Sebetulnya gak masalah Prabowo mau Natalan bersama keluarga. Di Indonesia ini Undang-undang menjamin setiap warga negara menjalankan agamanya masing-masing. Apalagi kalau cuma ikut merayakan Natal. Masalahnya di mana?
Keluarga Prabowo semuanya merayakan Natal. Masa ketika Prabowo ikut menikmati hari raya bersama keluarganya, terus kita bermasalah.
Mungkin perlakuan Prabowo kepada keluarganya gak seperti Felix Siauw. Felix sih, tega mengkafir-kafirkan ibunya sendiri. Dia merasa dirinya lebih hebat dari ibu yang melahirkannya. Ia bahkan meminta orang yang mengucapkan selamat Natal ditangkap polisi.
Prabowo juga gak seperti Novel Bamukmin, yang bilang memakai topi Santa bisa merusak iman. Ia bukan kayak ustad-ustad Wahabi yang suka mengharam-haramkan. Emang pernah dengar Prabowo mengeluarkan fatwa? Gak pernah, kan? Prabowo pasti juga gak mau ikut fatwa, 'Haram Mengucapkan Natal'. Wong, dia bukan cuma mengucapkan. Tapi ikut merayakan bersama keluarganya. Ikut bergembira merayakan kelahiran Yesus Kristus.
Seluruh keluarganya Kristen dan Katolik. Ia juga manusia biasa, ingin menikmati hari raya. Bergembira bersama keluarganya. Sama kayak Jokowi yang jika Idul Fitri atau Idul Adha ingin menikmati suasana bersama keluarga besarnya. Manusia, meskipun dia Capres, sama saja. Ia ingin berhari raya bersama keluarga.
Repotnya, kenapa justru pengikut Prabowo yang kebakaran celana dalam. Seorang penceramah tukang kafir-kafirin orang, Maher At Thulaibi, sampai harus nge-vlog membela Prabowo. "Prabowo ikut merayakan Natal itu karena gak ngerti. Nanti kita akan beri dia pengertian," ujarnya dalam video di dalam mobil.
Video Prabowo joget dalam acara Natal keluarga juga dihapus bahkan juru bicara tim kampanye merasa perlu mengklarifikasi soal itu. Emang masalahnya di mana sih?
Seolah bagi orang-orang ini, kalau ada yang Natalan kayaknya nista banget. Pakai harus klarifikasi segala. Pakai harus dijelas-jelaskan segala.
Terus yang dibela apanya? Yang mempermasalahkan seorang Capres harus muslim kan, orang-orang seperti Maher dan sejenisnya. Yang mempermasalahkan orang gak boleh ucapin Selamat Natal, kan, mereka-mereka juga. Jadi soal Prabowo merayakan Natal, gak perlu dijelaskan alasannya, bahkan sampai bilang itu semua karena Prabowo gak ngerti agama. Wong, gak ada masalah kok!
Prabowo mau ngerti, atau gak ngerti agama, apa urusannya sama Maher?
Prabowo mau merayakan Natal, apa masalahnya? Kalau orang-orang PKS, FPI, HTI dan Wahabi mengharamkan ucapan Natal, kenapa harus ngajak-ngajak Prabowo? Lu, aja yang repot-repot mengharamkan. Bagi Prabowo, sih, gak apa-apa. Yeee...
Kalau emang mau serius membela Prabowo yang ikut Natalan bersama keluarga, bikin aja lagi Ijtima Ulama III. Keluarkan fatwa, mengucapkan dan ikut merayakan Natal gak haram hukumnya. Itu baru namanya pengikut Prabowo yang setia. Membela Capresnya secara serius. Bukan separuh-separuh.
Harusnya ustad Maher, bisa meniru pendukung Prabowo di Aceh. Di sana ada aturan calon Gubernur dan Bupati harus bisa baca Alquran. Tapi untuk Prabowo, itu pengecualian. Jadi gak perlu bikin vlog mengklarifikasi segala.
"Pantes sekarang gak ada sweeping-sweeping lagi kayak dulu, ya mas. Prabowo ikut Natal, kan?" ujar Abu Kumkum.
Eko Kuntadhi
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews