Menyayangkan Surya Paloh

Bersatunya PKS dan NasDem hanya membutuhkan satu partai, PPP untuk mengajukan pasangan capres-cawapres dan Paloh sudah memulainya. Surya Paloh bisa jadi pragmatis.

Kamis, 14 November 2019 | 00:21 WIB
0
323
Menyayangkan Surya Paloh
Presiden Jokowi dan Surya Paloh (Foto: Sekretariat Presiden)

Berseliweran komentar tentang Surya Paloh. Langkah NasDem merangkul PKS dan menggandeng Anies Baswedan. Dua peristiwa yang dimaknai beragam. Analisis digeber. Bahkan ada yang njelimet menyatakan itu langkah taktis SP dan NasDem.

Yang lainnya berharap itu upaya SP menyingkirkan Anies Baswedan dan PKS. Ditambah lagi ada analisis tentang langkah SP ini untuk menyeimbangkan aliansi Prabowo-Puan di 2024. Makin jauh dari mendukung Jokowi-Amin.

Yang membela SP bersorak. Itu cara NasDem membekap PKS. Jangan sampai besar PKS. Maka kalau PKS sendirian sebagai oposisi, maka PKS akan mendapatkan simpati. Benarkah? PKS sebagai oposisi dan bukan oposisi tidak ada bedanya. Zaman SBY PKS acapkali berseberangan dengan pemerintah meski dia anggota koalisi pemerintah.

Tentang PKS

PKS adalah partai oportunis seperti HTI. Dia akan menunggangi semua institusi dan semua warna untuk survive. PKS akan menunggangi semua kekuatan untuk menjalankan agendanya: agenda Ikhwanul Muslimin. Ideologi impor yang sarat dengan intoleransi. Ideologi ini lebih dekat ke Wahabi. Maka IM pun dilarang di Mesir dan pengikutnya dilabeli teroris.

Ingat PKS adalah partai yang dibangun dengan sistem usrah, liqa, halaqah, dan pengaderan sejak dari Rohis SMA sampai universitas. Tuntas. Mereka menguasai seluruh institusi dan lembaga. Mengakar. Dan dalam beberapa kepentingan PKS akan dekat dengan HTI. Demikian pula HTI. Untuk tujuan pragamatis.

Makanya di Pileg 2019, di tengah PKS ditinggalkan kader orang asli PK (dulu Partai Keadilan), dan banyak pengamat menyatakan PKS akan out dari parlemen. Eh, PKS malah mendapatkan tambahan 5 kursi di DPR. Dari mana? Ya dari orang-orang HTI yang melihat PKS satu-satunya partai yang paling dekat dengan ideologi perjuangan mereka.

Itulah PKS. PKS tidak akan bisa dibekap dan akan terus hidup dengan pengaderan luar biasa. Tak bisa dikendalikan oleh SP.

Tentang Anies Baswedan

Anies Baswedan adalah potret pencidera demokrasi. Dia menghalalkan segala cara untuk menang di Pilgub DKI 2017. Kampanye ayat dan mayat yang menghancurkan tatanan demokrasi, merusak kesatuan bangsa, menyingkirkan Ahok dengan gerakan politik identitas.

Masjid bahkan digunakan untuk memecah-belah. Arsitek politik identitas masjid ayat dan mayat, Eep Saefullah Fatah menjadi fenomena jahat yang sangat mengancam persatuan dan kesatuan. Anies mengikuti pola Eep. Tak peduli publik terpecah-belah. Bahkan benar mayat orang tidak disholatkan karena dia memilih Ahok semasa hidupnya.

Anies adalah representasi mental korup. Cerdas berkelit. Mencari selamat. Kasus buku Pameran Buku Frankfut Jerman dia lolos (sementara). Kasus sertifikasi guru bodong juga musti dilihat. Caranya? Anies berkolaborasi dengan KPK (ada Novel Baswedan). Dan Bambang Widjojanto. Keduanya berkolaborasi dengan Anies. Digunakan Anies sebegai benteng.

Di DKI Jakarta rancangan perampokan APBD DKI kelihatan kasat mata. Lem Aibon Rp82 milyar. Ballpoint Rp123 milyar. Pasir. Influencer. Semuanya adalah bagian dari rancangan untuk mencuri duit secara sistematis. Ahok pernah mengungkapkan kongkalikong SKPD dan DPRD.

Skenario ini awalnya dibongkar oleh William PSI. Namun, penghamburan untuk konsultan dengan nilai puluhan miliar untuk kajian menjadi pintu mengeruk pundi-pundi. Belum lagi soal reklamasi dan sebagainya. Anies sangat cerdas. Semua kroni dan pendukungnya akan menambang uang. Dan, itu sah sebagai pendukung Anies. Untuk persiapan Anies 2024.

Potensi NasDem dan Anies Pilpres 2024

Dengan potensi angka triliunan rupiah, Anies bisa melenggang masuk ke bursa Pilpres 2024. Apalagi kalau para politikus mendapatkan keuntungan dari Anies di DKI. Soal bisnis. Tentu. Maka dengan modal politik identitas (yang masyarakat masih suka) dan uang bejibun, Anies akan mudah mendapatkan dukungan partai politik.

Bersatunya PKS dan NasDem hanya membutuhkan satu partai, PPP untuk mengajukan pasangan capres-cawapres (asumsi presidential threshold tetap 20%). Dan, Paloh sudah memulainya. Surya Paloh bisa jadi pragmatis. Ingat. Dia adalah anak Golkar.

Dan, jika itu terjadi, maka sangat disayangkan. Restorasi Indonesia yang dia gagas bisa berantakan. Pun dukungan ke NasDem ke Anies, dengan latar belakang Anies – dan Paloh sendiri – bisa merontokkan NasDem di 2024. Dan, bahaya bagi NKRI – sebagaimana amburadulnya DKI di bawah Anies.

Ninoy Karundeng

***