Hoaks 7 Kontainer Surat Suara, Kubu 02 Merasa Akan Kalah?

Upaya untuk mendeligitimasi pemilu ini apakah curahan hati kubu 02 yang merasa sudah kalah sebelum pencoblosan?

Jumat, 12 April 2019 | 12:46 WIB
0
429
Hoaks 7 Kontainer Surat Suara, Kubu 02 Merasa Akan Kalah?
Debat Capres Pertama (Kompas.com)

Kamis 11/4/2019 persidangan kasus hoaks 7 kontainer surat suara kembali digelar. Saksi yang dihadirkan dari Polri, KPU dan Bea Cukai. Hoaks yang bersumber dari Bagus Bawana Putra, Ketua Dewan Koalisi Relawan Nasional (Kornas) Prabowo. Namun organisasi ini dikatakan tidak terdaftar di BPN.  Apakah hoaks 7 kontainer surat suara, dibuat oleh Bagus, karena merasa paslon 02 akan kalah?

Hoaks 7 Kontainer Surat Suara

Dalam persidangan Kepala Biro Hukum Kepala Biro Hukum Komisi Pemilihan Umum ( KPU) RI Sigit Joyo Wardono menyebut mengetahui informasi 7 kontainer surat suara tercoblos dari media sosial Twitter.

Salah satu penyebar di Twitter adalah Andi Arief yang notabene bagian dari koalisi paslon 02. Kemudian Andi menghapus cuitan tersebut dan mengaku bahwa terhapus. Padahal untuk menghapus cuitan minimal ada tiga langkah yang harus dilakukan, apakah masuk akal terhapus?

Mengutip Kompas hoaks ini mengatakan "Assalamualaikum Mbak Titi ini saya posisi saya di Bogor, saya ditelepon temen orang Tanjung Priok seorang marinir katanya di sekarang ini lagi geger lagi heboh ditemukan satu kontainer surat suara ya surat suara yang sudah dicoblos nomor satu isinya itu 1 kontainer 10 juta berarti ada 70 juta surat suara tolong sam kalau ada akses tolong sampaikan ke Pak Joksan ya Mbak Titi ada akses sampeyan ke Pak Joksan atau ke Pak Prabowo untuk segera ngirim orang yang punya power utuk ngecek itu sekarang masih dibuka lagi geger katanya lagi diamanin marinir gitu coba karena aku lagi di Bogor," begitu bunyi suara terdakwa BBP. Berupa rekaman suara yang beredar di media sosial dan aplikasi percakapan.

Hoaks Truk China Membawa Surat Suara

Andi Arief kembali membuat heboh pada tanggal 11 Maret 2019 mencuit (seperti foto di atas). Terkesan ada truk asal China yang membawa surat suara.

Kejadian sebenarnya adalah Ketua KPU Kulon Progo Ibah Muthiah sedang menerima kiriman surat suara. Foto ini merupakan dokumentasi serah terima. Surat suara ini diterima pada tanggal 8 Maret 2019.

Sebuah fakta bahwa truk yang membawa surat suara tersebut beraksara China. Namun perlu diketahui bahwa di era pemerintahan sebelumnya impor alat berat (termasuk truk) bekas itu diperbolehkan.

Salah satu negara asal impor truk ini adalah Taiwan, tetapi memang banyak perusahaan pengguna tidak mengubah boks truk yang masih bertulisan aksara China. Kalau sedikit teliti, di jalan banyak truk bertulisan aksara asing ini yang berkeliaran, baik beraksara China maupun beraksara Jepang.

Hoaks Server KPU di atur untuk kemenangan paslon 01

Akun Facebook bernama Rahmi Zainuddin Ilyas mengunggah informasi tersebut. Ia mengunggah video yang berjudul "Wow server KPU ternyata sudah Disetting 01 menang 57% tapi Jebol Atas Kebesaran Allah Meskipun Sudah Dipasang 3 Lapis"

Fadli Zon bahkan berkomentar sebaiknya KPU tidak menggunakan server dan hitung manual. Sejauh pengetahuan saya, KPU masih menggunakan metode perhitungan manual berjenjang yang dimulai dari TPS sampai dengan tingkat nasional. Komputer hanya digunakan untuk mempermudah tabulasi.

Sehingga seharusnya tidak ada data yang bisa diatur untuk kemenangan siapa. Perhitungan berjenjang KPU juga selalu dikawal oleh saksi kedua paslon. Ditambah juga para wakil paslon bisa protes jika ada perhitungan yang dianggap tidak sesuai.

Dua orang tersangka sudah ditangkap karena diduga sebagai penyebar hoaks server KPU.

Amien Rais Mengancam KPU

Amien mengancam akan melakukan perang politik dan mendoakan KPU dilaknat bila melakukan kecurangan dalam pemilu.  Jika sebaliknya, Amien mendoakan KPU mendapatkan kebaikan dan hidayah. Ini terjadi ketika Amien Rais beraudiensi dengan KPU dalam demo Forum Umat Islam pada Jumat 1/3/2019. Malah pada saat itu Amien juga mengatakan bahwa kecurangan ini sudah terlihat sejak 6 bulan yang lalu.

Pada apel siaga 313, Minggu 31 Maret 2019, Amien kembali mengancam KPU dan akan menggunakan people power jika KPU membiarkan kecurangan terjadi. Rekam jejak ancaman Amien Rais kepada KPU ini sebenarnya sudah terlihat sejak Januari 2019 di mana pada diskusi Refleksi Malari, Ganti Nakhoda Negeri? (15 Jan 2019). Amien mengatakan akan menggempur KPU jika terbukti berbuat curang.

Apa yang Terjadi?

Mengamati narasi-narasi ini sebenarnya sudah terlihat ada usaha untuk mendeligitimasi penyelenggara pemilu yaitu KPU. Sebuah lembaga independen yang dibentuk untuk menyelenggarakan pemilu. Alias menghancurkan kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara pemilu sehingga pemilu akan bisa dipersepsikan gagal.

Ditambah dengan beberapa tagar di Twitter yang bertujuan untuk memanggil pemantau asing. Belum lagi banyak pernyataan dari kubu 02 yang mengatakan hanya kalah kalau dicurangi. Terlihat sangat jelas bahwa adanya usaha untuk menghancurkan legitimasi pemilu.

Upaya untuk mendeligitimasi pemilu ini apakah curahan hati kubu 02 yang merasa sudah kalah sebelum pencoblosan?

Padahal survei internal BPN mengatakan bahwa Prabowo Sandi sudah berhasil mendapat elektabilitas 62 persen per 8 April 2019. Mengapa masih harus takut kalah?

Hampir mustahil untuk mencurangi elektabilitas setinggi itu.

***