Seperti mengulang peristiwa Pilpres 2014 lalu di mana Prabowo dikalahkan Jokowi, di Pilpres 2019 ini pun Prabowo mengklaim kemenangan.
Calon Presiden yang berpasangan dengan Cawapres Sandiaga Uno, yaitu Prabowo Subianto, mengklaim diri sebagai pemenang Pilpres 2019 atas dasar Exit Poll dan Quick Count lembaga survei. Namun demikian, Prabowo tidak menjelaskan lembaga survei mana yang memenangkannya itu.
Prabowo menyampaikan klaim kemenangannya di posko kemenangannya di Jalan Kartanegara, Jakarta, Rabu 17 April 2019, sekitar pukul 16.30 WIB atau sekitar 1,5 jam setelah lembaga survei boleh mengumumkan hasil penghitungan cepat mereka.
Dengan klaim kemenangan ini, Prabowo mengulangi peristiwa 5 tahun lalu saat Pilpres 2014 berlangsung, saat satu lembaga survei memenangkannya. Prabowo dan kawan-kawan saat itu langsung sujud syukur mencium bumi, diikuti rekan sekoalisinya.
Sujud syukur rupanya terulang kembali saat Prabowo lagi-lagi mengklaim kemenangan Pilpres 2019 ini. Sama seperti tahun lalu, Prabowo mengumumkan klaim kemenangannya itu bersama para pimpinan partai sekoalisi.
Namun demikian pada sujud syukur dan pengumuman klaim kemenangan kali ini ada yang janggal, yaitu ketidakhadiran Sandiaga Uno selaku cawapres mendampingi Prabowo. Ketidakhadiran Sandi menjadi tanya besar.
Selain mengklaim kemenangan dalam Pemilu 2019 ini, Prabowo meminta para pendukungnya untuk tetap fokus mengawal kotak suara. Juga meminta pendukungnya tidak bertindak anarkhis.
"Kita fokus mengawal kotak suara karena kotak suara itu kunci kemenangan kita, agar kebogongan-kebohongan yang sudah dilakukan bisa dilawan," kata Prabowo dalam jumpa pers di Media Center Prabowo-Sandiaga, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, tersebut.
Prabowo mengklaim kemenangan itu berdasarkan hasil hitung cepat dan exit poll yang dilakukan pihaknya, namun ia tidak menyebut lembaga survei mana yang dimaksud. Di sisi lain untuk sementara Quick Count versi 5 Lembaga survei mengunggulkan pasangan Jokowi-Ma'ruf, termasuk Litbang Koimpas.
Prabowo menyebut angka kemenangan exit poll sebesar 55,4 persen, sementara hasil hitung cepat internal menyebut pasangan Prabowo-Sandi meraih 52 persen.
"Saya tegaskan di sini, kepada para pendukung saya untuk sama sekali tidak terporvokasi dan menghindari semua bentuk tindakan berlebihan, tindakan di luar hukum, dan tindakan kekerasan," pinta Prabowo.
Hingga pukul 16.05 WIB, berdasarkan hasil hitung cepat sementara lima lembaga survei, Jokowi-Ma'ruf masih unggul dari Prabowo-Sandiaga sebagai berikut;
1. Litbang Kompas data 57,2 persen Jokowi-Ma'ruf: 54,9 persen Prabowo-Sandiaga: 45,1 persen
2. Indobarometer data 57,08 persen Jokowi-Ma'ruf: 52,92 persen Prabowo-Sandiaga: 47,08 persen
3. Charta Politika data 72,13 persen Jokowi-Ma'ruf: 54,74 persen Prabowo-Sandiaga: 45,26 persen
4. Poltracking Indonesia data 71,15 persen Jokowi-Maruf: 55,12 persen Prabowo-Sandiaga: 44,88 persen
5. Indikator Politik Indonesia data 64,85 persen Jokowi-Maruf: 54,94 persen Prabowo-Sandiaga: 45,06 persen.
Tentu saja hasil hitung cepat ini bukan hasil resmi, sebab KPU-lah yang nanti melakukan rekapitulasi secara berjenjang untuk menetapkan pemenang Pilpres 2019.
Sementara itu di kubu lainnya, Joko Widodo didampingi Ma'ruf Amin menyampaikan pernyataannya terkait hasil exit poll dan quick count sejumlah lembaga survei. Jokowi tidak menyebut angka kemenangan, namun menyerahkan pengetahuan soal hasil lembaga survei itu kepada publik. Ia juga tidak mengumumkan kemenangan secara terburu-buru.
Tidak lupa Jokowi menyampaikan apresiasi kepada partai pendukung, rakyat pemilih dan khususnya aparat TNI/Polri yang telah berhasil mengamankan jalannya Pemilu 2019 dengan tenang dan damai.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews