Selama PPKM level 4, pemerintah makin getol melaksanakan tracing and testing untuk mengatahui siapa saja yang kena corona. Dengan langkah tersebut, maka pandemi Covid-19 dapat segera diatasi.
Rasanya sudah hampir lelah menghadapi pandemi selama setahun ini tetapi tidak boleh mengibarkan bendera putih begitu saja. Corona harus dilawan dengan vaksinasi, menjaga protokol kesehatan, dan menaati program pemerintah lainnya. Salah satunya dengan 3T: tracing, testing, and treatment. Program 3T ampuh dalam menangani corona karena bisa menelusuri dan mengetes para OTG.
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa pemerintah akan melakukan tracing dan testing pada beberapa hari ke depan, khususnya di daerah aglomerasi dan wilayah padat penduduk. Misalnya di Jabodetabek, Surabaya, Solo Raya, Malang Raya. Nantinya jika ada yang positif Covid akan langsung dikarantina.
Menteri Luhut melanjutkan, testing and tracing secara masif dapat memutus mata rantai penularan corona dan meminimalisir penyebaran varian delta. Selain itu, testing and tracing juga bisa menyelamatkan penderita corona varian delta karena mereka langsung dikarantina.
Dalam artian, saat ini banyak OTG yang terkena virus Covid-19 varian delta tetapi tidak menyadarinya sebelum melakukan tes rapid, sehingga jika tidak dites akan bahaya. Mereka bisa menyebarkannya ke keluarga, tetangga, dll. Penyebabnya karena corona varian delta bisa menular hanya dengan berpapasan dengan OTG. Jika penyebaran tidak distop dengan testing maka akan makin menular dan menular.
Kita tentu ingin mengakhiri pandemi secepatnya, oleh karena itu testing harus digenjot, agar bisa menemukan OTG dan akhirnya bisa lekas diselamatkan.
Walau tidak mengalami anosmia tetapi mereka jelas sudah terinfeksi virus Covid-19, sehingga harus mendapat perawatan yang intensif di tempat karantina.
Ketika dikarantina maka OTG akan mendapat obat-obatan dan vitamin, serta bantuan oksigen yang mencukupi. Ia akan lekas pulih dari corona sehingga tidak perlu menderita selama lebih dari 14 hari. Support dari pemerintah sangat penting karena pasien bisa mendapatkan obat dengan gratis. Sehingga mereka akan lekas sehat dan tidak kehilangan nyawa.
Jangan pedulikan pendapat miring tentang testing. Memang pasca rapid test massal, maka jumlah pasien corona yang tercatat di data tim satgas Covid-19 agak naik. Namun kenaikan ini tentu karena habis banyaknya tes, bukan karena penularan massal. Justru pasca testing para OTG terselamatkan karena bisa diobati dengan cepat.
Selain testing, pemerintah juga menggencarkan tracing alias penelusuran dengan siapa saja OTG berkontak. Tracing sangat penting, karena bisa jadi yang berkontak dalam kondisi kesehatan yang kurang baik, sehingga juga berpotensi jadi OTG. Mereka akan dites rapid dan ketika hasilnya positif, akan cepat diobati di tempat karantina atau isolasi mandiri selama 14 hari.
Seorang pasien corona juga harus jujur berkontak dengan siapa saja, sehingga akan memudahkan penelusuran oleh tim satgas Covid. Sehingga makin banyak yang berkontak dengannya, makin banyak tes rapid yang dilakukan. Namun ini bagus karena bisa jadi di antara mereka ada yang terkena corona ringan tetapi tidak menyadarinya. Sehingga akan cepat diobati dan memutus penyebaran virus Covid-19.
Tracing and testing sangat diperlukan untuk mengatasi pandemi, karena bisa mengetahui seberapa banyak warga sipil yang kena corona tetapi tidak menyadarinya. Penyebabnya karena seorang OTG tidak tahu bahwa ia sakit, padahal virus Covid-19 sudah bersarang di tubuhnya. Masyarakat diharap kooperatif dan menuruti anjuran untuk testing dan tracing. (Siti Aisah)
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews