Kekalahan Bukan Kemenangan

Proficiat Pak Presiden Jokowi dan Pak Wapres Kyai Ma’ruf Amin. Jangan lupa, menang jangan sombong, kalah jangan songong!

Jumat, 28 Juni 2019 | 06:29 WIB
0
385
Kekalahan Bukan Kemenangan
Ma'ruf Amin dan Joko Widodo (Foto: Merdeka.com)

Sehari sebelum keputusan MK, MA (Mahkamah Agung) menolak gugatan Kubu Capres 02, yang menggugat keputusan Bawaslu mengenai pelanggaran administratif Pemilu 2019 (26/6).

Jadi, lengkap sudah. Setelah (1) faktual Capres 02 kalah dari Capres 01 pada 17 April 2019, (2) upaya menuntut Bawaslu ditolak MA, (3) dan terbaru: gugatan pada KPU pun, yang antara lain untuk mendiskualifikasi Capres 01, ditolak oleh MK (27/6).

Tuntutan agar MK menyatakan Presiden RI 2019–2024 adalah Prabowo dan Sandi, gugur sudah. Boro-boro tuntutan PSU (Pemungutan Suara Ulang) pula. Kelengkapan yang pedih. Terus? Mau ngemeng apa lagi? Yang sinis akan meneruskan; biarlah kalah karena dicurangi, tapi kita dimenangkan Allah. Itu lebih mulia. Ehm.

Baiklah, sila ambil kemuliaan. Gratis. Tapi jangan ngedumel terus, jadi nggak mulia nanti. Kalau mengutip Dylan, kangen itu berat. Biar Prabowo saja yang kangen. Toh, syarat Titiek Soeharto jadi Ibu Negara juga tidak ringan? Maukah Prabowo menerima kembali Titiek, sekiranya MK menjadikan Prabowo Presiden?

Dalam penutupan sidang sebelum para hakim bermusyawarah, sangat religius. Dari Pemohon, Termohon, Terkait, bahkan Hakim, semua mengutip ayat Alquran. Religius ‘kan? Apalagi Hakim Ketua juga mengutip kitab suci dari hakim yang beragama Protestan dan Hindu. Aduhai religiusnya kita. Sangat wow bukan?

Itu mungkin mangsud BW, biar Allah yang melengkapi bukti-bukti. Dan sudah terbukti pelengkapan itu? Apalagi doa para pendukung Prabowo, yang halalbihalal dan shalat di aspal jalanan tak jauh dari Gedung MK. Mereka memohon pada tuhan, agar MK tidak diintervensi. Doa mereka makbul. MK benar tak bisa diintervensi, baik oleh Rizieq Shihab dan apalagi Novel Bamukmin. Makanya, tetap saja Jokowi yang menang.

Apa yang dikatakan Abdullah Hehamahua, yang menyatakan aksi massa dilakukan bukan karena siapa. Bukan membela Prabowo, Sandi, Jokowi, Ma’ruf. Katanya, yang dibela adalah NKRI. Ini juga terkabul, dengan menangnya Jokowi, bukan Donald Trump atau Putin. NKRI tetap utuh, sesuai keinginan Abdullah Hehamahua yang heroik.

Baca Juga: Prabowo Sudah Berjuang Sampai Titik Darah Penghabisan

Marilah bersyukur. Doa-doa Amien Rais, Neno Warisman cum-suis, terkabulkan. People power yang menang. Yakni people power yang menginginkan Jokowi dua periode. Mereka bisa mengumpulkan 55,50% suara untuk Jokowi. Sementara kubu Prabowo mendapat 44,50%. Adil ‘kan? Kalau Jokowi dapat 55% terus Prabowo juga dapat 55%, justeru nggak adil. Nombok dari mana?

Sekali lagi, kekalahan bukan kemenangan. Demikian sebaliknya. Kalau kalah tapi ngakunya menang, itu sok puitis saja. Aselinya sih, mringis!

Proficiat Pak Presiden Jokowi dan Pak Wapres Kyai Ma’ruf Amin. Jangan lupa, menang jangan sombong, kalah jangan songong! 

***