Dari sejumlah artikel yang pernah saya tulis, saya pernah bilang bahwa, tidak ada lagi kata 'Kalah' dalam kamus Prabowo, kalau sampai kalah, pastinya kubu Jokowi dianggap menang karena curang. Kesan itulah yang Tengah dibangun oleh kubu Prabowo, untuk menanamkan dibenak pendukungnya, bahwa Prabowo-sandi tidak mungkin kalah.
Beberapa upaya Oposisi, memberi Planting (menanam kesan) ke arah sana sudah sudah mulai dibangun.
Pertama, jauh-jauh hari Oposisi sudah mulai menganggap KPU dan Bawaslu tidak kredibel, lebih berpihak kepada Petahana. Upaya mendelegitimasi KPU dengan berbagai cara, memutarbalikkan fakta hasil pertemuan tentang pelaksanaan debat Capres.
Seperti yang dilansir Detik.com, KPU menyebut keputusan memberikan kisi-kisi alias bocoran pertanyaan debat capres merupakan keputusan bersama, termasuk timses pasangan calon. Perwakilan timses capres-cawapres seharusnya mensosialisasi keputusan soal pertanyaan debat capres tersebut.
Tapi pada kenyataannya, fakta hasil pertemuan tersebut diputarbalikkan, seolah-olah mereka tidak tahu soal kisi-kisi alias bocoran tersebut. Seperti yang dikatakan komisioner KPU, Pramono Ubaid Tanthowi, di kantor KPU, Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Senin (7/1/2019).
"Itu jadi tanggung jawab mereka untuk mensosialisasikan itu, jangan membebankan itu semua ke KPU. Biar KPU yang dipukuli banyak orang, kita nggak bertanggung jawab, nggak bisa gitu dong," kata Pramono.
"Jangan pas rapat senyam-senyum nggak protes, nggak apa, tapi di luar teriak-teriak, menurut saya itu tidak bertanggung jawab," imbuh dia.
Kedua, soal isu hoaks 7 kontainer Surat suara yang sudah tercoblos, yang sangat viral baik dimedia-media online, maupun di media sosial.
Meskipun aparat kepolisian sudah menangkap pelaku pembuat hoaks tersebut, yang nyata-nyata merupakan Ketua Dewan Relawan Prabowo-Sandi, namun dibantah oleh pihak Oposisi, bahwa Bagus Bawana Putra (BBP) bukanlah bagian dari mereka, dan mereka tidak mengenal BBP, padahal ada jejak digital yang merekam berbagai aktivitas BBP dikubu Oposisi.
Sangat jelas strategi ini merupakan planting, pra-kondisi untuk tidak menerima hasil Pilpres 2019, kalau seandainya oposisi menerima kekalahan. Begitu hasil Pilpres nanti Prabowo-Sandi dinyatakan kalah, maka Oposisi akan melakukan pemboikotan terhadap Pemilu, Pemilu dianggap tidak sah, karena Petahana sudah melakukan kecurangan, dianggap bekerjasama dengan KPU dan Bawaslu.
Apa yang dilakukan Andi Arief dan sekutunya, adalah bagian dari rencana besar untuk tidak menerima hasil Pemilu 2019. Ajakan Andi kepada Prabowo, agar memboikot hasil Pemilu bukanlah omong kosong, tapi adalah sesuatu yang memang sudah direncanakan.
Oposisi memang tidak bisa menerima kekalahan, karena Kontestasi Pilpres 2019, memang sudah dipersiapkan Prabowo harus menang, apapun caranya, dan bagaimana pun caranya.
Tidak menerima hasil Pemilu, adalah cara satu-satunya untuk menggagalkan Pemilu 2019, yang penting bagi Oposisi, Jokowi tidak lagi menjadi Presiden.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews