United We Stand

Di saat genting seperti ini, tak ada pilihan lain kecuali kompak dan bersatu. Perjuangan melawan coronavirus bukan semata tanggung jawab pemerintah, tapi juga kita semua sebagai rakyat.

Rabu, 25 Maret 2020 | 06:36 WIB
0
226
United We Stand
Suasana di Norwegia (Foto: Dok. pribadi)

Coronavirus mengajarkan banyak hal untuk kita semua. Di antaranya adalah melatih empati. Di berbagai negara kita lihat betapa #coronavirus bukan cuma membuat orang mengeluh, tapi juga membangkitkan kepedulian sosial.

Gerakan memberi makanan, masker, hand sanitizer, dan obat-obatan gratis untuk sebagian masyarakat yang kurang beruntung. Beberapa artis internasional kompak untuk mengadakan hiburan konser gratis. Bahwa berada dalam karantina bukan akhir segalanya. Dan keadaan ini akan berlalu pada masanya.

Di Wuhan dan Italia, penduduk yang harus terkunci secara harafiah, kompak bernyanyi dan meneriakkan yel-yel penyebar semangat.

Indonesia tercinta juga membuat bangga dengan Ruang Guru yang membuka program sekolah online gratis, demi membantu para pelajar yang harus belajar dari rumah.

Norwegia punya tradisi "dugnad" (gotong-royong / kerja bakti). Di saat wabah di mana para manula dan sekian ribu orang harus dikarantina karena positif terkena coronavirus, segera muncul banyak gerakan yang intinya ingin membantu meringankan beban.

Yang sehat akan berbelanja ke supermarket dan kemudian meletakkan barang belanjaan di depan rumah penderita #covid_19.

Para guru dan profesi lain juga berkumpul di grup-grup facebook untuk saling membantu tentang materi pengajaran.

Juga para petugas kesehatan yang saling menguatkan, karena merekalah sejatinya pasukan infanteri yang berada di garis terdepan dalam perang melawan si virus.

Para bos perusahaan seperti SAS sukarela memotong gaji mereka demi mengurangi krisis perusahaan. Mereka mengajak para bos perusahaan lain untuk melakukan hal yang sama.

Melihat langkanya persediaan sanitizer di pasaran, salah satu perusahaan alkohol Norwegia tergerak untuk memproduksi hand sanitizer untuk rumah sakit, panti jompo, dan masyarakat luas.

Berbagai supermarket membuat iklan yang menyampaikan pesan tentang pentingnya empati pada sesama. Mereka juga meyakinkan bahwa stok barang aman, jadi tidak perlu ada yang memborong / menimbun barang keperluan sehari-hari.

Mereka juga menawarkan home delivery dengan menggratiskan ongkos kirim.

Intinya, siapapun bisa berkontribusi untuk membantu. Apakah dalam bentuk uang, produk, tenaga, waktu, hingga sumbangan pemikiran.

Humanity is still very much alive, alhamdulilah.

Baca Juga: Norwegia Pusat Episentrum Persebaran Virus

Semangat gotong-royong seperti ini sangat bisa diaplikasikan di manapun. Tinggal bagaimana kita melatih kepekaan di lingkungan sekitar kita.

Di saat genting seperti ini, tak ada pilihan lain kecuali kompak dan bersatu. Perjuangan melawan coronavirus bukan semata tanggung jawab pemerintah, tapi juga kita semua sebagai rakyat.

***