Tekanan demi tekanan bisa menyebabkan kelelahan mental dan mudah sensitif apabila ada permasalahan yang dirasa tidak segera diselesaikan.
Akhir-akhir ini Presiden Jokowi mudah sensitif, mudah marah atau merasa kecewa yang ditunjukkan kepada publik. Tentu, marahnya Presiden RI tidak dengan suara yang meledak-ledak atau dengan suara meninggi, apalagi sambil gebrak-gebrak mimbar meja. Presiden Jokowi mempunyai gaya sendiri kalau lagi marah atau kecewa terhadap bawahannya. Suaranya tetap datar tapi sedikit nyelekit sindirannya.
Seperti kasus padamnya listrik di pada hari Minggu 4 Agustus 2019 yang lalu, Presiden Jokowi kecewa dan sedikit marah kepada pejabat PLN yang dirasa kurang antisipasi atau tidak ada perencanaan kalau terjadi mati lampu.
Ternyata dalam sidang kabinet kemarin Presiden Jokowi juga sangat kecewa atau sedikit marah terkait kebakaran hutan yang mendapat protes dari negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
Bahkan, Presiden Jokowi juga mengancam kepada Kapolda dan Pangdam yang tidak bisa mengatasi kebakaran hutan akan dicopot. Tentu pencopotan tidak bisa dilakukan langsung oleh Presiden, tapi melalui Kapolri dan Panglima TNI.
Mengapa akhir-akhir ini Presiden Jokowi sangat sensitif dan uring-uringan terkait permasalahan negeri ini?
Bisa jadi yang menyebabkan Presiden Jokowi sensitif dan uring-uringan adalah permasalahan politik terkait penyusunan jatah menteri. Tidak bisa dipungkiri masalah ini sangat menguras tenaga dan pikiran karena menyangkut pembagian kue-kue kekuasaan di antara partai pendukung. Belum lagi partai oposisi yang ingin bergabung dan merasakan manisnya kue kekuasaan.
Tekanan demi tekanan bisa menyebabkan kelelahan mental dan mudah sensitif apabila ada permasalahan yang dirasa tidak segera diselesaikan.
Penyusunan menteri memang tidak mudah, banyak pertimbangan-pertimbangan dan terkadang bukan lagi unsur profesional yang dikedepankan tapi unsur akomodatif. Seperti suku-suku diluar pulau Jawa yang ingin putra daerahnya menjadi menteri. Belum lagi desakan dari partai-partai pengusung yang minta posisi ini dan itu. Wis pokoke mumet!
Hal-hal inilah bisa juga menjadi Presiden Jokowi lebih sensitif dari biasanya.Kata Dahlan Iskan, ada tiga orang yang tidak boleh dilawan dan kalau melawan bisa menjadi masalah dikemudian hari, yaitu: atasan atau bos yang lagi marah, orang kaya dan orang gila.
Melawan atau membatah atasan atau bos yang lagi marah bisa berakibat hilang jabatan. Melawan orang kaya bisa berakibat urusan dengan penegak hukum dan bisa berakhir dibalik jeruji besi, bahkan nyawa bisa hilang. Melawan orang gila ya sama saja jadi orang gila.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews