Organ politik asli Orde Baru macam Golkar sebagian tidak suka dengan gerakan Cendana mereka lebih akrab kepada kekuatan kekuatan politik baru reformasi.
Kelompok Orde Baru itu sebenarnya sudah lemah. Inti mereka hanyalah di kekuatan modal Cendana yang sudah di proxy ke beberapa pengusaha sebagian juga ke pengusaha pengusaha era BPPN yang jual beli aset murah.
Anak anak pemaen BPPN ini beberapa mencoba menyusup ke pemerintahan dan sebagian berhasil tapi kekuatan politik mereka lemah, mereka tidak punya massa organik sebagai bagian gerakan sel sel politik.
Ada sebagian dari mereka juga yang menjadi kelompok lawyer korporat menyusup ke lembaga lembaga ad hoc. Kekuatan mereka juga lemah karena sedikit lagi terbongkar permainannya.
Kelompok ini juga berusaha menjadi influencer terhadap isu isu di tataran kelas menengah tapi sifatnya hanya sporadis.
Kekuatan yang paling besar justru kelompok organ baru sisa kekuatan Ali Moertopo yang dibina sejak 1968 sekarang sudah menjadi sel sel mandiri dan menjadi kekuatan propagandis ini yang sulit dikendalikan, tapi lucunya kekuatan ini yang sering dompleng sama Orde Baru justru agak dibenci sama kelompok kelompok Orde Baru sesungguhnya karena sejak lama mereka dicurigai.
Kaum Orba tulen malah agak seneng dengan sisa sisa PSI 1970-an yang menjadi tulang punggung intelektual.
Sementara organ politik asli Orde Baru macam Golkar sebagian tidak suka dengan gerakan Cendana mereka lebih akrab kepada kekuatan kekuatan politik baru reformasi.
Nah yang maen isu isu hoax, isu isu yang aneh aneh dan melawan kaidah kaidah ilmiah sejarah itu kekuatan propagandis sisa sisa gerakan Ali Moertopo yang sebenarnya dulu tiarap di jaman Benny Moerdani...
Kekuatan mereka lemah karena ya itu tadi: a-historis. Sesuatu kalau tidak punya landasan sejarahnya dan punya logika lompat lompat terhadap sejarah ya... sangat lemah sifatnya sebagai sebuah gerakan politik yang konsisten.
Agak mudah sebenarnya memenangkan politik 2024 kalau hanya untuk lawan Gerakan Cendana.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews