Saya memesan tiga menu: dosa, roti canai, dan daal. Dosanya ternyata besar sekali. Dalam bentuk gulungan. Seperti kue semprong raksasa.
Jeevajothi sudah lama move on. Di kota yang jauh: Thanjavur. Jauh dari konglomerat restoran itu: Rajagopal. Yang menginginkannya jadi istri ketiga. Yang lalu membunuh suaminya --pakai uangnya.
Dari Kota Thanjavur Jeeva terus berjuang. Kota ini sekitar 400 km dari Chennai. Perlu enam jam naik mobil ke Thanjavur.
Jeeva tetap tidak mau menjadi istri ketiga Rajagopal. Dia justru menemukan sosok wanita dewa. Yang menguatkan jiwanya. Yang menghidupkan semangatnya. Yang membantunya memperkarakan pembunuh suaminya.
Padahal Jeeva hampir saja putus asa. Rajagopal terlalu kaya untuk punya perkara.
Di tangan wanita dewa itu Jeeva bisa tenang. Bisa hidup baru. Tidak ada lagi yang berani mengancamnya. Atau menyogoknya.
Jeeva pun menikah lagi. Tidak sampai lima tahun setelah suaminya dibunuh oleh bos yang baik hati itu.
Jeeva juga cepat tahu. Keesokan harinya. Bahwa perjuangan panjangnya akhirnya berhasil. Bahwa Rajagopal dijatuhi hukuman seumur hidup. Dia juga segera tahu. Bahwa hari itu juga Rajagopal meninggal dunia. Tiga minggu lalu. Yakni di hari yang sama seharusnya mulai menjalani hukuman seumur hidupnya.
Di kota jauh itu Jeeva membuka usaha jahitan. Ditambah desain baju wanita. Juga baju pengantin. Ibunya ikut tinggal di Thanjavur. Ikut mengurus usaha anaknya itu. Ayah Jeeva juga sudah meninggal dunia. Tiga tahun lalu.
Apa yang dia lakukan setelah tahu Rajagopal dihukum seumur hidup?
"Saya ingin menemui Amma," katanya. "Saya begitu ingin mencium kaki Amma. Sebagai ucapan terima kasih saya," tambahnya.
"Amma-lah yang menghidupkan jiwa saya," kata Jeeva.
Amma adalah panggilan populer untuk wanita dewa yang satu itu.
Amma adalah tokoh wanita utama di negara bagian Tamil Nadu. Sudah seperti setengah dewa.
Hidupnya tidak pernah biasa-biasa saja. Kecilnya sudah kaya. Remajanya pandai luar biasa. Dewasanya sangat ternama. Hari tuanya sangat berkuasa.
Amma adalah nama panggilan. Nama aslinya, anda sudah tahu: Jayalalithaa.
Bagaimana patung setinggi 10 kaki itu bisa hilang dalam satu malam?
Rumor pun menjalar. Tengah malam itu dibongkar. "Itu atas perintah Jayalalithaa, ketua menteri. Atas nasihat dukun".
Begitu tuduhan kepada Amma.
Amma memang juga percaya dukun. Seperti umumnya orang di sana. Patung itulah, kata dukun, yang membuat perjalanan politik Jayalalithaa jatuh bangun.
Suatu malam patung itu lenyap. Ups, ternyata disimpan di gudang kementerian pekerjaan umum.
Setelah heboh, dicarilah alasan resminya: mengganggu lalu-lintas.
Patung itu memang kontroversial. Satu segi melambangkan kemuliaan wanita Tamil. Ada juga yang bilang sebaliknya. Kannagi itu lambang kenaifan wanita Tamil.
Sosok Kannagi adalah wanita dari abad pertama. Dari kerajaan Madurai.
Kannagi wanita yang kaya raya. Tapi hatinya mulia.
Pun ketika suaminya terpikat pelacur. Meninggalkannya. Hidup bersama pelacur itu. Dengan modal harta dari dirinya.
Hebatnya -- atau naifnya -- Kannagi setia menanti. Selama 10 tahun. Sampai suaminya pulang lagi.
Menurut sang suami, hidup bersama pelacur itu susah. Harta dari istrinya pun habis.
Saat pulang itulah istrinya iba. Diberinya lagi harta. Berupa gelang kaki permata. Untuk dijual ke pedagang perhiasan. Agar suaminya kembali punya uang di kantongnya.
Si pedagang mengadu ke Raja Madurai: suami Kannagi mencuri gelang kaki milik ratu. Yang hilang itu. Padahal pedagang itulah yang sebenarnya mencuri.
Kannagi mendatangi raja. Memperjuangkan keadilan bagi suaminya. Agar tidak jadi dihukum penggal. "Itu gelang kaki saya. Gelang milik ratu itu berhias mutiara. Gelang saya berhias ruby," kata Kannagi.
Raja tetap menghukum penggal suaminya. Kannagi ngamuk. Membakar seluruh kota. Raja pun mati. Dengan penuh penyesalan.
Di patung itu Kannagi digambarkan berdiri dengan anggun. Tangan kanannya menuding. Tapi juga menggenggam gelang kaki ruby.
Pemilu berikutnya Jayalalithaa kalah. Umurnya sudah 68 tahun. Sakit pun datang. Jantungnya yang diserang. Meninggal dunia. Itu tahun 2016 --10 tahun setelah patung Kannagi dipasang lagi. Di tempatnya semula.
Jeeva pun sedih. Terutama sekarang ini. Tidak sempat membagi berita sukses hasil perjuangannya.
Tahun-tahun itu Chennai memang hanya diramaikan oleh tiga sosok wanita.
Sepanjang tahun berita media hanya berkisar di tiga wanita itu: Kannagi yang tiba-tiba hilang, Amma yang setengah dewa, dan Jeeva yang nyaris jadi istri ketiga.
Bagi Jeeva, Jayalalithaa adalah pahlawan keadilan. Tanpa Jayalalithaa pengaduannya tidak akan mendapat muara. Rajagopal terlalu berkuasa. Lewat kekayaannya.
Keluarga Jeeva pun selalu ditawari sogokan. Agar tidak terus mengadukan pembunuhan suaminya. Banyak pula yang tahu: selalu ada polisi berseragam makan di restoran Rajagopal. Tanpa harus membayar.
Tapi saya membayar. Saat makan di salah satu dari 120 restoran milik Rajagopal itu. Saya ke Saravanna Bhavan hanya ingin tahu: seperti apa masakan vegetariannya. Seperti apa hiasan dindingnya --yang di seluruh restorannya, di semua negara, harus memasang gambar tokoh Kirupanandha Variyar.
Dahlan Iskan
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews