikan alsintan sebanyak 330-unit untuk tujuh distrik di Kab. Merauke dengan rinciannya yaitu TR4 200 unit, TR2 30 unit, pompa air 80 unit, RT 20 unit.
Ali Jamil mengatakan bahwa saat ini telah dilakukan olah tanah di Kampung Ngguti Bob, Distrik Tanah Miring, Kab. Merauke dengan menggunakan alsintan yang telah dialokasikan. Kegiatan yang sudah dilakukan diantaranya normalisasi saluran dan pengolahan lahan pada lahan rawa pasang surut dengan menggunakan TR4. Secara umum, sawah di Kab. Merauke menggunakan sistem polder mini yang artinya sawah dikelilingi tanggal dan pematang, sedangkan untuk sirkulasi airnya menggunakan pompa.
Pompanisasi ini digunakan pada musim hujan untuk mengurangi genangan di sawah, dan pada musim kering digunakan untuk mengisi air dari saluran sekunder ke dalam sawah. Selain itu, pada Sebagian lahan di Merauke masih terdapat lahan yang IP100, dikarenakan kurangnya pasokan air dan tidak tersedianya aksesibilitas.
Ali Jamil mengatakan bahwa solusi yang tepat untuk mengatasi persoalan tersebut adalah dengan menormalisasi saluran atau penempatan pompa air yang berkapasitas besar untuk mempercepat pengaliran air dari intake dan estafet pada saluran yang lokasinya jauh dari intake. Demikian juga pada musim hujan untuk mempercepat drain dari area sawah ke saluran pembuang.
Di kesempatan yang sama, Bupati Merauke, Romanus Mbaraka mengaku optimis wilayah yang dipimpinnya mampu menjadi lumbung pangan nasional. Pihaknya mengatakan bahwa dukungan dari Pemerintah Pusat baik berupa alsintan, benih, pupuk, hingga pendampingan petani secara langsung di lapangan akan memberikan dampak positif terhadap pengembangan pertanian di wilayahnya.
Dalam waktu dekat ini Pemerintah melalui Kementerian Pertanian pun akan melakukan rehabilitasi dan memperbaiki sawah-sawah yang sedianya sudah dijama para petani untuk memastikan pertanian di Merauke bisa berjalan dengan baik serta dapat meningkatkan kesejahteraan para petani setempat.
Selain itu, Pemerintah berencana untuk mengembangkan industri Perkebunan tebu jutaan hektar di Merauke, Papua Selatan. Proyek ini digadang-gadang untuk mendukung swasembada gula nasional dan bioethanol. Presiden Jokowi juga telah membuat Satuan Tugas (Satgas) untuk mempercepat proyek ini. Proyek pangan dan energi seluar 2 juta hektar ini masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) sebagai lanjutan dari proyek pengembangan pangan skala besar (food estate). Nilai investasi dari proyek ini telah mencapai US$8 miliar atau setara Rp130 triliun (asumsi kurs Rp16.252).
Maka, untuk mewujudkan Papua yang sejahtera harus mengedepankan dan mengembangkan pertanian agar bisa menghasilkan produk pangan lokal yang berkualitas dan berdaya saing tinggi, serta meningkatkan ketahanan pangan, sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat karena dapat diolah kembali menjadi produk UMKM. Untuk itu, pentingnya dukungan masyarakat terhadap pengembangan pangan di Kab. Merauke dengan memanfaatkan bahan pangan lokal secara optimal.
*Penulis adalah Mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews