Pemerintah terus mempercepat pembangunan infrastruktur di Papua. Akselerasi pembangunan tersebut bertujuan untuk menaikkan perekonomian rakyat.
Apa yang Anda ingat tentang Papua? Sebagian orang mengenal Papua sebagai tempat eksotis dan penuh dengan keindahan alam. Sebagian lagi terkenang akan Raja Ampat, yang menjadi tempat wisata hits dan menjadi favorit, baik turis lokal maupun asing. Papua sedang berbenah dan mencitrakan diri sebagai tempat traveling yang bisa dikunjungi pasca pandemi.
Akan tetapi pariwisata harus didukung oleh infrastruktur, karena jika jalanan rusak atau jembatannya tidak kuat, para turis akan malas untuk berkunjung lagi ke sana. Oleh karena itu pemerintah mengebut untuk membangun berbagai infrastruktur seperti jalan raya dan jembatan yang representatif. Sehingga wisatawan akan merasa nyaman.
Jika infrastruktur sudah terbangun dengan baik maka akan berdampak pada kunjungan para turis. Mereka akan kembali lagi ke Papua, bahkan membawa kawan-kawan dan keluarganya. Pariwisata di Bumi Cendrawasih akan buka lagi, dengan catatan mematuhi protokol kesehatan. Keadaan perekonomian rakyat akan kembali menggeliat dan dimulai dari bergeraknya sektor turisme.
Selain untuk kenyamanan para turis, pembangunan infrastruktur akan meningkatkan kondisi finansial rakyat Papua, juga di Yapen. Daerah ini terdiri dari kepulauan sehingga pembangunan infrastruktur sangat penting. Jika tidak ada jembatan, bagaimana cara menghubungkan antar wilayah? Dengan rakit pun agak susah karena tergantung dari cuaca dan alam.
Infrastruktur yang baru berdiri di Yapen adalah Jembatan Sumboy yang panjangnya 80 meter. Jembatan itu menghubungkan antara Distrik Kosiwo dan Yapen Barat, dan memudahkan mobilitas rakyat. Banyak yang terbantu akan hadirnya jembatan ini karena tidak perlu bingung bagaimana cara menyebrangi sungai yang berarus deras.
Jika sudah ada jembatan maka penduduklah yang diuntungkan karena mobilitas mereka jadi terbantu. Mereka bisa ulang-alik ke Distrik Kosiwo ke tempat lain, dan memanfaatkan kekuatan sang jembatan. Jika mobilitas cepat maka hemat waktu dan membuat warga sipil jadi senang, karena urusan jadi lancar.
Urusan yang juga lancar adalah distribusi barang-barang, sehingga perdagangan masyarakat juga jadi lancar. Jika pasokan barang tidak tersendat (karena faktor cuaca atau yang lain), maka pebisnis akan makin semangat berjualan, karena pembelinya juga selalu repeat order. Mereka akan mendapatkan keuntungan berlipat ganda dan akhirnya perekonomian di Papua naik. Semua ini berkat hadirnya jembatan di Yapen.
Efek domino positif seperti inilah yang diharapkan oleh pemerintah. Oleh karena itu, mereka tidak segan mengucurkan dana yang cukup banyak, demi membangun jembatan, jalan, dan infrastruktur lain. Penyebabnya karena sudah terbukti menguntungkan masyarakat dan menaikkan kondisi finansial rakyat Papua.
Apresiasi memang patut diberikan setelah jembatan dibangun, karena di masa pandemi ini bukan berarti proyek-proyek infrastruktur mandek. Justru untuk mengatasi dampak pandemi maka pembangunan diteruskan. Sehingga bisa memperlancar mobilitas dan menaikkan kondisi perekonomian warga Papua.
Masyarakat selalu mengapresiasi pembangunan jembatan, karena selain meningkatkan finansial, juga sebagai bentuk perhatian pemerintah pusat kepada rakyat Papua. Di era pemerintahan Presiden Jokowi, pembangunan infrastruktur dilakukan secara merata, dari Sabang sampai Merauke. Juga menunjukkan azas keadilan serta mengimplementasikan pancasila.
Pembangunan infrastruktur di Papua sangat berpengaruh di bidang perekonomian. Jika infrastruktur berupa jalan dan jembatannya bagus, maka mobilitas jadi lancar. Masyarakat bisa berkendara dengan aman, nyaman, dan cepat, sehingga bisnis mereka juga jadi lancar. Kita patut mengapresiasi langkah pemerintah yang menggenjot pembangunan infrastruktur di Papua.
Robert Patiray, penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Medan
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews