Oleh : Mayra Hariesty
Vaksin dan Prokes masih menjadi pelindung utama warga dari penularan Covid-19. Dengan taat terhadap langkah pencegahan tersebut, ledakan kasus baru virus Corona diharapkan dapat dihindari.
Melonjaknya jumlah pasien corona di Indonesia adalah hal yang sangat menyedihkan. Menurut data tim satgas covid, per 16 juni 2021, pasien covid naik menjadi lebih dari 12.000 orang per hari.
Hal ini sangat mengejutkan karena baru beberapa hari lalu pasienya baru 8.000-an orang, tetapi sudah naik lagi dalam jumlah yang banyak.
Kenaikan jumlah pasien corona juga disebabkan oleh mutasi virus dan saat ini sudah ada beberapa varian baru seperti tipe B 117 dan corona india.
Mutasi ganda tentu menyerang 2 kali lipat dan menyebabkan penularan berlangsung lebih cepat. Sehingga para banyak daerah berubah statusnya dari zona oranye menjadi zona merah, bahkan hitam.
Lonjakan pasien ini sebenarnya sudah diprediksi oleh para epidemiolog, ketika mereka sudah mengingatkan masyarakat untuk tidak mudik dan tidak sembarangan pergi ke tempat umum. Namun karena masih bandel, mereka merasakan akibatnya, dan akhirnya terkapar karena corona. Sungguh miris karena penyakit ini sebenarnya bisa dicegah..
Dokter Wiki Adisasmito, juru bicara tim satgas covid menyatakan bahwa upaya terbaik menghindari penularan corona adalah dengan disiplin protokol kesehatan dan vaksinasi. Karena pengobatan virus Covid-19 yang sempurna masih dalam proses pengembangan. Dalam artian, mencegah tentu lebih baik daripada mengobati.
Vaksinasi amat penting karena setelah 2 kali disuntik, kita akan mendapatkan imunitas yang lebih kuat.
Sehingga tidak mudah tertular virus Covid-19 dari droplet yang menyebar dari OTG, dan saat ini siapa saja bisa dicurigai sebagai OTG. Oleh karena itu, vaksin wajib hukumnya dan ketika dilanggar, terancam denda jutaan rupiah.
Untuk menjaga agar semua WNI divaksin maka pemerintah membuat sentra vaksinasi di Jakarta dan akan disusul di daerah-daerah lain. Sehingga proses pendaftaran dan penyuntikan akan dilakukan di sana.
Sentra juga mencatat data penduduk yang sudah divaksin dan bisa diakses secara online sehingga transparan dan mencegah kekacauan saat ada yang belum mendapatkan vaksin.
Selain itu, kita masih tetap harus menjaga protokol kesehatan 5M. Koordinator PMO Komunikasi Publik Komite Penanganan Covid-19 Arya Sinulingga menyatakan bahwa mematuhi protokol kesehatan merupakan bentuk menjaga diri dan orang di sekitar kita.
Tujuannya untuk menghindari penularan corona.
Arya menambahkan, bagi pelanggar protokol kesehatan harus diberi sanksi yang lebih tegas. Dalam artian memang harus ada sanksi dan denda agar ada efek jera bagi orang yang lalai tidak pakai masker atau membuat keramaian dengan sengaja. Karena jika tidak diberi hukuman, akan lebih banyak lagi klaster corona baru yang terbentuk.
Daripada ada klaster baru dan membuat banyak orang sakit, lebih baik menindak tersangka yang melanggar protokol kesehatan. Ia bisa saja protes tetapi wajib diingatkan bahwa saat ini masa pandemi. Protokol harus dijalankan dengan disiplin, agar menurunkan jumlah pasien corona.
Kita bisa berkaca dari naiknya jumlah pasien corona dan mengakibatkan tempat tidur di RS harus disiapkan 84% lebih banyak, untuk menampung mereka.
Jangan sampai jadi pasien selanjutnya hanya karena malas pakai masker atau sengaja mendekati kerumunan. Karena efek terburuk corona adalah kematian.
Jangan pernah lelah menjaga protokol kesehatan dan meningkatkan imunitas serta higienitas tubuh.
Juga diiringi dengan vaksinasi covid, agar tubuh mendapatkan kekebalan yang lebih kuat. Ini semua ikhtiar agar kita bebas corona dan mengakhiri status pandemi secepatnya.
Penulis adalah kontributor Ruang Baca Nusantara
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews