Mampukah Puan Maharani meningkatkan atau menaikkan elektabiltasnya baik sebagai capres maupun sebagai cawapres?
Pilpres memang masih lama yaitu awal tahun 2024. Tapi suhu politik tanah air selalu hangat dan tensinya selalu meningkat.
Hasil survei dari lembaga survei hampir tiap pekan atau bulan selalu dirilis. Sudah seperti bak jamur dimusim hujan. Bahkan nama-nama lembaga survei baru banyak bermunculan. Ada IndoBarometer, Indometer dan Parameter.
Bisa jadi akan muncul lembaga survei dengan nama Speedometer dan Argometer atau Termometer akan segera menyusul dan merilis hasil surveinya.
Dan mesin partai juga mulai dipanaskan dan tokoh atau elit partai mulai memoles diri atau citra diri. Sudah mulai bersolek dan sosialisasi. Ada yang melakukan dengan dengan panen raya padi di daerah atau provinsi yang bukan wilayahnya sebagai kepala daerah, ada yang melakukan dengan subuh berjamah dan ada dengan memberikan bantuan vaksin.
Semua itu salah satu usaha memoles atau membentuk citra diri tokoh atau elit politik.
Beberapa waktu lalu suhu politik partai PDIP sedang hangat atau memanas. Dalam rapat konsolidasi kader partai se-Jawa Tengah yang diadakan di Semarang yang dihadiri oleh Puan Maharani, tidak mengundang Ganjar Pranowo yang merupakan kader partai PDIP atau sebagai kepala daerah.
Alasan tidak mengundang Ganjar Pranowo karena Ganjar dianggap ambisius dan sudah kebablasan. Dan lebih sering melakukan pencitraan di media sosial dibanding bekerja sebagai gubernur atau kepala daerah.
Tuduhan itu muncul secara terang-terangan dari ketua DPD PDIP yaitu Bambang Pacul bukan Gundul Pacul.
Seperti kita ketahui, nama Ganjar Pranowo selalu muncul dalam setiap lembaga survei merilis hasil surveinya. Namanya selalu masuk dalam tiga besar bersaing dengan Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Sekalipun ada yang menghibur diri bahwa memanasnya suhu politik di PDIP terkait tidak diundangnya Ganjar Pranowo dalam konsolidasi partai yang dihadiri Puan Maharani adalah sebagai tes ombak. Boleh saja orang berpendapat seperti itu.
Tetapi menurut pendapat pribadi mengesampingkan atau tidak mempercayai teori "tes ombak" sebagaimana teori konspirasi-sekalipun dalam politik memang penuh instrik dan persekongkolan untuk mencapai kesepakatan.
Seperti kita ketahui ombak sendiri mempunyai sifat menghanyutkan dan kita tidak bisa mengukur seberapa besar ombak itu dan akibat dampak yang ditimbulkan dari ganasnya ombak itu sendiri. Bisa jadi ombak tersebut hanya menghanyutkan salah satu pihak atau orang,tetapi bisa dua-duanya digulung dan ditenggelamkan ombak tersebut.
Jadi jangan sekali-kali bermain ombak. Apalagi tes ombak. Bisa-bisa malah menenggelamkanmu.
Lagian, siapa sih yang tidak ingin menjadi orang nomer satu dan nomer dua atau sebagai presiden dan wakil presiden di negeri ini. Apalagi Puan Maharani yang notabene anak dari Ketuam PDIP yaitu Megawati bisa dikatakan punya sarana dan privilege untuk menjadi sebagai cawapres. Dan digadang-gadang akan dipasangkan dengan Prabowo Subianto yang merupakan Ketum Partai Gerindra dan sebagai menteri Pertahanan.
Elektabiltas Ganjar Pranowo memang tinggi dibandingkan dengan Puan Maharani dari hasil yang dirilis banyak lembaga survei.Kalah jauh dah. Tapi sepertinya Puan Maharani sadar tidak ingin menjadi capres tetapi sebagai cawapres.
Sekarang Puan Maharani mulai bersosialisasi atau mengenalkan dirinya entah menggunakan kedudukannya sebagai tokoh partai atau sebagai ketua DPR. Dan hari Sabtu (12/6/2021) Puan memberikan bantuan 20.000 dosis vaksin di Jawa Tengah atau Dapil atau daerah pemilihan yaitu Solo, Boyolali, Klaten dan Sukoharjo.
Jelas ini salah satu sosialisasi yang bersangkutan dengan menggunakan bantuan vaksin covid.
Ini menarik-mengapa?
Karena seperti kita ketahui, vaksin covid ini tidak dijual bebas atau tokoh politik boleh membelinya dan menyumbangknnya seperti membeli masker dan menyumbangkannya kepada masyarakat. Dan selain pemerintah melalui Kementerian Kesehatan yang mendistribusikan vaksin kepada dinas kesehatan atau rumah sakit yang ditunjuk,ada lagi vaksin mandiri untuk karyawan melalui perusahaan yang mengajukan kepada Kementerian Kesehatan.
Terus Puan Maharani mendapat vaksin covid itu darimana?
Kalau sebagai Ketua DPR harusnya dilakukan di hari kerja bukan di hari Sabtu.Itupun sebagai peninjau dalam sosialisasi vaksin kepada masyarakat. Bukan memberi bantuan vaksin karena bukan wewenangnya atau tugasnya.
Bahkan baliho Puan Maharani sudah mulai marak dipasang di jalan-jalan wilayah Jawa Timur. Sepertinya sosialisasi Puan dipusatkan di pulau Jawa yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan DKI Jakarta. Dan tentunya Bali juga akan menjadi target sosialisasi yang bersangkutan atau tim suksesnya.
Mampukah Puan Maharani meningkatkan atau menaikkan elektabiltasnya baik sebagai capres maupun sebagai cawapres?
Politik adalah cair dan dinamis. Dalam balapan motor GP terkadang lap-lap terakhir menjadi penentu kemenangan. Apalagi dalam politik menit-menit akhir juga kadang jadi penentu siapakah tokoh politik yang akan menjadi cawapres.
Seperti pada pilpres 2019, Mahfud MD yang awalnya akan menjadi cawapres harus kalah dan menyerah di lap akhir karena di tikung oleh Makruf Amin sebagai cawapres dan sekarang menjadi wakil presiden mendampingi presiden Jokowi.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews