Di Balik Perdamaian Taliban-AS

Mullah Abdul Ghani Baradar yang mewakili taliban dalam menandantangani deal perdamaian dengan AS dua pekan lalu adalah salah satu perantaranya Khalilzad.

Selasa, 10 Maret 2020 | 09:18 WIB
0
215
Di Balik Perdamaian Taliban-AS
Zalmay Khalilzad (Foto: nbcnews.com)

Sudah dari pekan lalu pengen nulis soal ini, tapi karena Turki-Suriah sedang memanas, saya pending soal Taliban.

Kesepakatan damai antara Taliban-AS yang ditandangani dua pekan lalu di Qatar adalah kesepakatan kedua setelah kesepakatan pertama gagal tahun lalu.

Tahun lalu Donald Trump membatalkan sepihak kesepakatan damai hanya berselang beberapa hari sebelum masing-masing tim mereka dijadwalkan bertemu.

Pembatalan kesepakatan damai tahun lalu karena Taliban masih menyerang pasukan rezim afghanistan. Tentu ini hanya akal akalan Trump.

Pada dasarnya, AS sudah lelah berada di Afghanistan dan secara ekonomi mereka juga sudah rugi banyak. Tidak kurang 2T Dolar habis sejak 2001 AS menggulingkan pemerintahan Taliban.

Kesepakatan AS-Taliban lebih karena AS melihat tidak ada masa depan politik di Afghanistan tanpa melibatkan Taliban. Tapi sayangnya, AS selalu telat mengambil kesimpulan itu walaupun mereka sudah tau realitas ini.

Secara politik, Taliban mendapatkan keuntungan. Karena deal dengan AS artinya secara de facto rezim sah afghanistan saat ini hanya menunggu waktu bubar.

Artinya, ke depan yang akan memegang kendali Afghanistan kembali adalah Taliban. Meskipun dengan format yang berbeda dengan format pemerintahan Taliban dua puluh tahun lalu.

Ke depan, Pemerintahan Afghanistan akan kembali ke Taliban dengan dukungan AS. Sebuah format yang gak pernah dibayangkan orang sebelumnya.

Keputusan AS mau berdamai dengan Taliban lebih karena AS sudah tidak merasa bahwa rezim sah Afghanistan saat ini di bawah presiden Ashraf Ghani punya masa depan yang baik.

Rezim Afghanistan sejak Taliban terguling 2001 adalah rezim korup dan sangat rusak. Terutama yang mereka korupsi adalah dana untuk biaya perang AS di sana yang bernilai Triliunan. Istilahnya sambil perang minum air.

Deal AS-Taliban dua pekan lalu yang ditandatnagani oleh Negosiator Top AS keturunan Afghan Zalmay Khalilzad semakin memperkuat dugaan di atas.

Zalmay Khalilzad adalah negositaor AS untuk Afghan dan Irak di masa lalu ini adalah tokoh yang punya kontak rahasia dengan para petinggi Taliban.

Khalilzad adalah negosiatornya Bush dulu dalam masalah Afghan dan Irak, juga pernah jadi dubes AS untuk Afghanistan juga irak.

Khalilzad adalah sosok yang punya banyak relasi di afghanistan terutama dengan golongan Taliban Haqqani yang sangat berpengaruh.

Deal AS-Taliban adalah pintu gerbang menaikkan Zalmay Khalilzad sebagai presiden Afghanistan kedepan yang akan didukung Taliban.

Mullah Abdul Ghani Baradar yang mewakili taliban dalam menandantangani deal perdamaian dengan AS dua pekan lalu adalah salah satu perantaranya Khalilzad.

Dan kalau melihat tokoh tokoh Taliban yang hadir di Doha, Qatar. beberapa waktu lalu, mereka adalah tokoh tokoh taliban paling berpengaruh dari jaringan Haqqani terlebih utama.

Dan kalau kita mencerna apa yang disampaikan ketua juru bicara negosiasi taliban Sher Muhammad Abbas Kanitzai di Doha saat itu, sangat jelas deal kesepakatan ini untuk merobohkan rezim sah afghan dimasa yang akan datang yang saat ini dipimpim Ashraf Ghani.

Oleh sebab itu, Kesepkatan taliban dengan AS ini setengah diterima oleh rezim sah afghan saat ini. Khususnya pada poin wajibnya pemerintah afghan melepas tahanan politik taliban didalam penjara Ashraf Ghani.

Kesepakatan damai inipun pada intinya tetap membuat taliban pada posisi awal yaitu menolak mengakui pemerintahan sah Afghan di bawah Ghani yang mereka sebut sebagai boneka.

Yang manarik sekaligus memperkuat bukti bahwa Taliban ke depan akan berkuasa kembali dan melengserkan Ghani adalah kedekatan Taliban dengan capres rival Ghani kemarin Abdullah Abdullah.

Abdullah Abdullah adalah capres yang dikalahkan Ghani namun tidak menerima hasil pilpres dan memutuskan membuat pemerintahan sendiri.

Abdullah Abdullah adalah sosok yang sangat dekat dengan taliban dan kemarin dalam pilpres juga secara terang terangan didukung oleh taliban.

Ke depan, nampaknya rezim Afghan akan dipimpin oleh Taliban kembali di bawah orangnya AS Zalmay Khalilzad atau dipimpin wakil taliban Abdullah abdullah dengan format baru yang bisa membuat semua pihak merasa menang.

Inilah Politik.

Tengku Zulkifli Usman
Analis Politik Dunia Islam Internasional.

***