Jangan Terjebak Istilah Menteri Muda, Soalnya Banyak Anak Muda yang Loyo

Di kabinet Jokowi nanti akan terisi menteri yang usianya muda atau milenial. Bisa jadi pengertian menteri muda yang usianya 30 tahun ke bawah.

Selasa, 9 Juli 2019 | 21:17 WIB
0
252
Jangan Terjebak Istilah Menteri Muda, Soalnya Banyak Anak Muda yang Loyo
Joko Widodo (Foto: VOA Indonesia)

Presiden Joko Widodo mendengungkan atau menginginkan, bahwa di kabinetnya nanti akan terisi menteri yang usianya muda atau milenial. Bisa jadi pengertian menteri muda yang usianya 30 tahun ke bawah.

Jabatan menteri adalah jabatan politik. Yang artinya menteri merupakan wakil partai pendukung atau bisa dari kalangan profesional yang bukan dari partai atau non partai. Orang bisa menjadi menteri tidak harus meniti karier seperti pegawai negeri yang menapak demi setapak. Tetapi bisa tiba-tiba orang yang tidak dikenal oleh masyarakat bisa menjadi menteri. Asal ada sponsor atau yang meng-endors.

Bisa saja partai-partai pendukung menyodorkan kader-kadernya yang usianya masih muda. Atau bisa saja presiden memilih menteri yang masih muda dengan menggunakan hak prerogatifnya. Akan tetapi jangan sampai terjebak dengan istilah menteri muda, hanya biar ingin mendapat apresiasi dari masyarakat atau partai-partai pendukung. Tetapi yang benar-benar anak muda yang punya pengalaman dan kemampuan dalam managerial.

Memang, sudah banyak anak-anak yang usianya relatif muda bisa menduduki atau menjabat sebagai pemimpin puncak dalam perusahaan atau menjadi manager. Hal ini biasanya terjadi karena sebagai generasi penerus pemilik perusahaan atau pemilik perusahaan itu sendiri. Dan mereka bisa memerintah bawahannya tanpa sungkan yang usianya relatif lebih tua, memposisikan Big Bos.

Sedangkan, kalau ada menteri yang usianya relatif muda di bawah 30 tahun dan bawahannya rata-rata adalah pejabat karier yang syarat pengalaman dan usianya lebih tua,akan menjadi kendala dalam memerintah atau eksekusi kebijakan. Bawahan menghormati karena ia seorang menteri yang merupakan jabatan politik.

Karena belum tentu yang muda akan semangat dalam bekerja dan berani eksekusi kebijakan-kebijakan. Jangan sampai karena usianya muda-dalam eksekusi kebijakan cenderung nekat atau ugal-ugalan.

Jadi, Presiden Jokowi jangan terjebak dengan istilah menteri anak muda. Tetapi anak muda yang benar-benar mumpuni. Bukan anak muda yang alay-yang mudah berkeluh kesah di medsos. Jangan sampai nanti terjadi bongkar pasang jabatan menteri atau terkesan coba-coba.

Pengalaman periode pertama harus dijadikan pelajaran. Katanya pengalaman adalah guru terbaik. Wis ngono wae ojo tersinggung.

***