Abdullahi menghadang di depan pintu dan meminta kepada pemburu tersebut untuk memberikan pengampunan kepada warga petani.
Tokoh agama atau ulama dari Nigeria yaitu Iman Abubakar Abdullahi (83) mendapat penghargaan dari pemerintah Amerika. Ia menerima penghargaan karena telah menyelamatkan 262 warga dari serangan suku Fulani di Negeria. Tapi, tulisan ini bukan untuk mengapresiasi penghargaan tersebut.
Seperti kita ketahui, konflik suku Fulani yang merupakan penggembala sapi dan kambing dengan petani sering terjadi. Suku Fulani mayoritas beragama Islam, sedangkan para petani mayoritas beragama kristen. Konflik dipicu sapi dan kambing sering memakan hasil pertanian milik warga yang beragama kristen. Hal-hal inilah yang memicu konflik berdarah dengan korban jiwa mencapai ribuan.
Suku Fulani hidupnya nomaden atau berpindah-pindah dengan menggembala atau angon sapi dan kambing. Sekalipun penggembala sapi dan kambing, tapi suku Fulani sering menenteng senapan AK-47.
Senjata inilah akhirnya banyak membunuh suka lain yang mayoritas beraga Kristen.
Pada 23 Juni 2018 di negara bagian Plateu, Nigeria, sekelompok suku Fulani yang mayoritas Islam menyerang di sepuluh desa yang mayoritas beraga Kristen. Korban jiwa dan rumah dibakar tidak bisa dihindarkan. Warga Kristen menjadi buruan suku Fulani.
Tapi ada tokoh agama atau ulama yang sudah berusia sepuh yaitu Imam Abubakar Abdullahi memberikan keamanan atau perlindungan kepada warga petani yang beragama Kristen tersebut.
Ketika suku Fulani memburu warga petani tersebut, Imam Abubakar Abdullahi menyembunyikan warga Kristen tersebut di dalam Masjid dan di rumahnya. Jumlahnya cukup banyak yaitu 262 warga. Bahkan Abubakar Abdullahi berani mempertaruhkan nyawanya demi melindungi warga Kristen tesebut.
Abdullahi menghadang di depan pintu dan meminta kepada pemburu tersebut untuk memberikan pengampunan kepada warga petani.
Kalau tokoh-tokoh agama seperti Imam Abubakar Abdullahi yang memberikan perlindungan kepada minoritas yang lagi terancam nyawanya, tentuk konflik yang berlatar agama bisa dicegah atau dikurangi.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews