Hanya butuh satu langkah lagi bagi HTI untuk benar-benar mewujudkan negara yang diimpikannya.
Bagi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) atau ormas radikal lainnya, tentu saja tak bisa mendukung capres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf. Alasannya jelas, Pemerintahan Jokowi dianggap dalang atas pencabutan status hukum berdirinya HTI.
Selain itu, ormas-ormas lainnya yang mengusung ide yang sama dengan HTI, tentu saja tak bisa bergerak bebas di masa Pemerintahan Jokowi. Namun, jangan juga heran jika HTI dan ormas-ormas yang berhaluan sama dengan HTI itu justru mendukung pasangan nomor urut 02 Prabowo-Sandi.
Meskipun Prabowo mengakui bahwa dirinya yang dilahirkan dari rahim seorang ibu yang Nasrani, tak mungkin mendukung ormas yang ingin mengubah NKRI menjadi khilafah.
Prabowo juga tak bisa menolak dukungan HTI dan ormas yang sealiran, karena tujuannya hanya satu, yaitu mewujudkan keinginannya menduduki kursi kekuasaan yang sudah dirintis sejak dirinya mengikuti konvensi Partai Golkar untuk Pilpres 2004 lalu.
Dengan kata lain, HTI dan ormas sejenis hanya menjadikan Prabowo-Sandi sebagai batu loncatan. Apabila Prabowo-Sandi memenangkan Pilpres 2019, HTI dan ormas lainnya telah membuktikan bahwa mayoritas rakyat Indonesia ternyata lebih mendukung keberadaan mereka.
Dengan demikian, hanya butuh satu langkah lagi bagi HTI untuk benar-benar mewujudkan negara yang diimpikannya.
Salam dan terima kasih!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews