Alunan musik mengiringi gerakan tubuh dan goyangan kaki serta tangan mereka. Terlihat wajah-wajah yang sedang berbahagia dilengkapi jamuan yang istimewa. Di awal video terlihat seseorang mematikan lilin di sebuah prosesi ibadah natal sebuah keluarga.
Begitulah cuplikan video yang kemudian viral di media sosial. Karena seseorang yang berjoget di video tersebut adalah Prabowo Subianto, sang capres hasil ijtima ulama. Banyak pihak sontak menyangsikan keislaman seorang Prabowo. Bagaimana bisa seorang capres yang diklaim pro ulama rayakan natal?
Video tersebut adalah hasil rekaman Rahayu Saraswati Djojohadikusuma, keponakan Prabowo, putri dari Hashim Djojohadikusuma pada perayaan natal keluarga yang diadakan oleh ayahnya. Sara, begitulah panggilannya, membantah bahwa Prabowo mengikuti ritual ibadah natal keluarga. Menurut anggota fraksi Gerindra di DPR RI ini Prabowo hadir jauh setelah ibadah natal dan hanya ada di pesta keluarga.
Menurut ketua DPP , Inas Nasrullah Zubir, Prabowo Subianto terbiasa dengan perayaan natal sejak kecil. Natal bagi Prabowo bukan sekedar perayaan melainkan juga ritual peribadatan yang sangat sakral dan tidak mudah untuk dipisahkan dari kehidupan sehari-hari Prabowo.
Lagi-lagi persoalan gerak-gerik dan kebiasaan Prabowo memaksa Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi mengklarifikasi.
Andre Rosadi, anggota Badan Komunikasi BPN Prabowo-Sandi, berusaha membantah bahwa Prabowo mengikuti ritual natal keluarga dengan mengatakan bahwa video yang tersebar itu adalah acara perayaan natal Gerindra di hotel Kartika Chandra pada tahun 2013 yang lalu.
Priyo Budi Santoso ikut membela Prabowo, “Pak Prabowo tidak ikut dalam ibadah ritual natal. Beliau menghadiri perayaan untuk penghormatan tapi tidak ikut dalam ibadah ritual natalnya,” ucapnya.
Menurut Inas, pengingkaran bahwa Prabowo hadir di ritual natal keluarga yang dilakukan oleh Andre Rosadi adalah pelecehan kepada ibu kandung Prabowo, Dora Marie Sigar yang sudah membekali putranya dengan pendidikan agama serta kedekatan dengan Tuhan.
Tak bisa dielakkan bahwa Prabowo Subianto adalah keturunan keluarga yang semua anggotanya adalah penganut Kristen Protestan dan Katolik baik dari pihak ayahnya maupun pihak ibunya bahkan sang ibu adalah penganut Kristen yang taat . Adik Prabowo sendiri, Hashin Djojohadikusumo adalah anggota dewan Pembina dari organisasi sayap partai, Kristen Indonesia Raya, hingga 2016.
Sebenarnya tak ada yang salah atau aneh pada kehadiran seorang Prabowo di perayaan natal keluarganya. Negara kita adalah negara berketuhanan, berdemokrasi dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika. Lantas apa toh yang salah sampai harus dipersoalkan banyak pihak. Mau Prabowo ikut ritual ibadah atau sekedar berkumpul dengan keluarganya ya itu juga jelas haknya.
Lantas, apa yang jadi persoalan? Persoalannya ada pada politik identitas yang dimainkan kubu Prabowo dengan menghembuskan isu agama untuk menjatuhkan lawan dan klaim agama juga untuk mendongkrak suara. Dan Islam dengan agama mayoritas yang potensial pemilih jadi konstituen paling dilayani sekaligus dipolitisasi. Pencitraan.. itu hal.yang sering ditudingkan kepada seorang Joko Widodo.
Belum lama ini, cawapres UI sekaligus ketua MUI Ma’ruf Amin mendapati beberapa pihak memfitnah dan membuli dirinya.
Video natalnya keluarga Prabowo yang awalnya dipasang “mengundang pro kontra”, Sara akhirnya menghapus postingan tersebut. Terusikkah keluarganya?
Sangat disayangkan, momen natal yang begitu damai, sakral makna harus terusik persoalan politik. Momen berkumpul keluarga Prabowo yang awalnya romantis jadi seba politis. Akankah sandiwara pencitraan koalisi terus membayangi keimanan keluarga besar Prabowo?
Yang jelas, bak senjata makan tuan, permainan yang dibuat menjerat keluargarnya sendiri.
Islam dan kristen sudah ada di Indonesia sejak dulu. Peradaban Islam di indonesia bahkan tak luput dari peran umat kristen dan begitu juga sebaliknya.
Tak sepantasnya keluarga besar Prabowo diusik. Maka sebagai sesama mahluk Tuhan di negeri Bhineka Tunggal Ika, saya ingin mengucapkan selamat hari natal dan tahun baru bagi keluarga besar Prabowo Subianto.
Damai semesta!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews