Innalillahi Wa Innailaihi Roji'un.Telah ditangkap dengan tenang dan tanpa perlawanan bupati Cianjur Ivan Rivano Muchtar. Ia ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ba'da atau selepas Sholat Subuh di Masjid Agung Cianjur.
Ini bukan peringantan atau teguran dari Tuhan, tetapi ini hukuman dari KPK kepada pejabat atau kepala daerah yang tidak amanah dalam menjalankan tugasnya.
Ketua KPK Agus Rahardjo membenarkan penangkapan bupati Cianjur ba'da Subuh saat dikonfirmasi. "Benar ada giat di Cianjur, tadi pagi ba'da Subuh," ujarnya.
Padahal bupati Cinajur Ivan Rivano beberapa bulan setelah menjabat menggalakkan atau membuat gebrakan "Gerakan Sholat Subuh Berjamaah" pada Mei 2016. Menurutnya dengan sholat Subuh berjamaah bisa memisahkan virus positif dan negatif. Dan bagi bahawahannya wajib untuk sholat Subuh berjamaah di Masjid Agung Cianjur, bagi yang tidak mematuhinya akan dikenai sanksi jabatan.
Apalagi konon menurut cerita atau riwayat gerakan sholat Subuh berjamaah bisa membuat Yahudi atau Wahyudi gentar atau takut terhadap umat Islam. Makanya marak gerakan sholat Subuh berjamaah yang dianjurkan oleh beberapa kepala daerah.
Apakah benar Yahudi takut terhadap kebangkitan umat Islam dengan gerakan sholat Subuh berjamaah? Jawabnya: TIDAK SAMA SEKALI, Yahudi tidak takut, mau sholat Subuh berjamaah atau tidak, Yahudi tidak takut dan tidak peduli.
Waah... berarti selama ini gede rasa dong? Lagian orang termotivasi sholat Subuh, kok karena biar Yahudi takut. Emangnya Yahudi itu Genderuwo atau dedemit alam ghaib.
Faktanya: Yahudi hanya takut dengan Hizbullah di Lebanon dan Rudal Iran. Buktinya dengan terowongan di perbatasan Lebanon dan Israel, warga atau pemerintah Israel sudah ketakutan dan mengadu ke PBB.
Kembali ke bupati Cianjur.
Banyak kepala daerah setelah terpilih memasukkan gerakan sholat Subuh berjamaah menjadi program kerjanya. Bahkan sampai ada kepala daerah yang membuat aplikasi khusus untuk meng-absen pejabat dibawahnya. Dan akan memberikan sanksi mutasi atau pencopotan bagi yang tidak ikut sholat Subuh berjamaah.
Malah ada bupati Lampung yang melantik pejabat sehabis sholat Subuh dan nasibnya juga tragis, malah ditangkap KPK. Bupati itu adik dari Ketua MPR.
Kenapa para kepala daerah tidak menjadikan gerakan anti korupsi atau gerakan anti pungli atau anti menerima gratifikasi sebagai program kerjanya? Kenapa malah mengurusi hal-hal yang bersifat pribadi, antara hamba dengan Tuhannya.
Sungguh ironis, seorang kepala daerah yang menggerakan sholat Subuh berjamaah, malah ditangkap KPK sehabis sholat Subuh.
Tuhan memang memberi rezeki kepada hambanya dengan tidak disangka-sangka, tetapi KPK juga bisa menangkap kepala daerah dengan tidak disangka-sangka dan terkadang malah mengagetkan.
Seringkali pada malam hari diatas mimbar berkhotbah tentang halal-haram, tetapi pada pagi hari sudah berubah halal-haram "Yoo Koluu" alias halal-haram diembat atau disikat, sudah lupa dengan ucapan pada malam hari.
Apakah para kepala daerah yang melakukan korupsi karena mereka miskin? TIDAK! Mereka sudah kaya dari sononya dan secara materi tidak kekurangan.
Apakah ini terkait dengan gaji mereka yang kecil? Tidak! Gaji kecil atau besar mereka akan tetap korupsi.
Apakah ini terkait biaya PILKADA yang mahal? Tidak! Mau biaya pilkada mahal atau murah, mereka akan tetap korupsi atau memakan yang bukan haknya.
Lha kalau bagitu apa dong penyebabnya? Penyebabnya: selama manusia masih hidup, tidak akan pernah puas dengan yang namanya kekayaan atau materi.
Seperti minum air laut, mulut dan tenggorokan terasa kering dan haus, minum lagi air laut, terasa haus dan kering lagi, dan begitu seterusnya.
Serakah atau rakus penyebab utamanya!
Terkadang sebelum menjadi pejabat atau kepala daerah, begitu lantang ganyang korupsi atau berjanji tidak akan korupsi. Yaaa... begitulah lagunya orang sebelum menjabat. Tetapi setelah jabatan itu didapatnya, bukan mewarnai menjadi lebih baik, malah ikut diwarnai oleh lingkungannya. Bukan membersihkan yang kotor, malah ikut menjadi kotor.
Akhirnya jadi sama-sama edyaaan karena kalau tidak ikut edyaaan tidak keduman atau kebagian.
"Jamane jaman edan, kalau tidak ikut edan tidak akan keduman,tapi sebaik-baiknya manusia yang selalu eling dan ingat atau waspada".
Kuwi pesannya Simbah!!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews