Viral kritikan JK (Jusuf Kalla) atas pembangunan LRT Palembang dan Jakarta, serta kereta api trans Sulawesi. Alasannya yang mau diangkat apa, tidak effisien, bla, bla, bla...
Pertanyaannya kenapa baru sekarang dia bicara, wapres kan ikut rapat kabinet, semua rencana kerja dia juga ikut mengamininya. Saya mengira ini cuma soal angka, bukan rasa. JK adalah keluarga pedagang yang ahli dalam hitungan untung rugi.
Apakah dia peduli atas ketimpangan transportasi, itu urusan nanti. Sementara Jokowi adalah pengabdi, yang melihat kebutuhan jangka panjang, pemerataan, dan dampak jangka panjang yang berkelanjutan.
Trans Sulawesi pasti akan diikuti populasi yang hadir mengikuti hadirnya jalan baru, dan akan ada pemukiman baru. Ini bukan efisien atau tidak, tapi lebih kepada kebutuhan jangka panjang. Sama juga pertanyaannya ngapain Belanda bangun jalan di Nusantara jauh sebelum Indonesia merdeka, sekarang mobil Toyota yang di ageni JK juga yang jalan di atasnya.
Jadi, kalau mendengar JK bicara, kita harus melihat kemana arahnya. Bisa saja ini bukan soal ekreta api yang tak ada barang diangkut, tapi sudah kepada makin sulit menjual mobil Toyota yang diageninya karena transfortasi masal sudah tersedia. So, kita mau angka duluan atau rasa yang mengenal keberpihakan.
Andai saja Arung Palaka masih ada, dia pasti berbisik kepada JK. Dan dia akan bicara, sudahlah, jangan ada pengkhianat jilid dua, cukup aku saja yang berkawan dengan Belanda dan menghabisi kerajaan Gowa.
JK, selalu saja bermanuver tapi gampang ditebak. Dia sama-sama pedagang, Jokowi juga pedagang. Bedanya JK menerima warisan pedagang, berkroni dengan zaman keemasan Golkar dan Orba, sementara Jokowi korban keganasan oOba, sehingga dia tumbuh dengan dewasa, sementara JK hidup dari lingkungan kemewahan.
Memang beda kayu jati dengan serutan tangan, dan terembesi polesan, walau dia dibilang jati, tapi itu hasil pemalsuan dan kebohongan. Nanti waktu yang akan membuktikan, bahwa jati yang kuat tak akan dimakan rayap. Dan terembesi yang dipolesi getas untuk berdiri.
Pahamkan sayang...
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews