Pers adalah merupakan anak kandung dari kebenaran maka pers tak layak memberikan informasi yang dapat memecah belah masyarakat Indonesia.
Di zaman yang serba modern dan canggih ini, masyarakat dengan mudah dapat mengakses informasi, baik dari media berita online dan media elektronik, terlebih saat ada momentum-momentum penting seperti pemberitaan tentang putusan sidang MK yang pasti akan dinanti oleh para pembaca maupun pemirsa media.
Di sisi lain media juga harus meliterasi masyarakat agar dapat menerima dan menghormati proses demokrasi konstitusional yaitu Sidang di MK dengan segala proses dan hasilnya.
Latar belakang inilah yang mendorong Media Kata Indonesia menggelar acara Diskusi Media dengan kalangan insan Media serta warganet maupun kalsngan milenial dengan mengangkat tema “Peran Literasi Media Mengawal Proses Demokrasi Konstitusional dan mewujudkan Kembali Persatuan Bangsa".
Acara yang dilsksanaksn di Cafe Omah Bintang Jl. Tebet Timur Raya, Tebet, Jakarta Selatan pada Kamis (27/6) berlangsung sukses dengan melahirkan deklarasi oleh kalangan generasi mileneal bersama insan media sebagai komitmen anakbangsa mengawal proses demokrasi konstitusional dan mempererat persatuan bangsa.
“Pers adalah salah satu pilar demokrasi yang dalam kiprahnya tentu harus selaras dalam perkembangan demokrasi. Pers tentu lembaga independen sampai saat ini masih konsisten mengawal segala bentuk proses demokrasi yang konstitisional yang telah menjadi kesepakatan bangsa dan pers siap memberikan informasi yang terbaik untuk masyarakat, terlebih dalam mendukung segala bentuk keputusan yang dihasilkan dari proses demokrasi konstitusional,” demikian dikatakan Ketua pelaksana, Hafyz Marshal dalam Diskusi kali ini.
Senada dengan Hafyz, Pepih Nugraha tokoh medsos Indonesia yang juga founder Kompasiana meminta agar Pers dan masyarakat agar terus mengawal tahapan Pemilu pasca penetapan hasil sidang MK karena siapapun yang terpilih sebagai presiden dan wakil presiden RI harus didukung masyarakat dalam melaksanakan roda pemerintahan, sebagai wujud dalam memaknai hasil dari pesta demokrasi yang melahirkan pemimpin Republik Indonesia, menuju kemajuan bangsa.
“Pers adalah merupakan anak kandung dari kebenaran maka pers tak layak memberikan informasi yang dapat memecah belah masyarakat Indonesia, Pers juga harus berperan dalam memsjukan bangsa," kata Pepih.
Sementara itu, Media Advisor Kantor Staf Kepresidenan Alois Wisnuhardana menghimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak terhasut kepada sekelompok orang yang ingin memecah belah kesatuan bangsa terlebih yang tidak menerima hasil keputusan MK menurutnya hasil sidang Mahkamah Konstitusi(MK) adalah hasil yang sebaik-baiknya dari sebuah proses demokrasi yang konstitusional sesuai hukum kita.
“Jangan sampai terprovokasi oleh kelompok kelompok yang akan memperkeruh suasana. Saya mengajak semuanya untuk tetap menjaga kerukunan, dan mempererat persatuan kembali, kita sudah melaksanakan hak memberikan suara (Pemilu 2019) di TPS masing-masing dan mengetahui hasil sidang MK, mari kita doakan akan membawa kemaslahatan untuk bangsa Indonesia,” tegasnya.
Senada dengan Alois, Denny Siregar tokoh produktif konten dan influencer Pegiat Media sosial mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini butuh perekat pasca pengumuman hasil pemilu di sidang MK. Aset terbesar bangsa ini yaitu persatuan Indonesia harus diwujudkan dengan kesadaran dan kecerdasan kita tanpa harus terprovokasi siapapun yang memang tidak sejalan dengan prinsip prinsip demokrasi yang telah menjadi kesepakatan bangsa kita.
"Kita saat ini harus membuat perekat persatuan, perekatnya adalah sikap legowo dan ikhlas terhadap hasil Pemilu yang telah ditetapkan oleh sidang MK, Warganet pun harus menahan postingan negatif salah satunya dan mulai menyebar konten konten positip yang menumbuhkan optimisme salah satunya yaitu konten konten tentang keunggulan adiluhung bangsa kita baik itu budaya maupun adiluhung lainnya" ujar Denny.
Acara diskusi ini juga dihadiri oleh puluhan pegiat media sosial dari berbagai kalangan yaitu youtuber, Blogger, Vloger, dan Content creator dari berbagai wilayah.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews