Buat Para Pemakan Infrastruktur

Begitu pentingnya infrastruktur di luar Jawa karena prasarana jalan, jembatan, bandara, pelabuhan, penggerak roda kehidupan, memperpendek distribusi.

Sabtu, 6 April 2019 | 21:36 WIB
0
347
Buat Para Pemakan Infrastruktur
Perjalanan ke Toraja (Foto: Kristin Samah)

Lupakan keinginan meneguk kopi ditemani pisang goreng di puncak bukit Hutan Nanggala. Bisa sampai Palopo tepat waktu pun harus disyukuri karena perjalanan Toraja Utara-Palopo dibayangi kabar jalan longsor akibat hujan deras.

Tak ada jalan pintas? Tidak! Jalan itulah satu-satunya menuju Lagaligo, Bua, Palopo. Alternatif lain? Jalan darat langsung ke Makassar dengan jarak tempuh tercepat 8 jam. Ah... mana mungkin, waktu tersisa tinggal 6 jam.

Bisa tetap melintas jalan trans Nanggala Palopo, tapi harus mau berjalan kaki di jalan longsor, kemudian melanjutkan dengan mobil berbeda. Usulan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kab. Toraja Utara, A. Sesa itu masuk akal. Anggap saja hiking di pagi hari.

Memikirkan diri sendiri memang begitu enaknya. Kalau tidak begini, bisa begitu.

Melintasi jalan longsor hampir nangis rasanya. Ini bukan hiking seperti yang dibayangkan sebelumnya. Mana lumpur mana batu tak ketahuan. Batu yang diinjak pun tajamnya minta ampun. Tak terbayang bila jarak tempuh lebih dari 20 meter. Mungkin bukan air mata yang menetes tapi luka di telapak kaki.

Cengeng. Jalan longsor bukan hanya berdampak pada mereka yang akan terbang meninggalkan Palopo. Beberapa kilometer dari jalan itu berjejer mobil-mobil angkutan penumpang, sayuran, sembako, sampai bahan bakar minyak.

Aktivitas terhenti. Sayuran terancam busuk. Begitu juga ikan hasil tangkapan yang tak bisa dipasarkan. Bus-bus pariwisata parkir, menorehkan kesal di wajah penumpangnya. Sudah bisa dihitung kerugian yang diderita para pelaku usaha. Belum lagi kedongkolan yang bisa berdampak wisatawan enggan ke Toraja.

Ingatan pun terlempar pada percakapan dengan Bupati Toraja Utara, Kalatiku Paembonan. Andai Bandara Buntu Manik di Tana Toraja selesai dibangun, wisata budaya di Tana Toraja dan Toraja Utara cepat bertumbuh. Begitu juga bila poros jalan Bua tembus ke Toraja Utara, waktu perjalanan dari Palopo bisa dipercepat.

Ini yang mungkin kurang dipahami saudara-saudara kita para pemakan semen, aspal, batu koral, dan material bahan bangunan lainnya. Begitu pentingnya infrastruktur di luar Jawa karena prasarana jalan, jembatan, bandara, pelabuhan, dan sebagainya, adalah penggerak roda kehidupan, memperpendek distribusi, mengurangi ekonomi biaya tinggi.

Toraja Utara bisa menunggu, saya pun masih bisa mengikuti penerbangan sesuai jadwal meski bersusah payah. Sekali-sekali berjalan-jalanlah ke pelosok Aceh, Sumatra, Kalimantan, Nusa Tenggara, sampai ke Papua. Indonesia itu luas.

Masih mau makan aspal? Gak usahlah... kita ngopi aja di Toraja, negeri di atas awan! Tak perlu menunggu sampai ada bandara baru. Sekali-sekali melintasi lumpur dan batu-batu yang tajam asik juga kok.

***