JK Lagi

Serangan kepada Jokowi yang punya sikap luar biasa, akan membuat JK habis tenaga seperti orang-orang sebelumnya.

Kamis, 21 Mei 2020 | 17:32 WIB
0
579
JK Lagi
Jusuf Kalla dan Anies Baswedan (Foto: topmetro.news)

Lima tahun mendampingi Jokowi, kursi wapres masih hangat ditinggalkannya, tapi sikapnya seperti bermusuhan kepada Jokowi, sebaliknya Prabowo sebagai rival di pilpres bisa bekerjasama dalam kabinet Indonesia maju.

Kenapa JK seperti murka kepada Indonesia. Alurnya memang bisa kita baca, sejak orang-orangnya dipereteli Jokowi seperti Anies Baswedan, Sudirman Said, Said Didu, dari sana gejala tidak sukanya kepada Jokowi makin membara, karena Jokowi adalah presiden Indonesia, maka hal itu mengganggu negara.

Satu paket gestur bermusuhan yang mereka letupkan, termasuk orang-orangnya yang tercatat di atas sama ketidaksukaannya atas apa saja kebijakan yang dilakukan pemerintah, mereka lupa bahwa makin mereka menyerang, makin rendah pula marwah mereka sebagai orang yang harusnya terpandang, bukan membangun kesan pecundang.

Sangat disesalkan kelas sebagai mantan wapres JK membangun image kurang elegan, marahnya membuat hatinya buta dan gelap mata. Masyarakat tahu bagaimanapilkada Jakarta yang didukungnya telah menciptakan kegaduhan berkepanjangan dan malunya. 

Orang pilihannya yang menang karena 'jualan agama', malah tidak bisa kerja. Sekarang jadi bulan-bulanan netizen, kerjanya ngeprank nyaris pada semua sendi pekerjaan.

Sejak ada Covid19 ide lock down yang disampaikannya setali tiga uang dengan AHY dan Almira. Artinya, begitu dangkalnya analisa politikus kawakan untuk sebuah urusan kenegaraan dan kelangsungan hidup rakyat, karena lock down adalah sebuah keputusan yang membahayakan, tidak mungkin di lakukan.

Di sanalah jelinya Jokowi, atau memang desakan me-lockdown-kan Indonesia karena ada hiden agenda untuk membuat chaos Indonesia, jawabnya ada dua, antara ketidaktahuan JK atau kesengajaan memancing bahaya.

Satatement "Kalau virusnya nggak mau" adalah celotehan kekanak-kanakan yang memalukan, begitu dangkalnya nalar pikirannya atas arti harapiah dari "berdamai" dengan Corona yang disampaikan Jokowi, berdamai yang disambung dengan New Normal, adalah cara hidup dan gaya hidup baru bersama Corona yang entah sampai kapan ada bersama kita.

Virusnya nggak mau, ya kitalah yang waspada untuk bagaimana hidup dalam atmosfer berbahaya tapi bisa bersama, karena kita sudah tahu penangkalnya, disiplin dan ada caranya, begitu Pak JK.

Serangan kepada Jokowi yang punya sikap luar biasa, akan membuat JK habis tenaga seperti orang-orang sebelumnya. Jokowi akan tetap diam, diamnyalah yang menjawab yang bisa diartikan seperti apa kata Imam Syafii:

"Diamku kepada orang hina adalah satu jawaban. Bukan artinya aku tak mempunyai jawaban, tapi tidak pantas auman singa melawan nyalaknya anjing."

***