Melansir dari Media Cirebon - Sejumlah masyarakat Desa Belawa, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat bergotong-royong untuk menata situs peninggalan jaman prasejarah yang berupa peti kubur batu yang terdapat di lokasi Desa Belawa
Diketahui, situs kubur batu di jaman era megalitik itu berada di lokasi lahan perkebunan tebu milik desa setempat. Sebelumnya, kondisi situs tersebut nampak sekali sangat tidak terawat. Beberapa papan batu juga terlihat tidak tersusun rapih dan tidak berada pada posisi sebagaimana mestinya.
"Ya kita semua lakukan gotong-royong saja. Karena kalau tidak segera untuk diperbaiki, kita sangat khawatir situs peti kubur batu ini justru akan semakin parah kondisinya," kata seorang warga Desa Belawa Cirebon.
Setelah dilakukan penataan oleh warga desa setempat, situs peti kubur batu cirebon peninggalan jaman prasejarah itu saat ini nampak kembali tersusun rapih, untuk Ke depannya, kata Yon Maryono, warga setempat bersama pemerintah desa berencana ingin membangun taman purba di lokasi Belawa tersebut.
Sebelumnya, Yon juga telah mengatakan jika situs peti kubur batu yang di wilayahnya itu pernah diteliti oleh tim dari Balai Arkeologi Jawa Barat. Penelitian ini yang dilakukan pada tahun 2013 itu yang dipimipin oleh Lutfi Yondri.
Sementara itu, dalam artikel jurnal Jejak Aktivitas Penguburan Masyarakat Megalitik di Kaki Gunung Ciremai Jawa Barat, karya Lutfi Yondri telah menjelaskan bahwa situs kubur batu yang berada di Desa Belawa, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon memiliki struktur kuburan ini yang terbuat dari papan-papan batu andesit.
Secara keseluruhan, peti kubur batu yang ada di desa belawa ini memiliki ukuran panjang sekitar 205 cm dan lebar 70 cm. Sementara untuk arah kuburan peti ini, memiliki orientasi ke arah barat dengan deviasi 25 derajat, mengarah tepat ke Gunung Ciremai.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews