Erdogan Ingin Ambil Alih Libya dari Tangan Pemberontak

Pertempuran terus terjadi setiap hari antara pasukan Haftar dan pasukan Turki-Libya untuk tarik menarik kekuasaan.

Minggu, 8 Maret 2020 | 11:11 WIB
0
184
Erdogan Ingin Ambil Alih Libya dari Tangan Pemberontak
Erdogan dan Fayez al Sarraj (Foto: Islamic World News)

Kedubes Libya di Suriah sempat tutup beberapa tahun karena Libya konflik.

Nah setelah Qaddafi terbunuh oleh rakyat, Libya diperebutkan oleh pemberontak yang berusaha mengambil alih negara dari pemerintahan yang sah.

Pemerintahan sah Libya dibawah Presiden Fayez al Sarraj di dukung oleh PBB, disokong Turki, Italia, Qatar, Tunisia dkk.

Sedangkan Pemberontak dibawah Jenderal Khalifah Haftar didukung oleh Mesir, Arab Saudi, Emirat, Israel, Rusia, Prancis dkk.

Pertarungan di lapangan terjadi dengan tidak adil, banyak negara mendukung pemberontak karena ingin menguasai minyak Libya Jika Sarraj lengser.

Perlu diketahui bahwa Islam politik dan sayap politik IM Libya adalah salah satu penyokong rezim yang sah di atas.

Rezim sah Libya hampir saja jatuh karena terus menerus ditekan oleh kekuatan militer pemberontak yang senjatanya di supply Mesir dkk.

Karena terjepit, Rezim sah Libya meminta bantuan Turki, lalu Turki mengirim 5.000 lebih tentara ke Libya untuk membantu mempertahankan pemerintahan Sarraj.

Bukan hanya tentara, tapi Turki juga mengirim armada perang kelas berat, kapal perang, tank, drone, sampai kapal semi induk ke Libya.

Suriah adalah salah satu pendukung pemberontak libya Khalifah Haftar. Bahkan kedubes Libya di Suriah baru saja dibuka kembali setelah lama tutup, tapi kedubes ini diserahkan ke kelompok Haftar oleh Assad.

Padahal sesuai hukum internasional, kedubes Libya di Suriah legitimasinya adalah ke pemerintahan yang sah Libya dibawah Sarraj yang diakui internasional.

Kebencian Assad kepada Turki dkk yang membantu rezim sah Libya membuat Assad hilang nalar. Sejak kapan kedubes resmi negara boleh diserahkan ke pemberontak?

Karena ketidakadilan ini, Turki tersulut emosinya. Erdogan mengancam akan mengusir semua tentara bayaran asing di Libya yang terus membantu pemberontak.

Dalam statemen terbaru Erdogan pekan lalu, Erdogan mengancam akan mengambil alih Libya setiap jengkal tanahnnya dari tangan Haftar secara paksa. Berapapun harganya.

Pertempuran terus terjadi setiap hari antara pasukan Haftar dan pasukan Turki-Libya untuk tarik menarik kekuasaan.

Ketidakadilan dalam diplomasi membuat Turki mengeluarkan ancaman: kalau saja sampai akhir tahun ini diplomasi yang tidak fair terus terjadi, maka Turki akan mengirim lebih banyak tentara ke Libya untuk mengambil alih Libya secara paksa dari tangan pemberontak tanpa kompromi lagi.

***