Presiden Iran Hassan Rouhani melakukan kunjungan kenegaraan ke Ankara, Turki. Tentu kunjungan itu untuk menjalin kerjasama kedua negara, baik dalam dagang atau untuk tujuan politik. Kedua pemimpin negara menandatangani dokumen perjanjian bilateral di Ankara, Kamis (20/12/2018).
Seperti kita ketahui bersama, Iran adalah negara Islam yang bermadzab Syiah dan Turki negara bermadzab Sunni. Tapi kedua negara bisa menjalin suatu hubungan kerjasama karena persamaan kepentingan dari tekanan atau dominasi Amerika di kawasan Timur Tengah. Tanpa mempertentangan faham atau ideologi negara masing-masing.
Sedangkan di negara kita, masyarakatnya terbelah dalam menilai kedua negara tersebut. Banyak fans Erdogan yang memuja dan memuji negara Turki tersebut. Bahkan banyak yang mengidam-idamkan negara kita seperti Turki. Tapi fans Erdogan banyak yang mencaci-maki negara Iran yang bermadzab Syiah yang dianggap sesat dan bukan Islam. Aneh!
Tapi kedua pemimpin yang dipuja-puji dan dicaki-maki itu bisa bertemu dan ingin membendung pengaruh Amerika.
Bagi Amerika, negara mananapun yang menjalin hubungan bisnis dengan Iran, maka siap-siap menerima resiko dan konsekuensinya. Tapi Erdogan tidak mau peduli atau ditekan untuk menuruti kemauan Amerika tersebut. Malah Erdogan memanfaatkan keadaan ini untuk kepentingan negaranya. Seperti Amerika dengan terpaksa menyetujui penjualan senjata rudal Patriot untuk Turki. Yang awalnya terlarang untuk Turki.
Iran dan Turki juga bersepakat mengurangi transaksi dengan dollar, tapi dengan mata uang masing-masing kedua negara tersebut. Kedua negara juga menjalin kerjasama untuk memberantas ISIS di Suriah. Karena Turki juga punya kepentingan dengan kestabilan di wilayah Suriah.
Turki ingin menumpas milisi Kurdi yang berada di wilayah Irak,karena ingin mendirikan negara Kurdistan.Tapi disatu sisi milisi Kurdi juga dipelihara oleh Amerika.Bahkan segala persenjataan dan pelatihan dipasok oleh Amerika.Dan ini yang membuat marah Erdogan.
Untuk itu, bertemunya kedua pemimpin itu bukan hanya semata-mata hubungan dagang, tetapi juga untuk tujuan politik di kawasan Timur Tengah.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews